Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Keuangan Syariah kian Diminati Gen Z, Tapi Masih Minim Pemahaman (IMGR)

Ilustrasi keuangan syariah. Shutterstock/kenary820
Ilustrasi keuangan syariah. Shutterstock/kenary820
Intinya sih...
  • Anak muda tertarik pada keuangan syariah, namun pemahaman masih rendah.
  • Keuangan Syariah bukan konversi agama, tapi keyakinan pada etika dan keadilan.
  • Disiplin finansial meningkat melalui tabungan berbasis agama dan fitur digital di BSI.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Keuangan bukan lagi soal kekayaan, melainkan nilai. Hal ini yang menjadi pemikiran Generasi Milenial dan Gen Z masa kini. Mereka memikirkan bagaimana uang berperan dalam kehidupan saat ini.

Bagi milenial dan gen z, uang bukan hanya sebagai alat transaksi saja. Mereka mulai melihat uang sebagai cermin nilai hidup, identitas, dan tujuan jangka panjang. Ekspekstasi kaum muda pada lembaga keuangan pun terus berkembang saat ini.

Dikutip dari Indonesia Millennial and Gen Z Report 2026, diketahui bahwa produk dari lembaga keuangan tidak hanya harus berfungsi, tapi juga mencerminkan nilai-nilai. “Kematangan finansial bukan tentang seberapa banyak yang Anda miliki, melainkan tentang seberapa baik uang Anda mencerminkan nilai-nilai hidup Anda,” ucap Astri Yunfia, Group Head Digital Banking Retail, Bank Syariah Indonesia (BSI).

Fenomena ini terlihat dari meningkatnya minat anak muda terhadap produk keuangan yang selaras dengan etika, transparansi, dan keberlanjutan. Salah satu contohnya adalah keuangan syariah yang dinilai tidak hanya sebagai bentuk kepatuhan agam, tetapi juga sebagai sistem yang memberi kepastian moral.

1. Minat yang tinggi dengan pemahaman yang masih rendah

Ilustrasi keuangan syariah/ Shutterstock/imrankadir
Ilustrasi keuangan syariah/ Shutterstock/imrankadir

Meskipun anak muda saat ini mulai melirik ekonomi atau keuangan syariah, namun ada jurang besar antara minat dan pemahaman. Survei Indonesia Millenial and Gen Z Report menunjukkan, 65 persen anak muda tertarik pada keuangan syariah. Sayangnya, hanya 39 persen yang benar-benar memahami cara kerjanya.

Kondisi ini menandakan perlunya edukasi yang lebih mudah diakses oleh mereka. Kesenjangan antara minat dan pemahaman ini mencerminkan tren yang lebih luas.

Jika dilihat, tujuan jangka panjang generasi ini melirik keuangan syariah yakni untuk umrah dan haji. Keduanya merupakan tujuan yang memiliki struktur motivasi yang mendorong disiplin, penetapan tujuan, dan kepuasan tertunda. Tujuan tersebut dapat membantu para kaum muda beralih dari keyakinan abstrak ke perencanaan konkret yang menciptakan rasa kepuasan emosional dan finansial.

"Tujuan berbasis agama seperti umrah atau haji membutuhkan niat dan disiplin. Ketika anak muda berkomitmen pada rencana jangka panjang ini, mereka mulai mempraktikkan tabungan terstruktur, lindung nilai mata uang, dan batasan keuangan yang lebih jelas—semuanya yang meningkatkan kesehatan keuangan mereka secara keseluruhan," jelas Prita Ghozie, Perencana Keuangan & CEO Zapfinance.

Meski demikian, walaupun keuangan yang berorientasi pada tujuan menarik bagi generasi muda, banyak yang masih merasa kurang siap untuk menavigasi sistem yang menawarkannya. Lembaga keuangan harus menjembatani kesenjangan ini melalui konten, konteks, dan komunitas—menjadikan keuangan tidak hanya inklusif tetapi juga intuitif.

2. Keuangan syariah bukan konversi agama, tapi keyakinan pada etika

IMG_6364.jpeg
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi meluncurkan kartu debit dan program Tabungan Haji berhadiah umrah. (IDN Times/Vadhia LIdyana)

Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi garda terdepan dalam gerakan ini. Alih-alih memasarkan perbankan syariah sebagai sesuatu yang eksklusif atau religius, BSI memposisikannya sebagai model universal keuangan etis. Tanpa investasi spekulatif, pembagian untung-rugi dan transparansi penuh, fondasi BSI menjadi selaras dengan pola pikir konsumen muda yang berorientasi keadilan.

“Syariah bukan tentang konversi, melainkan tentang kontrak. Keuangan Syariah bukan hanya tentang konversi agama, sebagian besar tentang keyakinan etika," ucap Astri.

Ia menambahkan, pada intinya, Keuangan Syariah menawarkan sistem berbasis kontrak yang dibangun di atas transparansi, keadilan, dan tanggung jawab bersama. Ini adalah model berbasis nilai yang dirancang bukan untuk mengecualikan, melainkan untuk memberdayakan siapa pun yang mencari kejelasan dan kepercayaan dalam cara pengelolaan uang generasi muda ini.

Dan pendekatan ini berhasil. Tercatat per Maret 2025, 12,48 persen nasabah BSI beragama non-Muslim. Hal ini bisa terjadi karena didorong transparansi dan keadilan model tersebut.

3. Disiplin dalam finansial

Ilustrasi tabungan dan pengeluaran (pexel.com/Kaboompics.com)
Ilustrasi tabungan dan pengeluaran (pexel.com/Kaboompics.com)

"Tujuan berbasis agama seperti umrah atau haji membutuhkan niat dan disiplin. Ketika anak muda berkomitmen pada rencana jangka panjang ini, mereka mulai mempraktikkan tabungan terstruktur, lindung nilai mata uang, dan batasan keuangan yang lebih jelas—semuanya yang meningkatkan kesehatan keuangan mereka secara keseluruhan," lanjut Astri.

Karenanya, ada beberapa fitur-fitur digital di BSI, seperti Tabungan Haji dan aplikasi BYOND Life yang menjadi incaran para milennials dan gen z. Keduanya menjadi tabungan spiritual lebih mudah.

Lewat aplikasi ini, pengguna dapat melacak perkembangan tabungan, merencanakan umrah, dan bahkan mengamankan slot haji, semuanya secara digital. Hal ini memberikan aspirasi spiritual jangka panjang sebuah struktur modern.

BSI mencatat, pada Maret 2025, 88,54 persen rekening tabungan haji baru dibuka secara digital. Hal ini menunjukkan bagaimana 'iman dan teknologi' dapat bekerja sama secara beriringan.

4. Hasil riset Indonesia Millennial and Gen Z Report

logo IDN App (apps.apple.com)
logo IDN App (apps.apple.com)

Indonesia Millennial and Gen Z Report 2026 diluncurkan dalam Indonesia Summit 2025 yang digelar di The Tribrata, Hotel & Convention Center Dharmawangsa Jakarta Selatan pada 27-28 Agustus 2025.

Indonesia Summit 2025, khususnya sesi Visionary Leaders, merupakan sebuah konferensi independen yang diselenggarakan IDN Times untuk dan melibatkan Generasi Millennial dan Gen Z di Tanah Air.

Indonesia Summit 2025 mengusung tema "Thriving Beyond Turbulence, Celebrating 80's Years Independence", bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh Nusantara. Acara ini memiliki tiga event pillars, yaitu conference, festival, community activity, dan akan dihadiri 5.000 Millennial dan Gen Z.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us