Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bakar Dulu atau Bumbu Dulu? Ini Cara yang Benar agar Rasa Bakaran Lebih Meresap

ilustrasi menu bakaran tahun baru
ilustrasi menu bakaran tahun baru (commons.wikimedia.org/Dietmar Rabich)

Akhir tahun hampir selalu identik dengan kumpul santai dan deretan menu bakaran Tahun Baru yang disiapkan seadanya tapi penuh rasa. Ayam, ikan, sosis, sampai jagung manis biasanya sudah siap sejak sore, tinggal menunggu api menyala. Meski terlihat simpel, proses membakar sering bikin hasil akhirnya berbeda jauh dari bayangan.

Ada bakaran yang aromanya wangi tapi rasanya hambar, ada juga yang bumbunya terasa kuat tapi permukaannya pahit. Masalahnya sering bukan di resep, melainkan di urutan memasak yang keliru. Jadi, ketika akan membakar makanan, lebih baik bakar dulu atau bumbu dulu? Berikut penjelasan lebih lengkapnya

1. Urutan membakar memengaruhi rasa akhir bakaran

ilustrasi membakar sate
ilustrasi membakar sate (commons.wikimedia.org/Rasheedhrasheed)

Banyak orang langsung melumuri bahan dengan bumbu lalu meletakkannya di atas bara. Cara ini memang praktis dan aromanya cepat keluar. Namun, bumbu yang langsung kena panas tinggi cenderung matang lebih dulu daripada bahan utamanya. Akibatnya, permukaan terlihat siap dimakan sementara bagian dalam masih mentah. Rasa bumbu pun sering berhenti di luar saja. Inilah alasan kenapa bakaran kadang terasa wangi tapi tidak nendang.

Sebaliknya, membakar sebentar tanpa bumbu memberi waktu bagi bahan untuk mulai matang perlahan. Panas membantu membuka pori-pori permukaan sehingga lebih siap menerima bumbu. Ketika bumbu dioleskan setelahnya, rasa lebih mudah menempel. Hasil akhirnya terasa lebih menyatu, bukan sekadar lapisan luar yang dominan.

2. Jenis bahan menentukan kapan bumbu sebaiknya masuk

ilustrasi ayam fillet
ilustrasi ayam fillet (commons.wikimedia.org/kakyusei)

Tidak semua bahan cocok diperlakukan dengan cara yang sama. Ayam fillet, tahu, atau tempe relatif cepat matang sehingga aman dibumbui sejak awal. Struktur bahannya ringan dan tidak butuh waktu lama untuk menyerap panas. Selama api dijaga kecil, bumbu masih bisa matang bersamaan dengan bahan. Cara ini cocok untuk bakaran cepat tanpa ribet.

Berbeda cerita dengan daging sapi, kambing, atau ayam utuh. Bagian dalamnya butuh waktu lebih lama untuk matang. Jika langsung dibumbui, bagian luar mudah kering sementara dalamnya tertinggal mentah. Membakar sebentar tanpa bumbu membantu memulai proses pematangan. Setelah tekstur mulai berubah, barulah bumbu bekerja maksimal tanpa merusak permukaan.

3. Kandungan bumbu menentukan risiko gosong

ilustrasi bumbu bakaran
ilustrasi bumbu bakaran (commons.wikimedia.org/Dr. Chinchu C.)

Bumbu bakaran khas Indonesia hampir selalu mengandung kecap manis atau gula. Di sinilah banyak kesalahan terjadi. Gula sangat cepat bereaksi terhadap panas, apalagi di atas bara langsung. Jika dioleskan terlalu awal, permukaan bakaran cepat menghitam. Banyak yang mengira itu tanda matang, padahal sebenarnya sudah lewat.

Solusinya sederhana tapi sering diabaikan. Bumbu manis sebaiknya dioleskan di tahap akhir. Saat bahan sudah hampir matang, panas sisa cukup untuk mengkaramelisasi tanpa membakar. Rasa manis tetap keluar, warnanya cantik, dan tidak pahit. Cara ini juga membuat bakaran terlihat lebih menggoda saat disajikan.

4. Api dan jarak lebih berpengaruh daripada teknik membakar

ilustrasi menu bakaran tahun baru
ilustrasi menu bakaran tahun baru (commons.wikimedia.org/Real rism)

Perdebatan soal bakar dulu atau bumbu dulu sering kalah penting dibanding urusan api. Bara yang terlalu besar membuat semua teknik jadi sia-sia. Panas berlebih bikin bumbu cepat rusak dan bahan matang tidak merata. Api sedang memberi kendali lebih baik. Proses memang sedikit lebih lama, tapi hasilnya jauh lebih aman.

Jarak bahan dari bara juga perlu diperhatikan. Terlalu dekat membuat permukaan cepat gosong. Terlalu jauh bikin bakaran kering dan kehilangan aroma asap. Dengan jarak pas, bumbu bisa bekerja perlahan. Di titik ini, urutan memasak jadi lebih fleksibel karena api sudah terkendali.

5. Kombinasi teknik sering memberi hasil terbaik

ilustrasi jagung bakar
ilustrasi jagung bakar (commons.wikimedia.org/Namitakhaire)

Dalam praktiknya, banyak yang tanpa sadar sudah memakai kombinasi keuanya. Bahan dibakar sebentar tanpa bumbu, lalu diolesi bertahap sambil dibolak-balik. Cara ini memberi ruang koreksi rasa di tengah proses. Jika terasa kurang asin atau kurang manis, bumbu masih bisa disesuaikan.

Pendekatan ini juga membuat bakaran lebih aman untuk berbagai bahan dalam satu waktu. Ayam, sosis, dan jagung bisa dibakar bersamaan tanpa khawatir satu gosong lebih dulu. Teknik campuran ini sering jadi solusi paling realistis untuk acara kumpul besar.

Pada akhirnya, tidak ada satu jawaban mutlak soal urutan membakar dalam menu bakaran tahun baru. Semua kembali ke jenis bahan, komposisi bumbu, dan cara mengendalikan api. Jadi, saat bara mulai menyala nanti, kamu akan langsung membumbui atau memilih membakar dulu sebentar?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us

Latest in Food

See More

5 Tips Membuat Tiramisu dengan Rasa Seimbang dan Tekstur Pas

31 Des 2025, 19:47 WIBFood