[PUISI] Jerit Penghibur Lampu Merah

Pada sambaran buta terik matahari
Kakiku pincang terbakar aspal
Menyambut tiap mobil dan motor
Yang berhenti pada tiap detik lampu merah
Dan kusambut dengan penuh suka cita
Kau mau jadi apa nanti
Kata orang dulu pada anaknya
Sementara kau cabut segala harapku
Merampas segala kesempatan itu
Dan memintaku mengamen di jalan
Kau ini hanya penghibur lampu merah
Yang menunggu kemurahan hati pengendara
Agar bisa memakan sesuap nasi
Atau malah menahan pedihnya lapar
Sebab kau rapuh akan dunia
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.