Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sebuah Pesan untuk Tuan

termenung seorang diri (pexels.com/garon piceli)

Kau tak pernah lihai memaknai setiap aksara yang kurapal

Mungkin aku jua yang tak lihai dalam menyampaikan apa maunya hatiku

Barangkali aku pun tak pernah cukup dalam menjamu kedatanganmu

 

Ini pesan untukmu

Bilamana nanti kamu kembali jatuh hati

Kepada perempuan yang bukan aku

 

Kita telah sampai di penghujung kisah, Tuan

Tak ada harsa yang kita jumpai dalam pelik yang terus berderai

Senandika milikku akan terus bermuara

Melangitkan namamu bersama ambisi yang belum sempat kau penuhi

 

Kusimpan renjana yang tersisa dalam bejana pemberian mu

Kututup ia dengan rapat

Lalu kukebumikan ia sedalam-dalamnya

Hingga andam karam ditelan waktu

 

Semoga ramai harimu penuh suka cita

Kutunggu engkau di persimpangan kelabu

Kalau-kalau ingin kau cipta kembali sebuah rasa dengan karsa yang baru

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indiana Malia
EditorIndiana Malia
Follow Us