BNI Xpora Dampingi UKM Keripik Pisang Tembus Pasar Internasional

- BNI melalui program Xpora memberikan pendampingan kepada UMKM untuk meningkatkan bisnis dan membuka lapangan kerja.
Jakarta, IDN Times - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) melalui program Xpora memberikan pendampingan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk meningkatkan skala bisnisnya dan membuka lapangan kerja. Keripik Pisang Bananania adalah salah satu UKM yang berhasil dipertemukan dengan pembeli di luar negeri lewat program BNI Xpora.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, pendampingan BNI kepada pelaku UKM melalui Xpora dilakukan melalui berbagai aktivitas pelatihan, baik secara langsung maupun daring di sejumlah daerah di Indonesia.
1. BNI beri pelatihan ke UKM

BNI mencatat, peserta advisory program Xpora pada 2024 sebanyak 11.646 dengan jumlah business matching sebanyak 497 dari tahun sebelumnya 376 kegiatan. UMKM yang menjadi peserta event dan business matching meningkat dari 180 pada 2023 menjadi 302 akhir tahun lalu.
"BNI terus berupaya menjalankan peran sebagai Agent of Development dan mendukung UMKM naik kelas, membuka lapangan kerja hingga bisa memperluas jaringan dan menembus pasar global," kata Okki, Kamis (13/2/2025).
Berdasarkan data Kemenkop, UMKM berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja.
Kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional Indonesia mencapai sekitar 15,7 persen dari total ekspor. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor sekitar 9 persen dalam lima tahun mendatang.
2. BNI berkomitmen dorong UKM go ekspor

Okki menjelaskan, keberhasilian BNI dalam mendukung UKM meraih pasar global merupakan kontribusi nyata perseroan untuk meningkatkan ekspor.
Di sisi lain, hingga akhir Desember 2024, BNI telah menyalurkan kredit senilai Rp33,6 triliun kepada 18.432 debitur UMKM yang memiliki potensi ekspor. Sementara itu, nilai transaksi perdagangan yang didukung oleh program ini telah mencapai Rp108,04 triliun.
Lebih lanjut, ia menjelaskan salah satu UKM yang menjalankan usaha pengolahan pangan yakni Keripik Pisang Bananania di Yogyakarta. Bananania saat ini mempekerjakan 10 orang pegawai tetap dan banyak pekerja harian lainnya.
Pemilik Bananania Sofyani Mirah mengungkapkan, sebagai mantan karyawan swasta, dirinya tidak punya latar belakang pengalaman berbisnis. Namun, sejak 2019 dia memulai usaha keripik pisang karena bisa lebih awet dan berpotensi untuk diekspor.
"Setelah setahun menjalankan bisnis keripik pisang Bananania, saya kemudian mendaftarkan merek dagang dan dinyatakan lolos Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) pada 2019,” katanya.
3. Bananania berhasil di ekspor ke Mesir hingga Kanada

Ia menjelaskan, saat ini produk-produk Bananania telah berhasil di ekspor ke berbagai negara mulai dari Mesir, Australia, Malaysia, Filipina, Korea Selatan hingga Kanada. Produk-produk Bananania pertama kali diajak BNI Xpora untuk ikut dalam pameran produk ke Hong Kong pada tahun 2022.
Pada Oktober 2024, Bananania mendapatkan business matching hingga menandatangi perjanjian dengan buyer dari Kanada berkat BNI Xpora.
"UKM itu kan didorong ekspor ke luar negeri. Karena pasar global sangat terbuka. Contohnya saya kalau tidak difasilitasi BNI Xpora kadang-kadang nggak ngerti gimana dapat buyer," tutur dia.
Tidak hanya membantu meraih pasar internasional, menurut Sofyani, BNI juga turut berperan sehingga produk Bananania bisa dijumpai di kereta api wilayah Jawa dan Sumatra.
"Kami dibantu BNI Xpora untuk masuk ke KAI Service. Produk kami bisa ditemukan di atas kereta penumpang KAI Sumatera dan Jawa," ucapnya.