Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251103-WA0006.jpg
Bank Jakarta berhasil mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III tahun 2025. (Dok. Bank Jakarta)

Intinya sih...

  • Bank Jakarta mencatat kinerja positif hingga triwulan III 2025.

  • Bank Jakarta fokus pada struktur pendanaan dan penyaluran kredit yang solid.

  • Bank Jakarta berkomitmen kuat seluruh insan Bank Jakarta, strategi penguatan fundamental, dan berbagai inisiatif efisiensi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bank Jakarta berhasil mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III tahun 2025. Total aset Bank Jakarta tercatat sebesar Rp90,72 triliun, tumbuh 12,37% secara  tahunan (YoY) dibandingkan posisi triwulan III 2024 sebesar Rp80,74 triliun. 

Pertumbuhan aset tersebut didukung peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp74,23 triliun, tumbuh 16,90% (YoY) dari Rp63,50 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

1. Bank Jakarta fokus memperkuat struktur pendanaan

Bank Jakarta berhasil mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III tahun 2025 (Dok. Bank Jakarta)

Di tengah kompetisi penghimpunan dana yang masih ketat, Bank Jakarta  fokus memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah (CASA). Hasilnya,  rasio CASA tumbuh signifikan sebesar 59,85% (YoY), menjadi fondasi penting bagi efisiensi biaya dana dan stabilitas likuiditas dalam mendukung ekspansi pembiayaan yang  berkelanjutan. 

Pada sisi pembiayaan, penyaluran kredit dan pembiayaan Bank Jakarta tumbuh solid,  terutama pada segmen UMKM yang meningkat 16,14% (YoY) menjadi Rp6,62 triliun dari  Rp5,70 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencerminkan  peran aktif Bank Jakarta dalam mendukung produktivitas ekonomi daerah melalui penyaluran  pembiayaan yang inklusif dan berdampak luas. 

Bank Jakarta terus memperkuat kolaborasi dengan pelaku usaha, terutama UMKM di berbagai  sektor produktif, melalui pengembangan produk kredit yang lebih fleksibel dalam tenor, suku  bunga, dan skema pembayaran sesuai kebutuhan pelaku usaha. 

2. Hasil dari komitmen kuat seluruh insan Bank Jakarta

Bank Jakarta berhasil mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III tahun 2025. (Dok. Bank Jakarta)

Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyampaikan, kinerja positif ini merupakan hasil dari komitmen kuat seluruh insan Bank Jakarta untuk  tumbuh sebagai Bank Pembangunan Daerah yang kuat, sehat, dan berkelas nasional. 

“Kami  terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan seluruh ekosistem  ekonomi kota untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tutur Agus. 

Sementara itu, Direktur Keuangan & Strategi Bank Jakarta, Basaria Martha Juliana,  menambahkan, perseroan secara konsisten menjalankan strategi penguatan fundamental melalui  pengelolaan risiko yang prudent, transformasi proses bisnis, dan optimalisasi teknologi digital  untuk mendukung akselerasi bisnis yang sehat dan berdaya saing.

3. Bank Jakarta terus menjalankan berbagai inisiatif

Ilustrasi Bank. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dari sisi efisiensi, Bank Jakarta terus menjalankan berbagai inisiatif pengelolaan biaya bunga  secara optimal, antara lain melalui peningkatan porsi CASA dan penyesuaian suku bunga  deposito korporasi. Langkah ini berhasil menurunkan beban bunga sebesar 7,77% hingga  September 2025. 

Selain itu, pengelolaan operasional expenditure (OPEX) juga terus dioptimalkan melalui  efisiensi proses bisnis, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan penyelarasan struktur biaya dengan prioritas strategis perusahaan. Upaya ini memperkuat efektivitas operasional  sekaligus menjaga ruang untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. 

Dengan capaian tersebut, hingga triwulan III 2025 Bank Jakarta membukukan laba bersih  sebesar Rp520,81 miliar, tumbuh 1,46% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun  sebelumnya sebesar Rp513,23 miliar. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh pendapatan  bunga bersih yang naik 6,35% (YoY) dari Rp2,03 triliun menjadi Rp2,16 triliun pada triwulan III  2025. (WEB)

Editorial Team