Daftar 10 Orang Terkaya Singapura versi Forbes, Ada Siapa Saja?

Dengan kekayaan bersih sebesar 16 miliar dolar AS, Eduardo Saverin berhasil menduduki puncak pertama orang terkaya di Singapura dari Forbes. Sebenarnya, Eduardo pernah tinggal di Amerika. Namun, pada 2009 ia pindah ke Singapura dan melepaskan kewarganegaraannya pada 2012.

Mungkin beberapa di antara kamu sudah tidak asing dengan nama Eduardo Saverin. Yup, dia adalah salah satu pencetus Facebook yang didirikan bersama teman sekolahnya, Mark Zuckerberg. Meskipun ia masih memiliki saham di Meta Platforms, fokus utama pria kelahiran Brasil ini sekarang adalah pada dana modal ventura B Capital, yang dibuatnya pada 2016.

Robert dan Philip Ng adalah orang terkaya di Singapura berikutnya yang memiliki bisnis properti swasta terbesar di negara kota tersebut. Robert dan Philip Ng juga memimpin organisasi bernama ‘the Far East Organization’ yang didirikan oleh ayah mereka Ng Teng Fong. 

Ayah mereka Ng Teng Fong juga membangun faksi keluarga Hong Kong dan berdagang di bawah bursa saham Hong Kong sebagai Sino Land Co Ltd. Kedua kakak beradik ini memiliki kekayaan kurang lebih sebesar 14,8 miliar dolar AS di antara mereka berdua.

Menjalani bisnis di bidang kesehatan, Li Xiting merupakan pria kelahiran Suzhou, China, yang menjadi orang terkaya di Singapura dengan kekayaannya mencapai 14 miliar dolar AS. Salah satu sumber kekayaan utama Li Xiting berasal dari Mindray Bio-Medical Electronics yang berkantor pusat di Shenzhen, China. 

Pria kelahiran 1951 ini menjalani bisnis kesehatan dengan fokus utama produk perusahaannya yaitu peralatan ultrasound dan defibrilator, hingga sistem medis hewan.

Kamu tau brand cat tembok Nippon Paint? Betul, sejak 1962 Goh Cheng Liang merupakan distributor utamanya yang menjadi orang terkaya di Singapura, lho. Awalnya pria kelahiran asli Singapura ini memang hanya menjadi distributor utama Nippon Paint, namun pada 2020, putranya Goh Hup Jin membantu menyelesaikan kesepakatan yang membuat Wuthelam Holdings (perusahaan Goh Cheng) mengambil alih Nippon Paint secara resmi.

Sebelumnya ia mendirikan toko cat pertamanya di Singapura pada 1955. Seiring berjalannya waktu, Goh menciptakan perusahaan yang berjalan di bidang cat dan pengembangan properti bernama Wuthelam Holdings. Goh berhasil mengembangkan perusahaan dari pabrik cat kecil menjadi bermitra dengan Nippon Paints Holdings, produsen cat terbesar keempat di dunia dengan kekayaan bersihnya mencapai 12,3 miliar dolar AS.

Menjalani bisnis properti keluarga, Kwek Leng Beng family adalah keluarga yang menjadi orang terkaya di Singapura dengan penghasilannya mencapai miliaran dolar. Fokus utama bisnis keluarga ini ada pada Grup Hong Leong dengan posisi Kwek Leng Beng sebagai ketua eksekutif konglomerat properti Global City Developments. 

Jika dijumlahkan, total kekayaan bersih pria kelahiran 1941 ini mencapai 11 miliar dolar AS, yang mana sebagian besar penghasilannya berasal dari kepemilikan mereka di bisnis properti terkemuka ini.

Dengan kekayaan bersih bersama sebesar 9,7 miliar dolar AS, pasangan suami-istri asal Tiongkok ini merupakan orang terkaya di Singapura yang menjalani bisnis utama di bidang makanan. Zhang Yong dan Shu Ping adalah dalang di balik jaringan hotpot pedas ala Sichuan yang terkenal, yakni Haidilao. 

Bisnis ini memiliki sekitar 1.500 lokasi di Tiongkok, termasuk Amerika Utara, dan berbagai wilayah Asia lainnya. Selain itu, Haidilao juga sudah terdaftar secara resmi di Hong Kong pada 2022.

Selain Kwek Leng Beng, orang terkaya di Singapura lainnya yang menjalani bisnis keluarga adalah Khoo family. Keluarga Khoo membangun kekayaannya berdasarkan fondasi yang dibangun oleh investor dan bankir Standard Chartered Bank, Khoo Teck Puat. 

Hingga saat ini, Khoo family memiliki saham di Goodwood Group of Hotels dengan Mavis Khoo-Oei sebagai Ibu dalam keluarga ini yang memimpin grup hotel. Namun, keluarga ini memperoleh sebagian besar kekayaan mereka sebesar 8,5 miliar dolar AS–tepatnya 4 miliar dolar AS–dari penjualan saham mereka di Standard Chartered Bank pada 2006. Keluarga Khoo juga banyak terlibat dalam kegiatan filantropi dan mendirikan Rumah Sakit Khoo Teck Puat pada 2010, mengutip SCMP.

Beralih ke sektor keuangan dan investasi, Wee Cho Yaw adalah orang terkaya di singapura yang memiliki rekening bank sebesar 7,1 miliar dolar AS. Dia adalah mantan CEO dan sekarang menjadi ketua emeritus United Overseas Bank yang sebelumnya bernama United Chinese Bank.

United Overseas Bank didirikan bersama dengan ayahnya, yaitu Wee Khiang Cheng pada 1935. UOB saat ini berhasil menduduki posisi bank terbesar ketiga di Singapura.

Menjalani bisnis di bidang teknologi dengan kekayaan bersihnya mencapai US$6,5 miliar, Leo Koguan merupakan Co-Founder SHI International Corp yang dijalankan bersama dengan mantan istrinya, Thai Lee. 

Posisi Thai Lee dalam Shi International Corp adalah sebagai CEO. Perusahaan penyedia TI ini bernilai hingga 14 miliar dolar AS. Koguan juga dikatakan sebagai salah satu investor saham Tesla terbesar di dunia.

Dari 10 daftar orang terkaya di Singapura, empat di antaranya meraup kekayaan yang berasal dari bidang properti, termasuk Kwee brothers. Dengan kekayaan bersih sebesar 6,3 miliar dolar AS, empat bersaudara Kwee Liong Keng, Kwee Liong Tek, Kwee Liong Seen, dan Kwee Liong Phing ini secara pribadi menjalani Pontiac Land Group. 

Perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan sejumlah hotel mewah, termasuk jaringan Hotel Cappella ini mereka akuisisi pada 2017. Menariknya, kakak beradik ini juga dikatakan senang mengoleksi karya seni, lho. 

Itulah beberapa daftar orang terkaya di Singapura dengan kekayaannya berasal dari menjalani bisnis di berbagai bidang, mulai dari properti, IT, hotel, bank, Facebook, hingga kesehatan. Sama seperti para pebisnis lainnya, tentunya mereka pasti pernah merasakan pasang surut saat membangun dan menjalani bisnis di bidangnya masing-masing, hingga berhasil mencapai kesuksesannya yang sekarang. 

Jika kamu tertarik dengan ulasan kali ini dan ingin mendapatkan informasi seputar bisnis dan berbagai topik menarik lainnya, nantikan terus hanya di IDN Times, ya. 

Penulis: Muti'ah Nur Rahmah