Kupelajari senyum yang dipaksa manis
Meski bibirku retak menahan getir
Kubiasakan kata “baik-baik saja”
Padahal dadaku runtuh berulang

Lakon hidup adalah panggung palsu
Dengan aktor yang dipaksa lihai
Aku pun berdiri di tengah sorot
Mengenakan topeng yang mencekik

Siapa peduli di balik topengku?
Semua hanya ingin ditenangkan
Aku jadi badut tanpa upah
Tanpa jeda untuk meratap

Dan saat tirai runtuh tanpa suara
Aku berdiri di panggung kosong
Topengku pecah jadi serpihan
Wajahku hilang bersama debu