[PUISI] Utusan Malaikat Maut

Daun putih merekah menjalar perlahan
Di atas ranting dengan isi menghilang melambat
Bersama wajah sayu terhias keriput
Batang tak sanggup lagi untuk menopang
Daging yang melemah di tarik gravitasi
Jiwa seharusnya sadar tentang utusan
Mengingatkan bahwa perpisahan mendekat
Raga mengetahui takdir datang di akhir
Pasti kematian setiap saat mengintai
Kala senja dan gelap
Saat fajar dan terang
Semestinya akal berpikir tentang bekal
Sebab hati gelisah setiap mengingat
Karena perpisahan mengakhiri keharusan
Dengan raga yang tenggelam
Dan jiwa yang terlelap
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.