5 Perbedaan Scone dan Biskuit yang Jarang Disadari, Kamu Tim Mana?

- Scone berasal dari Inggris dan Skotlandia, disantap bersama teh sore, sementara biskuit lebih populer di Amerika Serikat sebagai hidangan pendamping menu sarapan atau makan malam.
- Scone umumnya punya rasa sedikit manis dengan tekstur padat, sementara biskuit memiliki tekstur ringan dan lembut di dalam dengan rasa gurih.
- Scone sering ditambahkan kismis, cranberry, atau potongan cokelat, sementara biskuit fokus pada tekstur dan rasa gurih dengan tambahan keju atau rempah.
Saat melihat scone dan biskuit di etalase toko roti, mungkin kamu pernah bingung apa bedanya. Keduanya sama-sama terlihat mengembang, berwarna keemasan, dan punya tekstur lembut yang menggoda. Tapi, ternyata ada banyak detail menarik yang membuat scone dan biskuit punya ciri khas masing-masing.
Jika kamu penasaran apa saja perbedaannya, artikel ini akan mengajakmu mengenali keduanya lebih dalam. Yuk, simak lima perbedaan utama scone dan biskuit berikut ini agar tidak lagi salah sebut.
1. Asal usul dan tradisi yang berbeda

Scone dikenal sebagai kudapan khas dari Inggris dan Skotlandia yang biasa disantap bersama teh sore. Makanan ini sering dijadikan bagian dari afternoon tea lengkap dengan selai dan clotted cream. Tradisi menikmati scone sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan jadi simbol budaya teh di Britania Raya.
Sementara biskuit lebih populer di Amerika Serikat sebagai hidangan pendamping menu sarapan atau makan malam. Biasanya disajikan bersama saus kental, gravy, atau daging. Perbedaan asal inilah yang juga mempengaruhi rasa dan penyajiannya.
2. Rasa dasar dan tekstur

Scone umumnya punya rasa sedikit manis, meskipun ada juga versi gurih. Teksturnya cenderung lebih padat dan remahannya halus, membuatnya cocok disantap dengan topping manis. Saat digigit, scone terasa lebih berat dan mengenyangkan.
Sebaliknya, biskuit punya tekstur yang lebih ringan dan lembut di bagian dalam. Biasanya rasanya lebih gurih daripada manis, sehingga pas dipadukan dengan saus atau hidangan berkuah. Perpaduan renyah di luar dan lembut di dalam jadi ciri khas biskuit.
3. Bahan tambahan dan variasi

Dalam resep scone, sering ditambahkan bahan seperti kismis, cranberry, atau bahkan potongan cokelat untuk memperkaya rasa. Adonan scone juga terkadang diberi sedikit gula agar rasanya lebih manis. Itulah mengapa scone cocok untuk camilan atau dessert.
Sementara biskuit umumnya lebih sederhana, fokusnya pada tekstur dan rasa gurih. Tambahan keju atau rempah terkadang digunakan, tapi jarang ada buah kering atau cokelat. Hal ini membuat biskuit lebih fleksibel dijadikan pendamping hidangan utama.
4. Proses pembuatan

Adonan scone biasanya diaduk sedikit lebih lama hingga tercampur rata. Tujuannya untuk menghasilkan tekstur yang sedikit padat dan kokoh, meski tetap lembut. Setelah dibentuk, scone juga sering dioles telur atau susu agar warnanya cantik saat dipanggang.
Sebaliknya, biskuit harus diolah dengan cepat dan hati-hati agar tetap ringan dan mengembang sempurna. Teknik cutting in mentega dingin menjadi kunci agar adonan tidak terlalu lembek. Hasilnya, biskuit punya lapisan-lapisan tipis di dalam yang membuatnya lembut.
5. Cara menyajikan

Scone tradisional biasanya disajikan hangat bersama teh, clotted cream, dan selai buah. Ini jadi momen spesial yang dikenal sebagai cream tea di Inggris. Banyak orang menikmati scone di pagi atau sore hari sebagai teman minum teh.
Sementara biskuit sering dijadikan bagian dari hidangan gurih. Misalnya disajikan dengan saus kental gravy, potongan daging, atau telur. Rasanya yang gurih membuat biskuit lebih cocok dijadikan bagian dari menu sarapan atau makan malam.
Menarik ya, ternyata banyak perbedaan antara scone dan biskuit yang tak hanya soal rasa tapi juga budaya. Jadi, kamu lebih suka scone manis ala afternoon tea atau biskuit gurih khas sarapan Amerika? Pilih sesuai selera dan jangan lupa coba keduanya.