Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Terhindar dari Investasi Bodong, Nomor 3 Sering Terjadi

ilustrasi investasi (freepik.com/pikisuperstar)
Intinya sih...
  • Minimnya literasi keuangan masyarakat Indonesia membuat investasi bodong jadi bahasan utama media.
  • Penting untuk melakukan riset terhadap lembaga atau perusahaan yang menawarkan investasi dan memastikan izin dari OJK.

Jakarta, IDN Times - Topik investasi bodong gak berhenti menghiasi segala media yang ada. Banyaknya kasus investasi bodong ditengarai karena masih minimnya literasi keuangan masyarakat Indonesia.

Minimnya literasi tersebut ditambah dengan niat jahat para pelakunya membuat investasi bodong jadi topik yang dibicarakan tanpa henti. Atas hal tersebut, Lifepal membagikan membagikan beberapa tips yang dapat berguna untuk diketahui sebelum kamu memilih investasi dengan tepat.

Berikut ini lima tips sebelum terjun ke dunia investasi seperti disampaikan oleh Co-Founder Lifepal, Benny Fajarai.

1. Selalu cek seluk beluk dan legalitas badan yang menyediakan investasi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Sebelum berinvestasi, ada baiknya kamu meluangkan waktu untuk melakukan riset terhadap lembaga atau perusahaan yang menawarkan investasi.

Dengan memiliki informasi lebih detail termasuk mengenai legalitasnya, tentunya kamu akan semakin lebih tenang ketika mengeluarkan uang untuk berinvestasi.

Salah satu hal penting yang bisa kamu lakukan adalah memastikan apakah lembaga terkait memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau tidak.

Jangan hanya terpaku dari satu sumber informasi saja seperti statement dari perusahaan investasi bahwa perusahaannya telah terdaftar di OJK. Kamu bisa langsung cek di situs resmi OJK untuk mengetahui izin dan legalitas lembaga tersebut.

2. Jangan gampang tergiur keuntungan besar

ilustrasi uang (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Ketika kamu ditawarkan sebuah return investasi yang sangat besar dan jauh di atas angka rata-rata, alangkah baiknya untuk tidak langsung setuju atau menerima tawaran tersebut.

Salah satu hukum dasarnya adalah nilai return berkorelasi dengan risiko yang dimilliki. Apabila tawarannya memberikan return yang sangat besar, tetapi nilai risikonya rendah, maka hal tersebut sudah sepantasnya kamu pertanyakan.

3. Jangan cuma ikut-ikutan

ilustrasi investasi (freepik.com/freepik)

Kalau tidak paham dan tidak mau paham mengenai investasinya, lebih baik tidak ikut-ikutan untuk mengeluarkan anggaran hanya karena FOMO (Fear Of Missing Out).

Keputusan instan untuk ikut-ikutan melakukan investasi tanpa persiapan dan strategi yang tepat sangat rentan. Banyak orang yang merugi di tengah jalan dan kemudian memutuskan untuk langsung berhenti.

4. Investasi karena tergoda influencer atau artis

Ilustrasi influencer (pixabay.com/expresswriters)

Jangan langsung melakukan investasi hanya karena kamu melihat promosi dari publik figur idola atau kesayangan.

Banyaknya publik figur yang terseret dalam pemeriksaan polisi dan bahkan turut menjadi korban menunjukkan fakta bahwa kehadiran mereka tidak serta merta menjamin kamu akan memperoleh keuntungan sesuai dengan yang dijanjikan.

5. Bekali diri mulai dari tabungan hingga asuransi

Pexels/Oleksandr P

Jangan lupa bahwa di dalam dunia investasi pasti ada kemungkinan nilai investasi kita merugi. Oleh karena itu persiapkan rencana cadangan apabila hal berjalan tidak sesuai yang kita harapkan.

Hal itu bisa kamu mulai dari dana darurat. Kemudian, jangan tempatkan seluruh uang pada instrumen investasi. Kami bisa punya asuransi untuk melindungi diri maupun keluarga dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

Khusus untuk asuransi, kita dapat terhindar dari kerugian finansial yang mendadak. Asuransi seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa hingga asuransi kendaraan menjadi bekal yang akan berguna di masa depan serta menawarkan ketenangan pikiran di masa sekarang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Hana Adi Perdana
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us