Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Makanan yang Wajib Dibawa saat Mendaki Gunung, Energi Booster!

ilustrasi cokelat
ilustrasi cokelat (vecteezy.com/ Andrii Tsynhariuk)
Intinya sih...
  • Nasi dan lauk kering tahan lama, sumber karbohidrat dan protein
  • Roti tawar dan selai kacang, energi cepat tanpa peralatan masak
  • Mi instan dengan tambahan protein, gurih dan bergizi di udara dingin
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Buat banyak pendaki Indonesia, mendaki gunung bukan cuma soal menaklukkan jalur menanjak, tapi juga soal bagaimana menikmati perjalanan dengan tubuh yang tetap kuat dan sehat. Aktivitas fisik yang intens menuntut asupan energi yang cukup, apalagi ketika udara dingin dan oksigen makin tipis di ketinggian. Karena itu, pilihan makanan mendaki gunung jadi hal penting yang sering kali menentukan lancar tidaknya perjalanan.

Sayangnya, banyak pendaki masih asal membawa camilan tanpa mempertimbangkan nilai gizinya. Padahal, makanan yang tepat bisa bantu tubuh tetap prima sampai puncak. Nah, biar pendakianmu makin maksimal, berikut lima rekomendasi makanan sehat yang wajib dibawa saat mendaki gunung agar energi tetap terjaga selama pendakian.

1. Nasi dan lauk kering yang tahan lama

ilustrasi abon (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)
ilustrasi abon (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)

Pendaki Indonesia pasti gak jauh dari nasi, bahkan di gunung sekalipun. Nasi jadi sumber karbohidrat utama yang bikin perut kenyang dan tenaga stabil lebih lama. Biasanya, pendaki menyiapkan nasi matang dari rumah lalu dipadatkan agar awet. Untuk lauk, pilihan paling aman adalah yang kering seperti tempe orek, kering kentang, atau tempe bahkan abon. Ketiganya bisa bertahan lebih dari satu hari tanpa pendingin.

Kombinasi nasi dan lauk kering ini praktis karena tinggal dipanaskan sebentar di kompor lapangan. Rasanya pun familiar di lidah, bikin semangat makan tetap tinggi meski suhu dingin menusuk. Selain itu, lauk kering juga tidak mudah basi walau dibawa naik turun tas selama berjam-jam. Simpel, bergizi, dan cocok dengan kebiasaan makan orang Indonesia.

2. Roti tawar dan selai kacang untuk energi cepat

ilustrasi roti dan selai kacang
ilustrasi roti dan selai kacang (vecteezy.com/thewet nonthachai)

Saat tenaga mulai turun di tengah jalur, roti tawar bisa jadi penyelamat. Karbohidratnya mudah dicerna dan cepat diubah jadi energi. Dipadukan dengan selai kacang atau cokelat, kamu dapat tambahan protein dan lemak sehat yang bikin perut terasa kenyang lebih lama. Selain itu, makanan ini nggak butuh peralatan masak sama sekali  tinggal buka dan santap.

Buat pendaki yang nggak kuat makan berat di pagi hari, roti dan selai bisa jadi sarapan praktis sebelum mulai jalan. Kalau ingin variasi, kamu bisa tambahkan irisan pisang atau madu sachet. Rasa manisnya bantu jaga mood tetap baik saat jalur makin menanjak. Simpel tapi bergizi, kombinasi ini sering jadi andalan banyak pendaki lokal.

3. Mi instan dengan tambahan protein

ilustrasi mi instan (vecteezy.com/Bigc Studio)
ilustrasi mi instan (vecteezy.com/Bigc Studio)

Tidak bisa dimungkiri, mi instan adalah makanan paling populer di gunung. Rasanya gurih, gampang dimasak, dan bisa menghangatkan tubuh di udara dingin. Nah, supaya lebih bergizi, sebaiknya tambahkan bahan berprotein, seperti telur rebus, kornet, atau sosis. Tambahan ini membuat mi instan jadi sumber energi lengkap, bukan cuma karbohidrat kosong.

Selain mudah dibawa, bahan tambahannya pun bisa disiapkan dari rumah. Telur direbus matang, lalu disimpan di wadah tertutup agar tahan lama. Sementara sosis atau kornet cukup dipanaskan sebentar di kompor lapangan. Mi instan yang dimodifikasi seperti ini bukan cuma lezat, tapi juga membantu tubuh tetap bertenaga di cuaca ekstrem.

4. Pisang dan buah lainnya sebagai sumber gula alami

ilustrasi pisang
ilustrasi pisang (vecteezy.com/Andrey Starostin)

Pendaki sering lupa bahwa gula alami dari buah bisa jadi sumber energi cepat. Pisang adalah pilihan paling praktis, karena mudah dibawa, tidak perlu diolah, dan tinggi kalium untuk mencegah kram otot. Selain pisang, buah seperti jeruk dan apel juga bisa jadi camilan segar di sela perjalanan. Rasanya menyegarkan dan membantu menjaga cairan tubuh.

Kelebihan buah lokal adalah mudah ditemukan dan tidak bikin kantong jebol. Kalau mau pendakian lebih dari 2 hari, pilih buah yang tidak cepat lembek, seperti apel. Camilan alami ini bukan cuma menambah energi, tapi juga membantu sistem pencernaan tetap lancar. Makan buah di gunung bisa jadi cara sederhana untuk tetap sehat tanpa repot.

5. Cokelat batangan dan kacang panggang untuk tenaga darurat

ilustrasi cokelat
ilustrasi cokelat (pexels.com/Vie Studio)

Ketika tenaga mulai habis di jalur panjang, cokelat batangan bisa jadi penyelamat instan. Kandungan gula dan lemaknya langsung memberi dorongan energi tanpa menunggu lama. Banyak pendaki juga membawa kacang tanah panggang atau kacang mete sebagai camilan gurih penunda lapar. Selain ringan, kacang mengandung protein dan serat yang baik untuk daya tahan tubuh.

Makanan seperti ini cocok dikonsumsi di tengah perjalanan tanpa perlu berhenti lama. Cokelat dan kacang juga tahan di suhu dingin maupun panas, jadi aman disimpan di tas. Jangan remehkan camilan kecil seperti ini  justru sering jadi penyelamat di momen paling lelah. Dengan porsi yang pas, kamu bisa tetap fokus menapaki jalur sampai puncak.

Pada akhirnya, bekal pendakian bukan soal gaya atau kemasan, tapi soal bagaimana setiap makanan memberi energi dan rasa nyaman saat kamu tengah berada di alam. Pilihan sederhana seperti nasi hingga cokelat bisa jadi penentu semangatmu di jalur pendakian. Jadi, sudah siapkah kamu menentukan makanan andalan untuk pendakian berikutnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Food

See More

5 Tips Membedakan Keju Asli Vs Keju Olahan, Pencinta Dairy Merapat!

03 Nov 2025, 18:07 WIBFood