Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Investor Pemula Sebaiknya Hindari Trading Jangka Pendek

ilustrasi trading
ilustrasi trading (vecteezy.com/Titiwoot Weerawong)
Intinya sih...
  • Trading jangka pendek rentan terhadap FOMO dan kehilangan peluang jangka panjang.
  • Kesulitan konsistensi dalam memilih momen tepat dan tekanan emosi yang lebih besar.
  • Beban pajak, biaya transaksi, dan kehilangan manfaat pertumbuhan jangka panjang menjadi risiko utama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Masuk ke dunia investasi sering terasa menarik, apalagi ketika kamu melihat cerita orang yang untung besar dalam waktu singkat. Trading jangka pendek kerap terlihat seperti jalan pintas untuk cepat cuan. Kenyataannya, strategi ini menyimpan risiko tinggi, terutama bagi investor pemula yang masih belajar memahami pasar.

Banyak keputusan diambil berdasarkan emosi, bukan perhitungan matang. Kondisi tersebut justru bisa membuat hasil investasi jauh dari harapan. Karena itu, penting buat kamu memahami alasan kenapa trading jangka pendek sebaiknya dihindari di tahap awal.

1. Menghindari jebakan FOMO

ilustrasi trading
ilustrasi trading (freepik.com/standret)

Saat melihat saham atau kripto tertentu naik drastis, rasa takut ketinggalan peluang sering muncul. FOMO membuatmu tergoda membeli aset di harga tinggi tanpa analisis mendalam. Kondisi ini berbahaya karena harga bisa berbalik turun dalam waktu singkat. Alih-alih untung, potensi rugi justru lebih besar.

Trading jangka pendek juga membuat fokus kamu hanya pada pergerakan harga sesaat. Padahal, potensi keuntungan besar sering datang dari pertumbuhan jangka panjang perusahaan atau aset tersebut. Banyak investor pemula melewatkan peluang ini karena terlalu sibuk mengejar tren sesaat. Strategi jangka panjang membantumu lebih tenang dan rasional saat mengambil keputusan.

2. Sulit konsisten memilih momen yang tepat

ilustrasi trading
ilustrasi trading (freepik.com/DC Studio)

Sekali berhasil untung dari trading cepat bukan berarti kamu akan selalu berhasil, lho. Pasar bergerak dinamis dan dipengaruhi banyak faktor yang berubah setiap saat. Tanpa pengalaman dan pengetahuan mendalam, konsistensi sangat sulit dicapai. Kesalahan kecil saja bisa menghapus keuntungan sebelumnya.

Trading jangka pendek menuntut pemantauan pasar hampir setiap waktu. Informasi harus dianalisis cepat dan akurat agar keputusan tepat sasaran. Jika kamu hanya mengandalkan media sosial atau rumor, risiko salah langkah semakin besar. Banyak perencana keuangan menilai pendekatan ini kurang cocok bagi pemula karena tekanan mentalnya cukup tinggi.

3. Tekanan emosi lebih besar

ilustrasi stres (unsplash.com/Francisco De Legarreta C.)
ilustrasi stres (unsplash.com/Francisco De Legarreta C.)

Fluktuasi harga harian bisa memicu stres berlebihan. Perasaan panik saat harga turun atau euforia saat harga naik sering memengaruhi keputusan. Kondisi emosional seperti ini membuat strategi gampang melenceng dari rencana awal. Akibatnya, keputusan diambil secara impulsif.

Investasi jangka panjang memberi ruang waktu untuk pulih dari penurunan pasar. Kamu gak perlu bereaksi terhadap setiap perubahan kecil. Pendekatan ini membantu menjaga kesehatan mental sekaligus disiplin berinvestasi. Banyak ahli keuangan menilai ketenangan psikologis sebagai faktor penting dalam keberhasilan investasi.

4. Beban pajak dan biaya transaksi lebih sering muncul

ilustrasi pajak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi pajak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Di Indonesia, keuntungan jual beli saham tidak dibedakan berdasarkan jangka waktu kepemilikan. Baik kamu trading harian maupun memegang saham bertahun-tahun, penjualan saham tetap dikenakan PPh final sebesar 0,1% dari nilai transaksi. Artinya, pajak tetap muncul setiap kali kamu melakukan penjualan. Jika frekuensi trading tinggi, total pajak yang dibayar pun ikut menumpuk.

Trading jangka pendek juga membuatmu lebih sering terkena biaya transaksi seperti fee broker dan levy bursa. Biaya-biaya ini mungkin terlihat kecil per transaksi, tapi bisa menggerus keuntungan jika dilakukan berulang kali. Pendekatan jangka panjang cenderung lebih efisien karena transaksi lebih jarang. Bagi investor pemula, efisiensi ini membantu hasil investasi tumbuh lebih optimal tanpa bocor di banyak biaya kecil.

5. Kehilangan manfaat pertumbuhan jangka panjang

ilustrasi uang rupiah
ilustrasi uang rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)

Trading cepat membuatmu sering keluar masuk pasar. Akibatnya, manfaat dari dividen, stock split, atau kenaikan nilai jangka panjang bisa terlewatkan. Padahal, distribusi keuntungan perusahaan dalam jangka panjang berperan besar dalam pembentukan kekayaan. Waktu menjadi faktor penting dalam proses ini.

Dengan menahan aset lebih lama, efek compounding bisa bekerja maksimal. Keuntungan yang diperoleh dapat diinvestasikan kembali untuk memperbesar nilai portofolio. Banyak investor sukses membangun kekayaan lewat kesabaran, bukan kecepatan. Pendekatan ini lebih realistis untuk pemula yang ingin hasil berkelanjutan.

Trading jangka pendek memang terlihat menarik, tapi risikonya gak sebanding bagi investor pemula. Tekanan emosi, kesulitan konsistensi, hingga beban pajak bisa menghambat tujuan keuanganmu.

Pendekatan jangka panjang menawarkan stabilitas dan peluang pertumbuhan yang lebih sehat. Dengan strategi yang jelas dan kesabaran, hasil investasi cenderung lebih optimal. Fokus belajar dan membangun kebiasaan investasi yang disiplin akan membantumu melangkah lebih jauh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Listrik di Takengon Aceh Tengah Belum Pulih, Ini Penjelasan PLN

26 Des 2025, 23:37 WIBBusiness