Investasi atau Trading Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Keduanya memiliki jangka waktu yang berbeda

Jakarta, IDN Times – Bagi orang-orang yang menyelami dunia pasar modal, mungkin pada satu titik akan dihadapkan pada kebingungan untuk memilih berinvestasi atau melakukan trading saham. Sebab, keduanya merupakan cara yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan aset yang dimiliki.

Sebagai informasi, trading merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang artinya jual beli atau perdagangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perdagangan artinya pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan. Jadi, trading saham berarti menjual dan membeli saham untuk memperoleh keuntungan.

Dalam hal ini, para pelaku trading saham yang sering disebut trader, akan punya target untuk dapat menjual dan membeli saham dalam waktu singkat tetapi dengan keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan ini didapatkan dari selisih harga jual dari harga beli saham yang mereka perdagangkan.

Trading dalam dunia keuangan sendiri sebenarnya tidak hanya menjual dan membeli saham saja. Tersedia beberapa opsi seperti trading forex, trading kripto, sampai trading emas.

Sementara itu, investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Namun, meski sama-sama bertujuan menghasilkan keuntungan, berinvestasi tidaklah seagresif berdagang, yang berusaha mendapatkan keuntungan tersebut dalam waktu sesingkat-singkatnya dan sebesar-besarnya.

Lalu, apa lagi beda dari investasi dan trading saham? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Ini Lho Platform Trading Forex Legal Pertama di Indonesia

1. Jangka waktu

Investasi atau Trading Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan?Ilustrasi ekonomi (IDN Times/Sukma Shakti)

Trading saham dilakukan dalam waktu yang singkat. Para trader memegang sahamnya bisa hanya dalam hitungan hari dan jam untuk para day trader dan swing trader. Bahkan bisa juga dalam hitungan menit dan detik untuk intraday trader.

Investasi saham biasanya akan butuh waktu lebih panjang. Memang ada investasi tujuan jangka pendek, tetapi biasanya juga di bawah 1 tahun.

Sebagai instrumen investasi, saham kurang cocok jika dimanfaatkan kurang dari 1 tahun, karena tingkat volatilitas pasar yang tinggi sehingga menyebabkan tingkat risiko juga lebih besar. Paling optimal, saham dikoleksi untuk jangka waktu lebih dari 5 tahun, dan semakin lama semakin baik.

Baca Juga: Bappebti Blokir 68 Web Investasi Ilegal, Ada Robot Trading

2. Keuntungan yang ditarget

Investasi atau Trading Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan?ilustrasi investasi dan keuangan (IDN Times/Sukma Shakti)

Karena trading saham jangka waktunya pendek-pendek, maka target keuntungan yang didapatkan juga biasanya tak terlalu banyak. Para day trader misalnya, mereka biasanya akan melakukan pembelian saham pada saat menjelang penutupan hari bursa, untuk kemudian dijual setelah pembukaan hari bursa keesokan harinya.

Target capital gain-nya sekitar 3 persen hingga 5 persen. Kriteria trading-nya berdasarkan kenaikan harga pembukaan, lonjakan volume, hingga akumulasi market maker.

Sementara intraday trader memiliki time frame yang lebih sedikit dengan target keuntungan hanya 0.5 persen hingga 2 persen. Tetapi, dengan frekuensi perdagangan yang tinggi, mereka bisa mendapatkan akumulasi keuntungan dari beberapa transaksi sekaligus dalam sehari.

Hal yang berbeda dilakukan oleh investor saham. Mereka akan membeli saham-saham tertentu yang sudah melewati “fit and proper test” untuk memastikan keuntungannya bisa berkembang seiring waktu. Seorang investor saham dapat menahan saham dalam waktu bertahun-tahun, bahkan sampai puluhan tahun. Pada saatnya dilepas, tingkat keuntungannya bisa beratus-ratus persen.

Baca Juga: Bagaimana Pilih Broker Forex Tepat dan Terpercaya? Ini Caranya!

3. Strategi dan analisis

Investasi atau Trading Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan?ilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Trader biasanya akan lebih banyak menggunakan analisis teknikal saat sedang melakukan trading saham, dan berfokus pada sejarah perkembangan harga saham itu sendiri.

Dengan memperhatikan pola kenaikan dan penurunan harga saham, mereka bisa memproyeksikan ke mana pasar akan bergerak sehingga bisa jadi dasar untuk mengambil keputusan trading: mau jual atau beli saham. Alat yang digunakan adalah chart atau grafik historis harga saham. Salah satunya mencermati candlestick pattern.

Sedangkan, investor saham akan lebih banyak menggunakan analisis secara fundamental terhadap saham dan perusahaan penerbitnya untuk kemudian menentukan saham mana yang layak dibeli, dan dikoleksi.

Untuk melakukannya dengan baik, investor saham akan lebih banyak mencermati laporan keuangan, potensi bisnis dan industri emiten yang bersangkutan, tingkat persaingan bisnis, sampai kondisi makro ekonomi negara.

Akhirnya, bagi yang ingin mendapatkan penghasilan setiap harinya, maka trading saham mungkin cocok untuk dilakukan. Sedangkan, bagi yang sudah memiliki pekerjaan lain di luar bursa, trading saham barangkali tidak akan cocok, karena membutuhkan waktu untuk mencermati pergerakan pasar secara terus menerus seperti halnya para trader.

Jadi, mana yang lebih baik? Semuanya kembali kepada tujuan, karakter, dan kebutuhan masing-masing.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya