Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Makan Sushi Sebaiknya Harus Sekali Hap? Ini Alasannya

ilustrasi menyantap sushi (freepik.com/freepik)
ilustrasi menyantap sushi (freepik.com/freepik)

Berkat tampilannya yang menarik serta tekstur dan rasanya yang lezat, tidak heran jika kini sushi semakin populer dan digemari banyak orang. Sushi biasanya dimakan dengan beberapa bumbu pendamping, seperti kecap asin dan wasabi untuk menambah cita rasa.

Jika melihat orang menyantap sushi, mungkin kamu akan menyadari cara mereka menyantap sushi dalam sekali hap langsung, bukan dengan dua kali gigitan. Tentu saja hal ini dilakukan karena ada alasannya, penarasan kenapa? Simak ulasannya di bawah ini, yuk.

1. Sushi biasanya dibuat dengan ukuran sekali hap

ilustrasi sushi (pexels.com/Ryutaro Tsukata)
ilustrasi sushi (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Setiap restoran sushi memang memiliki ciri khasnya tersendiri, dari segi varian maupun ukuran. Namun, umumnya sushi sengaja dirancang dengan ukuran dan porsi yang pas agar bisa masuk ke dalam mulut dalam sekali hap.

Bahkan di beberapa restoran sushi kelas atas, koki biasanya menyesuaikan ukuran sushi sesuai dengan kebutuhan pelanggan, misalnya untuk wanita atau anak-anak. Jika kamu menyantap sushi langsung di restoran dan merasa porsinya terlalu besar, kamu bisa meminta porsi nasinya lebih sedikit agar bisa dimakan dalam sekali hap.

2. Menciptakan kombinasi rasa dan tekstur yang lebih harmonis

ilustrasi sushi (pexels.com/Rajesh TP)
ilustrasi sushi (pexels.com/Rajesh TP)

Dalam sepotong sushi terdapat perpaduan nasi dan bahan pelengkap lain yang dibuat dengan penuh perhitungan oleh sang koki. Karena itulah, sushi sebaiknya dimakan dalam sekali hap agar kombinasi rasa dan teksturnya bisa menyatu harmonis dan sempurna di dalam mulut.

Misalnya pada nigiri, terbuat dari gumpalan kecil nasi dengan sedikit cuka lalu diberi makanan laut segar diatasnya. Menyantap nigiri harus sekali hap untuk bisa merasakan perpaduan nasi, ikan, dan kecap asin yang menyatu sekaligus di dalam mulut.

3. Penghargaan terhadap koki yang membuat sushi

ilustrasi membuat sushi (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi membuat sushi (pexels.com/Ivan Samkov)

Sushi bukanlah sekadar makanan biasa, lebih dari itu setiap potongan sushi adalah sebuah karya seni yang dibuat oleh koki dengan penuh ketelitian dan keterampilan. Mulai dari pemilihan bahan, perpaduan rasa dan tektstur, hingga penyajian.

Dengan menyantap sushi dalam sekali hap, koki berharap kamu bisa merasakan pengalaman yang mengesankan karena bisa merasakan perpaduan rasa dan tekstur yang sempurna sekaligus di dalam mulut.

Walaupun mungkin terdengar sepele, tapi menyantap sushi dalam sekali hap adalah sebuah apresiasi dan bentuk penghargaan terhadap keterampilan koki tersebut. Bahkan sebaliknya, jika menyantap sushi dengan cara mengigit sebagian atau memisahkan beberapa bagiannya bisa dianggap kurang sopan dan tidak menghargai koki serta restorannya, lho.

4. Makan lebih bersih dan tidak berantakan

ilustrasi menyantap sushi (freepik.com/azerbaijan-stockers)
ilustrasi menyantap sushi (freepik.com/azerbaijan-stockers)

Menyantap sushi dalam sekali hap tidak hanya menciptakan pengalaman makan yang berkesan. Tapi juga menjaga alas makan atau saus pendamping agar tetap rapi, bersih, dan tidak berantakan.

Bayangkan saja jika menyantap sepotong sushi setengah, lalu sisanya dicelupkan kembali ke dalam saus kecap asin. Butiran nasi akan mudah terlepas, menyebar, bahkan hancur di dalam mangkuk saus. Tentu hal ini dapat membuat tampilannya kurang menarik dan makan jadi kurang elegan.

Menyantap sushi dalam sekali hap bukan sekadar kebiasaan yang tidak memiliki arti, nyatanya ada beberapa alasan seperti diatas yang mendasari hal tersebut. Jadi, tidak perlu penasaran lagi ya saat melihat orang menyantap sushi dalam sekali hap.

 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us