Sang ayah menggendong ransel perang
Sosoknya tangguh seorang pejuang
Memeluk perempuan muda sembari berkaca-kaca
Mengusap perut yang membesar hampir sembilan bulan
Perempuan menatap sayu kepergian pria itu
Suami, kekasih hati, pahlawan romantis
Menunggu waktu untuk bayi bersuara
Dia merajut baju mungil untuk buah hatinya
Tangisan pecah dalam ruang serba putih
Bayi mungil menyapa dunia
Jemarinya lemah bergerak-gerak seakan resah
Menggenggam jemari ibu yang perlahan lemah dan diam senyap
Di medan perang, sang ayah terbaring lemah
Sepuluh peluru bersarang tanpa perasaan
Dengan sisa pandangan nampak keluarga terbayang
Wanita dan bayi mungil tertawa manja sebelum akhirnya cahaya putih menyapa
Tangisan bayi mengiris hati
Lahirnya ke dunia diiringi kepergian orang-orang tercinta menghadap Sang Esa
"Nak, Ayah dan Ibu belum sempat memelukmu dan memberimu nama, namun kami akan senantiasa memberi cinta dengan cara yang berbeda."
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Titip Cinta untuk Bayi Mungil

ilustasi bayi mungil (pixabay.com/Prawny)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorDebby Utomo
Follow Us