Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BNI Gak Mau Lepas Saham di BSI Terlalu Banyak, Dirut: 5 Persen Cukup

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Royke Tumilaar. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Royke Tumilaar. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Royke Tumilaar, mengatakan pihaknya tak akan melepas saham atau divestasi di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI dalam jumlah besar.

BNI sendiri mengantongi 23,24 persen saham di BSI. Menurut Royke, kemungkinan pihaknya hanya melepas sekitar 5 persen saham di BSI.

“Ya kalau kita sih mungkin sementara tidak besarlah. Mungkin sekitar 5 persen cukuplah,” kata Royke saat ditemui di Jakarta, Senin (15/1/2024).

1. BNI tak mau terburu-buru lepas saham di BSI

Bank Syariah Indonesia (IDN Times/Umi Kalsum)
Bank Syariah Indonesia (IDN Times/Umi Kalsum)

Royke juga mengatakan, pelaksanaan divestasi tak akan terburu-buru. Bahkan, BNI masih berencana untuk menahan aksi korporasi tersebut. Sebab, BNI melihat kinerja BSI sangat baik, sehingga memberikan dampak positif bagi BNI yang mengantongi saham di bank syariah terbesar itu.

“Ya belum lah, kalau bisa ditahan, tahan dulu saja. Ya kita memang tadinya kalau ada investor yang akan masuk, ingin ambil. Tapi kan kalau kita lihat BSI bisnisnya bagus, harusnya kita bertahan saja,” ujar Royke.

2. Perolehan dana dari divestasi akan dialokasikan buat suntik anak usaha

Menara BNI. (dok. bni.co.id)
Menara BNI. (dok. bni.co.id)

Royke mengatakan, rencananya saat divestasi rampung, dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk menyuntikkan modal ke anak usaha BNI.

Namun, dia menekankan kebutuhan dana untuk pertumbuhan non-organik bisnis BNI juga bisa berasal dari skema lainnya, tak hanya divestasi.

“Kalau BSI belum bisa dapat investor, ya kita jalan, kita punya sumber funding juga. Divestasi jalan, kita unorganic juga berpikir, yang organik juga harus tetap jalan. Kan masalah timing saja, kalau ada peluang ya kita ambil, gak mesti nunggu BSI. Tapi kalau ada BSI, mungkin akan mendorong kita lebih cepat,” tutur dia.

3. BRI juga mau divestasi saham BSI

Diskusi Ngopi BUMN di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (26/10/2023). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Diskusi Ngopi BUMN di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (26/10/2023). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Selain BNI, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI juga berencana melepas saham di BSI.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan BRI juga tak terburu-buru melakukan divestasi tersebut. Divestasi saham BRI di BSI merupakan langkah optimalisasi portofolio investasi BRI.

Sunarso mengatakan, porsi saham BRI di BSI hanya 15,38 persen, lebih kecil dari Bank Mandiri yang mencapai 51,47 persen.

Kecilnya porsi saham yang dikantongi BRI membuat aset BSI tak terkonsolidasi dengan BRI. Sehingga, BRI hanya menerima laba dari bank syariah terbesar di Indonesia itu.

“15 persen itu bukan dihitung sebagai konsolidasi, konsolidasinya ke Mandiri. Tapi kita bisa mendapatkan peningkatan penyertaan kita dari laba yang di-generate oleh BSI,” kata Sunarso dalam acara Ngopi BUMN di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Oleh sebab itu, BRI akan memaksimalkan investasinya pada portofolio yang bisa mendongkrak aset perusahaan.

Di sisi lain, BRI sudah terkonsolidasi dengan PT Pegadaian (Persero) melalui Holding Ultra Mikro. Pegadaian sendiri memiliki prinsip bisnis yang sama dengan perbankan syariah. Sehingga, BRI merasa cukup dengan portofolionya di Pegadaian.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us