Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Jebakan Finansial yang Bikin Susah Kaya, Gak Sadar Bikin Terlena!

Ilustrasi pengelolaan keuangan (pexels.com/Ahsanjaya)
Ilustrasi pengelolaan keuangan (pexels.com/Ahsanjaya)
Intinya sih...
  • Penghitungan gaib: Pengeluaran dan pemasukan hanya dihitung secara kasar, membuat keuangan stagnan.
  • Beli sekarang, bayar nanti: Kebiasaan membeli barang dengan cara mencicil tanpa pertimbangan yang matang.
  • Pengeluaran kecil, tapi menumpuk: Belanja berlebihan karena tergiur harga murah dan diskon, tanpa memperhitungkan dampaknya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu merasa bingung, rasanya kemampuan finansial gak berjalan maju, stagnan diam di tempat, bahkan malah perlahan merosok ke bawah. Makin bikin bingung lagi kalau kamu justru merasa gak ada menjalani hidup boros.

Bisa jadi, kamu masuk ke dalam jebakan finansial yang bikin kamu gak sadar, terlena larut di dalamnya. Nah, itulah yang bikin keuanganmu jadi gak bergerak naik. Sebagai bahan evaluasi, berikut adalah sederet jebakan finansial yang bisa bikin kamu susah kaya!

1. Penghitungan gaib

Ilustrasi pengelolaan keuangan (pexels.com/Defrino Maasy)
Ilustrasi pengelolaan keuangan (pexels.com/Defrino Maasy)

Apa itu penghitungan gaib? Singkatnya, dalam dunia finansial dapat diartikan pengitungan tak tertulis, hanya dibayangkan dipikiran saja. Baik dana pemasukan maupun pengeluaran, semuanya dikira-kira, segini untuk kebutuhan ini, segitu untuk kebutuhan itu.

Umumnya, penghitungan gaib ini bikin kamu merasa memperbesar pendapatan serta memperkecil pengeluaran. Misalnya saja, pemasukanmu itu Rp2,9 juta, kamu bulatkan menjadi Rp3 juta. Sebaliknya, beli bakso Rp12 ribu malah dianggap hanya keluar uang Rp10 ribu.

Gak heran dalam penghitungan imajinasimu itu terasa sudah cukup, pas antara jatah pengeluaran dengan apa yang sudah kamu belanjakan. Padahal, nyatanya tanpa sadar ada uang tambahanmu yang bukan jatah pengeluaran untuk dijadikan tambal dari dana-dana bocor terkait.

Alhasil, kamu yang gak ada pengitungan tertulis itu gak ambil susah, sisa berapa pun dananya, ya dianggap pas saja. Jika dibiarkan secara terus-menerus tentu nominalnya bikin bengkak yang berujung pada finansial yang gak kunjung berkembang, lho.

2. Beli sekarang, bayar nanti

ilustrasi penggunaan paylater (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi penggunaan paylater (pexels.com/Kaboompics.com)

Gak bisa dipungkiri, di tengah kebutuhan yang pemenuhannya serba instan ini dilengkapi dengan pembayaran yang juga instan. Sekilas, tawaran bisa beli sekarang bayar nanti ini tampak memudahkan.

Terlebih, begitu menggiurkan untuk segera memiliki barang atau merasakan jasa terkait. Apalagi, kalau kamu yang orangnya gak sabaran, ya masuklah jebakan finansial beli sekarang, bayar nanti.

Padahal, kamu punya pendapatan dengan nominal yang mampu untuk membelinya. Hanya saja, kamu gak punya rasa sabar untuk menunggu, alhasil pendapatanmu hanya habis untuk gali lubang tutup lubang lengkap dengan beban bunga yang ada.

3. Pengeluaran kecil, tapi menumpuk

ilustrasi orang belanja (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi orang belanja (pexels.com/RDNE Stock project)

Dengan dalih harganya yang ekonomis, lagi diskon, lebih terjangkau kalau beli banyak, dan sejenisnya. Akhirnya, kamu masuk ke dalam lingkaran belanja tanpa batas, kalap lantaran tergiur harga murah.

Kamu gak sadar kalau tengah terjebak, kamu akan mikir dua kali saat harga produknya mahal. Tapi, kalap sampai tiga kali belanja saat lihat harga murah. Lantas, apa bedanya? Jelas sama-sama boros.

Gak akan ada istilah hemat untuk pengeluaran kecil dengan kuantitas yang membengkak, ya. Apalagi, kalau untuk belanjaan di luar kebutuhan dengan dalih mumpung harganya murah.

Nah, itulah sederet ulasan terkait jebakan finansial yang terasa bikin nyaman, memudahkan, pun layak untuk dibeli. Padahal, nyatanya bikin siklus keuanganmu jadi gak sehat. Mulai bangun kesadaran dan perlahan perbaiki finansialmu, yuk!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us