4 Perbedaan Sake dan Mirin dalam Masakan Jepang

Masakan Jepang dikenal dengan cita rasa yang unik, kaya akan rasa umami, dan menggunakan bahan-bahan tradisional yang khas. Dua bahan masakan cair yang sering dipakai dalam masakan Jepang adalah sake dan mirin. Meski sekilas mirip, perbedaan sake dan mirin dalam masakan Jepang bisa memperkaya cita rasa dalam dunia kuliner Jepang.
Dalam artikel ini, kamu akan melihat perbedaan kedua sake dan mirin, mulai dari bahan dasar, cara pembuatan, fungsi dalam memasak, hingga tips menggunakannya agar rasa masakanmu lebih autentik dan lezat. Yuk, simak!
1. Asal usul dan cara pembuatan yang berbeda menghasilkan dua cairan fermentasi yang berbeda pula

Baik sake maupun mirin berasal dari fermentasi beras, tetapi cara pembuatannya berbeda dan menghasilkan karakteristik yang unik. Sake adalah minuman alkohol tradisional Jepang yang dibuat dengan cara memfermentasikan beras, air, ragi, dan koji mold (Aspergillus oryzae). Proses fermentasi ini cukup panjang dan menghasilkan minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi, biasanya sekitar 12–15 persen. Sake yang digunakan dalam memasak disebut ryōrishu, yaitu jenis sake khusus yang memiliki rasa lebih ringan dan umumnya lebih murah daripada sake yang diminum langsung.
Sementara itu, mirin merupakan bumbu cair manis yang juga berasal dari fermentasi beras, tetapi menggunakan mochi rice (beras ketan), shochu (alkohol sulingan), dan koji. Proses fermentasinya menghasilkan cairan dengan rasa manis alami karena kandungan gula yang tinggi, tetapi kadar alkoholnya jauh lebih rendah daripada sake, sekitar 1–14 persen, tergantung jenisnya. Beberapa jenis mirin bahkan gak mengandung alkohol sama sekali dan lebih difokuskan pada cita rasa, lho.
2. Apa fungsi keduanya dalam masakan, penambah rasa atau penyeimbang rasa?

Dalam masakan Jepang, sake digunakan untuk menambah kedalaman rasa dan aroma khas pada makanan. Karena kandungan alkoholnya, sake juga berfungsi menghilangkan bau amis dari bahan seperti ikan atau daging. Saat dimasak, alkohol dalam sake akan menguap, menyisakan rasa gurih dan sedikit manis yang memperkuat cita rasa umami dalam masakan. Oleh karena itu, kamu akan sering menemukan sake sebagai bahan dalam sup, rebusan, atau yakimono (hidangan panggang).
Sebaliknya, mirin berfungsi sebagai penyeimbang rasa, khususnya untuk memberikan sentuhan manis dan kilau mengilap pada masakan. Kandungan gula alaminya menjadikannya cocok untuk saus seperti teriyaki, sukiyaki, dan nimono (masakan rebus). Mirin juga berperan penting dalam mengikat rasa asin dari kecap dan memberikan lapisan rasa yang lebih halus. Kalau kamu ingin masakan Jepang buatanmu tampak menggoda dan rasa bumbunya seimbang, jangan lupakan mirin!
3. Kandungan alkohol dan rasa yang mirip tapi tak sama

Kamu mungkin bertanya-tanya, kenapa gak bisa menggunakan sake saja sebagai pengganti mirin atau sebaliknya? Jawabannya terletak pada kandungan alkohol dan rasa dari kedua bahan ini. Sake memiliki rasa yang lebih ringan, sedikit asam dan kering. Sedangkan mirin memiliki rasa manis dan lebih kental karena kandungan gula yang tinggi. Jadi, meski sama-sama berasal dari beras, profil rasa keduanya sangat berbeda.
Perbedaan kadar alkohol juga membuat keduanya memiliki dampak berbeda pada masakan. Kalau kamu memasak dengan mirin, rasa manisnya akan tetap bertahan walau sebagian alkohol menguap. Sementara jika kamu memakai sake, rasa manis gak akan sekuat mirin sehingga kamu mungkin perlu menambahkan gula untuk menyeimbangkannya. Itulah kenapa dalam resep masakan Jepang, keduanya sering digunakan bersama untuk menciptakan harmoni rasa yang kompleks, ya.
4. Pemakaian sake dan mirin yang disesuaikan dengan kebutuhan masakan

Untuk keperluan dapur, pilihlah cooking sake atau ryōrishu yang memang diformulasikan untuk masakan. Biasanya mengandung sedikit garam agar gak dikonsumsi sebagai minuman. Ryōrishu lebih ekonomis dan gak mengubah rasa masakan secara signifikan. Hindari memakai premium sake seperti daiginjo atau junmai untuk memasak, karena harganya tinggi dan lebih baik dinikmati langsung.
Sedangkan mirin juga terbagi dalam beberapa jenis, yaitu hon mirin (mirin asli), shio mirin (mirin dengan tambahan garam), dan mirin-fu chomiryo (produk mirip mirin yang bebas alkohol dan lebih murah). Untuk rasa paling otentik, gunakan hon mirin walaupun harganya lebih mahal. Jika kamu gak bisa menemukan hon mirin, kamu bisa menggantinya dengan campuran gula dan sake, namun rasanya tetap gak akan sekompleks mirin asli, lho.
Sake dan mirin memiliki fungsi yang spesifik dalam memasak dan gak bisa saling menggantikan secara langsung tanpa mengubah rasa masakan. Memahami perbedaan sake dan mirin dalam masakan Jepang jadi hal yang sangat penting kalau kamu ingin menyajikan cita rasa autentik ala negeri sakura.