AS–Saudi Sepakat Dirikan Kilang Tanah Jarang Strategis

- Struktur kepemilikan proyek dan tujuan pembentukan fasilitas pemrosesan.
- Investasi jangka panjang dan ekspansi fasilitas MP Materials.
- Penguatan kerja sama mineral dan dukungan analis pasar.
Jakarta, IDN Times - MP Materials, produsen unsur tanah jarang yang terintegrasi penuh di Amerika Serikat (AS), mencatat lonjakan besar pada Rabu (19/11/2025). Perusahaan itu merilis perjanjian mengikat dengan Departemen Pertahanan AS (DoD) dan Saudi Arabian Mining Company (Maaden) untuk mendirikan kilang unsur tanah jarang di Arab Saudi.
Langkah ini membuat sahamnya melesat 8,2 persen–8,61 persen hingga menutup hari di 63.55 dolar AS (setara Rp1,06 juta). Kapitalisasi pasarnya menembus hampir 11 miliar dolar AS (setara Rp183,7 triliun) dan kenaikan sejak awal 2025 mendekati 290 persen.
CEO James Litinsky memberikan tanggapan atas langkah terbaru perusahaan ini.
“Kami merasa terhormat karena pemerintah AS meminta MP untuk bermitra dalam proyek sebesar dan sepenting ini bagi Amerika dan sekutu-sekutunya,” kata James Litinsky, dikutip dari Mining.
1. Struktur kepemilikan proyek dan tujuan pembentukan fasilitas pemrosesan

Dilansir dari CNBC, dalam proyek patungan tersebut, Maaden menggenggam sedikitnya 51 persen saham, sementara MP Materials bersama Pentagon menguasai 49 persen. DoD menanggung seluruh pembiayaan porsi Amerika, sedangkan MP Materials menyumbang keahlian teknis dalam pemisahan, pemurnian, dan pemasaran unsur tanah jarang, melanjutkan nota kesepahaman yang diteken Mei 2025.
Kilang baru itu kelak mengolah bahan baku dari Arab Saudi dan berbagai negara lain untuk menghasilkan oksida unsur tanah jarang ringan maupun berat. Produksi tersebut ditujukan memenuhi kebutuhan pertahanan dan industri di AS, Arab Saudi, dan negara sekutu dengan memanfaatkan energi murah, infrastruktur modern, lokasi strategis, serta cadangan besar yang belum tergarap di kerajaan tersebut.
MP Materials menyampaikan bahwa proyek ini menjadi langkah penting untuk menata kembali rantai pasok global unsur tanah jarang. Perusahaan itu juga menyebut inisiatif ini sejalan dengan kepentingan ekonomi dan keamanan nasional AS, memperdalam hubungan kedua negara, serta memperkuat ketahanan industri tanpa ketergantungan pada sumber yang bersifat adversial.
2. Investasi jangka panjang dan ekspansi fasilitas MP Materials

Proyek di Arab Saudi ini berakar dari kemitraan publik-swasta besar yang dibentuk pertengahan tahun ketika Pentagon menyuntikkan dana 400 juta dolar AS (setara Rp6,68 triliun) melalui akuisisi saham preferen, mengambil porsi ekuitas, menetapkan harga dasar, dan menandatangani perjanjian pembelian jangka panjang. Di saat yang sama, MP Materials berkomitmen menanamkan hingga 1 miliar dolar AS (setara Rp16,7 triliun) untuk memperluas kapasitas pemurnian dan produksi magnet di AS, termasuk pembangunan pabrik magnet kedua dan peningkatan pemisahan unsur tanah jarang berat di Mountain Pass, California.
Saat ini MP Materials mengoperasikan satu-satunya tambang dan fasilitas pengolahan unsur tanah jarang aktif di AS di Mountain Pass, ditambah fasilitas produksi magnet di Texas. Perusahaan juga tengah mengevaluasi peluang pendirian fasilitas produksi magnet langsung di Arab Saudi.
3. Penguatan kerja sama mineral dan dukungan analis pasar

Pengumuman proyek tersebut dirilis bersamaan dengan penandatanganan Kerangka Kerja Mineral Kritis AS–Arab Saudi yang dilakukan saat Putra Mahkota Mohammed bin Salman berkunjung ke Gedung Putih, termasuk komitmen investasi senilai 1 triliun dolar AS (setara Rp16.740 triliun) di AS.
CEO Maaden, Bob Wilt, menggambarkan kesepakatan ini sebagai langkah maju besar bagi perusahaan dan sektor mineral kerajaan.
“Saya bangga dengan peran yang dimainkan Maaden sebagai juara pertambangan nasional Arab Saudi, dan melalui ambisi pertumbuhan kami yang besar, kami akan terus mengembangkan sektor strategis ini sebagai pilar integral ekonomi Kerajaan,” katanya, dikutip dari Al Arabiya.
Sehari sebelum pengumuman tersebut, Goldman Sachs mulai meliput MP Materials dengan menetapkan target harga 77 dolar AS (setara Rp1,28 juta) atau potensi kenaikan sekitar 32 persen dari harga penutupan awal pekan. Lembaga itu menilai perluasan pemurnian dan produksi magnet yang sepenuhnya didukung pemerintah AS menjadi keunggulan strategis utama perusahaan.


















