[PUISI] Muram di Balik Jenaka

Kau lukis bianglala
Pada kelabu di lampu merah
Kau patri tawa
Pada pemilik tangan-tangan kecil yang berbinar
Kau buahkan buncah bahagia
Pada suntuk kerumunan
Di balik topeng yang jenaka
Di balik lakon yang kaumainkan
Ada sunyi yang curi ruang di dada
Dan terkubur bersama muram tiada bersuara
Yang kaucoba tampik dengan senyum terpahat
Kala sisa riang meredup
Melangkah serupa abu
Tertiup pada jalanan berdebu
Tenggelam dalam kalut
Terbenam ratap yang membisu
Tertelan himpit yang tak kenal ampun
Di tengah irama kota yang cepat melaju
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.