4 Pertimbangan Keuangan sebelum Memutuskan Berutang

- Evaluasi tujuan utang: konsumtif atau produktif
- Pastikan rasio utang terhadap pendapatan tidak melebihi 30%
- Perhatikan bunga, biaya tambahan, dan jangka waktu pinjaman
Berutang bisa menjadi solusi keuangan yang sah dan membawa bermanfaat apabila digunakan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, keputusan untuk berutang tidak boleh dilakukan secara impulsif, sebab bisa membawa dampak jangka panjang terhadap kondisi finansial seseorang.
Sebelum meminjam uang tentunya penting untuk mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai aspek secara matang, entah itu dari kemampuan membayar, tujuan berutang, hingga kondisi ekonomi pribadi secara keseluruhan. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa pertimbangan keuangan berikut ini sebelum memutuskan untuk berutang agar tidak sampai menyulitkan keuanganmu di masa depan.
1. Evaluasi kebutuhan utang tersebut

Langkah pertama sebelum berutang adalah dengan menilai apakah memang kebutuhan utang tersebut bersifat konsumtif atau justru dianggap produktif. Biasanya utang konsumtif mencakup pada kebutuhan belanja atau liburan, sementara utang produktif berkaitan dengan modal usaha atau pendidikan. Utang yang bersikap produktif pada umumnya bisa lebih diterima karena berpotensi memberikan pengembalian jangka panjang.
Jika tujuan utang hanya untuk memuaskan gaya hidup atau kebutuhan sementara, maka sebaiknya ditunda saja hingga memiliki dana sendiri. Setidaknya dengan memilah tujuan utang, maka kamu pun akan terhindar dari beban cicilan yang tidak membawa manfaat nyata di kemudian hari.
2. Pastikan kemampuan membayar cicilan konsisten

Sebelum mengambil utang semestinya kamu dapat menghitung terlebih dahulu total pendapatan bulanan dan coba bandingkan dengan semua pengeluaran rutin, termasuk cicilan yang sedang berjalan saat ini. Pastikan bahwa memang rasio utang terhadap pendapatan tidak melebihi 30 persen agar nantinya kondisi keuangan tetap terjaga dengan baik.
Memaksakan diri untuk mengambil cicilan yang terlalu besar tentu akan mengganggu alokasi dana untuk keperluan pokok lainnya. Kemampuan membayar bukan hanya soal bisa mencicil sekali dua kali, namun juga terkait pada konsistensi pembayaran hingga utang tersebut nantinya lunas tanpa keterlambatan.
3. Perhatikan bunga, biaya tambahan, dan jangka waktu

Setiap pinjaman memiliki struktur biaya yang berbeda-beda, mulai dari bunga tetap atau mengambang, biaya administrasi, hingga denda keterlambatan yang bisa dikenakan. Jangan hanya tergiur dengan cicilan ringan di awal, namun kamu juga harus memahami dan membaca terkait semua ketentuan dalam perjanjian kredit.
Semakin panjang tenor pinjaman, maka biasanya total bunga yang dibayarkan juga akan semakin besar. Coba pertimbangkan dengan cermat apakah memang jangka waktu dan total biaya pinjaman masih dinilai masuk akal dan sesuai dengan kemampuan membayarmu, sehingga tidak sampai menyulitkanmu di kemudian hari.
4. Pahami risiko dan siapkan dana darurat

Berutang berarti mengambil komitmen jangka panjang yang mengikat secara hukum dan jika hal ini tidak disertai dengan perencanaan, maka bisa menjadi beban berat ketika kondisi keuangan berubah. Oleh sebab itu, penting agar selalu memiliki dana darurat minimal 3 sampai dengan 6 bulan pengeluaran rutin sebagai antisipasi.
Dana darurat dapat digunakan untuk melunasi cicilan sementara jika tiba-tiba kehilangan penghasilan atau pun harus menghadapi berbagai kondisi darurat. Dengan mempersiapkan perlindungan finansial yang memadai, maka kamu dapat menghadapi risiko utang dengan lebih tenang dan juga tidak mudah panik ketika terjadi hal-hal yang tidak terduga.
Berutang bukan hal yang tabu, namun harus dilakukan dengan penuh pertimbangan agar tidak sampai menjadi beban yang menjerat di kemudian hari. Keputusan keuangan yang bijak selalu diawali dengan perencanaan yang matang dan juga pemahaman yang baik terkait kemampuan membayar ke depannya. Ingatlah bahwa utang semestinya menjadi alat bantu keuangan, bukan sebagai sumber masalah finansial!