[PUISI] Sang Tuan

Tamaknya tak kira-kira
Ia melantun serpihan tutur bagai cabak
lalu Ia memeluk pewangi kegamangan Sang Tuan
Ia kembali tenang
Merayu hingga serunai jiwanya penuh warna
Ia lupa kunjungan seiche
Pecah sudah teluk ketenangan yang terukir
Lalu Kau berkata
"Ini tentangku, bukan Engkau"
Wahai Sang Tuan...
Pada siapakah engkau bicara?
Sebab lepas keramaian Kau menjadi jarang bicara
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.


















