Realisasi Kredit Dana Pemerintah di Bank Mandiri Tembus Rp40,7 Triliun

- Penempatan dana pemerintah berhasil perkuat likuiditas di Bank Mandiri.
- Kredit Bank Mandiri tumbuh 11,6 persen.
- Berencana tambah penempatan dana di Bank Mandiri.
Jakarta, IDN Times – Bank Mandiri mencatat, hingga 30 September 2025, realisasi penyaluran kredit dari penempatan dana pemerintah telah mencapai 74 persen dari total alokasi Rp55 triliun, atau setara Rp40,7 triliun. Penyaluran dana difokuskan pada segmen UMKM dan industri padat karya, serta sektor strategis lainnya seperti perkebunan dan ketahanan pangan.
“Selain itu, dana ini juga digunakan untuk hilirisasi sumber daya alam dan energi terbarukan, layanan kesehatan, manufaktur, dan kawasan industri,” ujar Direktur Commercial Banking Bank Mandiri, Totok Priyambodo, dalam Paparan Publik Laporan Keuangan Kuartal III 2025 Bank Mandiri yang digelar secara daring, Senin (27/10/2025).
1. Penempatan dana pemerintah berhasil perkuat likuiditas di Bank Mandiri

Totok Priyambodo menjelaskan penempatan dana pemerintah oleh Bank Mandiri berperan penting dalam memperkuat struktur likuiditas dan menjaga biaya dana (cost of fund) tetap efisien. Menurutnya, pendanaan dari pemerintah memiliki tingkat bunga yang relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata pasar, sehingga memungkinkan bank untuk memperluas pembiayaan tanpa menekan margin keuntungan.
Terkait potensi tambahan penempatan dana, Totok menuturkan Bank Mandiri akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan agar kontribusi perseroan terhadap perekonomian nasional semakin optimal. Langkah ini sekaligus menjaga ruang bagi ekspansi usaha yang berkelanjutan.
2. Kredit Bank Mandiri tumbuh 11,6 persen

Bila dirinci, hingga September 2025, kredit Bank Mandiri secara bank only tercatat mencapai Rp1.384 triliun atau tumbuh 11,6 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja tersebut menunjukkan konsistensi Bank Mandiri dalam menjalankan fungsi intermediasi di tengah dinamika ekonomi yang terus berkembang.
Ke depan, Totok menegaskan Bank Mandiri akan menjaga momentum pertumbuhan kredit agar tetap di atas rata-rata industri dengan menerapkan prinsip kehati-hatian.
"Strategi ekspansi kredit diarahkan pada pembiayaan berbasis ekosistem dan sektor-sektor prospektif seperti pemerintahan, perkebunan, infrastruktur, energi, serta UMKM yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional," ucapnya.
3. Berencana tambah penempatan dana di Bank Mandiri

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan rencana akan menambah penempatan dana di Bank Mandiri. Rencana ini muncul setelah dana sebesar Rp55 triliun yang ditempatkan pada September lalu hampir terserap semua.
"Tadi saya ketemu orang Danantara, sepertinya Bank Mandiri akan meminta tambah lagi karena uangnya (Rp55 triliun) sudah habis," kata Purbaya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Menurut Purbaya, perkembangan ini menunjukkan penyaluran dana pemerintah ke perbankan berjalan efektif. Ia menyebut, pemerintah siap menyalurkan tambahan dana jika dibutuhkan, dengan harapan kebijakan ini dapat mempercepat pertumbuhan kredit dan memperkuat aktivitas ekonomi nasional.
“Ya, itu bagus. Kita lihat nanti kondisi di lapangan seperti apa. Begitu dananya habis, saya akan gelontorkan lagi. Langkah ini kan mendorong pertumbuhan kredit. Sekarang ekonomi mulai bergeliat, data (penjualan ritel) BI juga naik dalam sebulan terakhir,” tuturnya.
Adapun penempatan dana pemerintah Rp200 triliun ke bank Himbara sudah dilakukan pada 12 September lalu. Tujuannya untuk memperkuat likuiditas dan mendorong penyaluran kredit.
Dari total tersebut, Bank Mandiri, BNI, dan BRI masing-masing menerima Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar Rp10 triliun.















