Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Jerit Penghibur Lampu Merah

Ilustrasi lampu merah (pexels.com/Darius Krause)

Pada sambaran buta terik matahari
Kakiku pincang terbakar aspal 
Menyambut tiap mobil dan motor
Yang berhenti pada tiap detik lampu merah 
Dan kusambut dengan penuh suka cita

Kau mau jadi apa nanti 
Kata orang dulu pada anaknya 
Sementara kau cabut segala harapku 
Merampas segala kesempatan itu 
Dan memintaku mengamen di jalan 


Kau ini hanya penghibur lampu merah 
Yang menunggu kemurahan hati pengendara 
Agar bisa memakan sesuap nasi 
Atau malah menahan pedihnya lapar
Sebab kau rapuh akan dunia

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dahayu ‎
EditorDahayu ‎
Follow Us