Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Aku dan Halte Bus Terakhir

ilustrasi halte bus kosong di malam hari
ilustrasi halte bus kosong di malam hari (pexels.com/Lorenzo Manera)

Semenjak hari itu langit tak lagi cerah
Pelangi tak lagi indah dan sunyi tak lagi sepi
Sepatah kata tercekat di tenggorokanku
Berusaha mengucap rindu yang diantarkan hangat

Aku menanti di halte bus
Menunggu kehendakmu di rahim waktu
Sementara daun-daun berguguran
Terbawa angin di janji pelikmu

Aku menanti di halte bus
Menyembunyikan sepotong kue
Berpikir kau datang membawa senyuman
Tetapi hanya aroma kue itu yang tersisa di sore itu

Aku menanti di halte bus
Membawa raga dan jiwa yang pupus
Mengharap untaian jari-jemarimu
Yang sejak hari itu mencium bunga yang baru

Semenjak itu
Aku tak lagi menanti di halte bus
Aku menaikki bus yang kini menjadi perjalananku

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Aku dan Halte Bus Terakhir

05 Nov 2025, 07:15 WIBFiction
ilustrasi langit (pexels.com/Francesco Ungaro)

[PUISI] Langit Tetap Biru

05 Nov 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi matahari terbit

[PUISI] Membaca Fotomu

04 Nov 2025, 20:46 WIBFiction
Ilustrasi perempuan di tengah malam

[PUISI] Abad Kegelapan

04 Nov 2025, 09:15 WIBFiction
ilustrasi gadis kecil

[PUISI] Parterre

03 Nov 2025, 20:26 WIBFiction
ilustrasi kompas

[PUISI] Kehilangan Arah

02 Nov 2025, 06:15 WIBFiction