6 Tips 'Rawat' PIN, OTP, dan CVC Biar Isi Rekening Gak Kecolongan

Beberapa bank tak jarang menyediakan gerai ATM besar yang memiliki lebih dari satu mesin ATM. Sehingga, nasabah tidak perlu mengantre terlalu lama, dapat memilih nominal minimal penarikan, dan melakukan transaksi lain. Meski menguntungkan, kamu harus tetap hati-hati lantaran banyak nasabah yang menggunakan gerai tersebut di waktu bersamaan.

Terlebih saat hendak input PIN (Personal Identification Number), kamu pasti tak jarang merasa was-was ada orang lain yang mengetahuinya. Demi keamanan bertransaksi, caranya adalah pastikan tidak ada yang memperhatikan gerak-gerikmu, kemudian kamu dapat menutup kotak navigasi dan angkanya dengan sebelah tanganmu saat input PIN.

Hal tersebut ditegaskan pula oleh Santoso selaku Direktur BCA, kepada Katadata.co.id ia mengatakan bahwa menutup tangan saat sedang memasukkan PIN di ATM adalah cara paling jitu untuk mengatasi skimming. Dan juga, hal tersebut dapat mencegah penyadapan PIN lewat kamera.

Yuk, mulai biasakan! Meski terkesan sepele, namun bila kamu tidak cermat tentu bisa membahayakan.

Saya pernah ketika pergi sendirian ke ATM depan gedung fakultas saya yang sepi, saat itu ada dua petugas tengah mengganti brankas mesin ATM dengan yang baru. Setelah beres, petugas itu mempersilakan saya untuk menggunakan ATM.  Namun, ketika saya hendak menutup pintu yang terbuka lebar lantaran kelupaan, salah satu dari mereka berkata, "Buat apa ditutup, aman, kok. Saya tahu PIN kamu pun tidak bisa mengambil uangmu."

Seketika saya tercengang. Memang, dia tidak bisa mengambil uang saya tanpa ATM dan nomor rekening saya pula. Namun, saya heran, bukankah semestinya dia menegur untuk jangan lupa menutup pintu. Setelah saya balas dengan senyum sopan, saya tetap menutup pintu dan lanjut bertransaksi.

Lihat bagaimana orang dengan sepele berkata begitu. Entah apa yang akan terjadi bila seandainya saya tetap membiarkan pintu ATM terbuka. Apakah tetap aman atau terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan mengingat saat itu sepi. Meski ada petugas bank terpercaya, namun saya tetap merasa tidak privasi dalam bertransaksi ketika pintu ATM tidak tertutup, terlebih setelah ada orang yang berkata seperti itu.

Lalu demi keamanan bertransaksi, tidak membiarkan orang lain masuk bersamamu ke ATM adalah pilihan tepat. Kecuali bila kamu butuh panduan operasional dari petugas keamanan bank.

Saat pertama kali membuka buku rekening atas nama saya sendiri, customer service memberi saya sebuah amplop rahasia berisi PIN. Dia berpesan agar menyimpannya di tempat aman, tidak memberitahukannya kepada siapa pun, dan menyarankan untuk mengganti PIN-nya. Demi keamanan kartu ATM dan isinya, saya pun patuh pada apa yang diperintahkan customer service.

Mengganti PIN ketika membuka rekening baru adalah hal krusial. Kamu bisa saja lupa di mana menaruh amplop berisi PIN default dan itu akan sangat fatal bila ditemukan oleh orang lain. Bahkan, Bhima Yudhistira, Pengamat Ekonomi dan Perbankan dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) seperti dilansir Kompas.com, mengimbau untuk rutin mengganti PIN bukan dengan tanggal lahir, namun nomor random yang sulit ditebak. Hal tersebut dapat menjegah terjadinya skimming.

Menyimpan kode penting seperti PIN dan OTP (One Time Password) tidak boleh sembarangan seperti menuliskannya di buku diary, di selembar kertas lalu diselipkan di bagian tersembunyi dompet, di letakan begitu saja di laci meja kamar, atau menyimpannya di email. Kamu bisa menuliskan kode PIN dan OTP di selembar kertas lalu menyimpannya di bagian paling tersembuyi almarimu dan jangan sampai melalaikan kunci almarinya.

Namun, bila ingin sedikit praktis dan belum hafal PIN-mu, kamu dapat menyimpannya sementara di notes ponsel. Asalkan jangan memberi judul notes yang mengindikasikan notes tersebut berisi PIN, yang paling penting pasang password notes kamu dan jangan beri tahu siapa pun. Selama itu, kamu musti hati-hati dengan keberadaan dan privasi ponselmu. Setelah sudah hafal, kamu dapat menghapus notes tersebut.

Untuk OTP, karena kode tersebut dikirim via SMS, kamu bisa menghapusnya setelah menulis dan menyimpannya di tempat aman.

Saat ini ada berbagai macam motif kejahatan yang meminta korban mengirim kode promo atau kode bonus yang tujuannya untuk mengantongi kode OTP kamu. Mulai dari via SMS, WhatsApp, email, bahkan telepon. Pelakunya pun tak segan-segan sering mengatasnamakan lembaga besar. Bila kamu dengan mudah percaya kepada, lenyap sudah isi rekeningmu, #AwasModus #JoinGenerasiSimpel #JoinGenerasiSimpelIDN.

Demi menjaga keamanan data pribadi, dilansir dari bca.co.id, selain kartu ATM, PIN, kode OTP dan CVC (Card Verification Code) setidaknya ada 6 data yang tidak boleh kamu sebarkan kepada orang lain:

1. Nomor kartu ATM
2. Nomor Kartu Kredit
3. Nama ibu kandung
4. Tanggal lahir
5. Nomor rekening
6. Nomor telepon atau ponsel

Karena data-data tersebut dapat digunakan oleh para pencuri untuk mendapatkan PIN, OTP, dan CVC sebagai kunci terakhir untuk membobol akunmu. Jika sampai kecolongan, bukan hanya kamu saja yang rugi, tapi bank pun harus menggelontorkan sejumlah uang untuk ganti rugimu.

Lewat Katadata.co.id, Rohan Hafas selaku Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, mengimbau para nasabah agar mengaktifkan fitur notifikasi transaksi via SMS atau SMS notifikasi. Hal itu bertujuan agar nasabah mudah dalam mendapatkan informasi mengenai transaksi perbankan.

Bagi kamu yang sibuk mengelola online shop atau bisnis tertentu yang menghasilkan uang tidak sedikit, atau ketika kamu punya pekerjaan supersibuk, fitur ini tentu sangat berguna untuk memantau aktivitas transaksi keuanganmu. Selain itu, fitur ini membantu nasabah yang berada di daerah susah sinyal internet, untuk tetap update transaksi perbankannya. Sehingga, bila ada indikasi pembobolan akun, kamu bisa segera melaporkan kepada pihak bank terkait.

Sejauh ini, memang tidak semua bank menyediakan fitur SMS notifikasi, tapi kamu bisa menanyakan lebih lanjut kepada customer service demi melindungi isi rekening dan akun bank-mu.