Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Ketika Musim Berubah

ilustrasi sedih (pexels.com/Austin Guevara)

Kau tak ada di sisiku ketika musim berubah
Mengapa Tuhan membiarkanku mencintai
Hanya untuk membuatku menangis lagi
Bahkan aku masih merasakannya
Ia tersimpan rapat di dalam dadaku

Hari kian menjadi sendu
Masihkah aku memiliki kesempatan untuk dekat dengannya?

Terlalu cepat kau pergi
Kini aku hampir menangis

Langkahku terhenti dan kau terus maju
Bagaimana bisa aku belajar mencintai kembali                                                                     
Ketika semuanya masih terlihat sepertimu

Harapanpun hampa
Aku menangis pada kenyataan
Aku tidak ingin kau melihat ini

Sepi dan terlupakan,
Bahkan aku masih peduli
Hangat tangan-Nya menyentuhku
Ia berbisik sendu

"Biarkanlah...,"
“...kau lebih membutuhkan ini. Jangan menyesal.”

Terima kasih untuk singgah sejenak                                                                             
Tidak seharusnya aku mengeluh
Ini adalah berkah bagiku
Aku tidak akan menangis lagi

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us