Daikon bernama latin Raphanus sativus. Tanaman ini termasuk dalam kategori sayur. Kendati tak terlampau umum di Indonesia, rupanya daikon kerap dipakai sebagai bahan masakan dalam kuliner Asia Timur.
Lalu, apa sih keunikan dari daikon tersebut? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!
Usut punya usut, kata 'daikon' berasal dari bahasa Jepang. Tepatnya, daikon bermakna 'akar besar' yang merupakan gabungan dari kata dai yang berarti besar dan kata kon yang merujuk pada akar.
Selain itu, daikon juga dikenal dengan sebutan lobak putih, lobak putih panjang, lobak oriental, hingga lobak musim dingin.
Penamaan lobak musim dingin agaknya bercikal-bakal dari musim munculnya daikon yang memang pada musim dingin. Jenis lobak yang satu ini mempunyai karakteristik berupa kulit yang halus dengan warna putih-krem.
Untuk dagingnya, daikon memiliki daging berwarna putih yang bercita rasa manis (namun juga sedikit sensasi pedas).
Untuk khasiat medisnya, daikon disinyalir kaya nutrisi. Misalnya adalah kalium, tembaga, folat, hingga vitamin C. Tak hanya itu, daikon pun mengandung senyawa bernama glukosinolat. Senyawa tersebut berperan sebagai antioksidan serta bersifat antikanker.
Daikon lazim dikembangkan di area perbukitan dan pegunungan. Kendati daikon lebih umum dijumpai saat musim dingin, namun daikon sebenarnya merupakan jenis tanaman yang mampu bertahan bahkan saat musim kemarau. Tepatnya, selagi aliran airnya cukup dan tanah gembur serta subur, maka daikon dapat tetap tumbuh dengan baik.
Saat membeli daikon, pilihlah daikon yang masih utuh (lengkap dengan kulitnya), tekstur masih keras, dan permukaan tak kusut. Daikon lantas dapat diolah ke dalam beragam masakan, umumnya masakan Asia Timur. Ada dongchimi dari Korea Selatan, daikon fukumeni dari Jepang, hingga kue lobak dari China.
Kira-kira daikon sedap dimasak menjadi apa ya dalam kuliner nusantara?