Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sesal di Hari Senja

ilustrasi refleksi (pexels.com/Anna Shvets)

Liku jalan tak berpeta di tanah yang menanjak
Dilalui tanpa peduli pada rumput yang terinjak
Napas terengah terasa menyesak dalam dada
Diiringi detak jantung cepat tanpa tangga nada

Tiba di puncak mengembangkan paru pada udara yang bertiup
Seakan berkata ia telah menaklukkan tantangan hidup
Kepuasan menyatu dalam aliran darah sepanjang pembuluh
Keangkuhan turut berpendar dalam tiap tetesan peluh

Memekik kuat menakuti burung-burung di pohon besar
Seketika bertebaran ke segala arah bagai ledakan suar
Tarikan napas panjang mengakhiri segala selebrasi
Beranjak menapak turun dengan segala beban frustasi

Hari demi hari berulang dengan daur yang nyaris sama
Satu cerita baru menggantikan tiap kisah yang lama
Waktu terus berputar tanpa dapat dihentikan
Sampai tiba saatnya merelakan posisi digantikan

Termangu berdiri di tanah datar tanpa keagungan
Menopang tubuh ringkih berselubung kebingungan
Lalu lalang manusia tanpa satu pun sudi memberi sapaan
Mengingatkan kepongahan dirinya kala menggenggam kekuasaan

Kesepian merayap sepanjang pagi sampai siang
Berlanjut dengan kepedihan di malam panjang
Menatapi penuh sesal segala materi berlabel namanya
Yang kini sedikitpun tak berarti di hari tuanya

Borneo, 2021

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Chalimatus Sa'diyah
EditorChalimatus Sa'diyah
Follow Us