Meski Jadul, Kuliner Tradisional Betawi Ini Masih Hits Sampai Sekarang

Kerak telor adalah makanan khas Betawi yang masih populer dan banyak dicari oleh masyarakat Indonesia. Aroma ketan kering yang menjadi ke-khasan menjadikan kerak telor terkenal dengan rasa gurihnya. Namun sayang, di daerah Sumatera kerak telor hanya bisa dijumpai ketika ada acara-acar tertentu, misalnya acara acara pagelaran budaya, festival, hingga pasar malam.

Gado-gado adalah masakan rumahan sederhana yang bahan bahannya terbuat dari sayuran sayuran segar. Gado-gado masih menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia, karena cara dan bahan-bahannya yang mudah didapatkan.

Membuat gado-gado sangat mudah, jadi tidak perlu khawatir jika disekitar rumah kamu tidak ada yang menjual gado-gado, kamu dapat membuatnya sendiri sesuai versi kamu.

Bahan pembuatan ketoprak hampir sama dengan gado-gado yang membedakannya ketoprak tidak memakai kacang panjang, asam jawa dan tempe oncom. Ciri khusus yang membedakan ketoprak dengan gado-gado adalah ketoprak menggunakan bihun dan ketupat.

Namun terkadang ada yang menambahkannya sesuai dengan selera masing-masing. Ketoprak juga merupakan salah satu makanan favorit di era 1900-an sampai dengan sekarang.

Soto Betawi merupakan soto yang populer di daerah Jakarta. Seperti halnya soto pada umumnya, soto Betawi juga menggunakan jeroan. Selain jeroan, soto Betawi biasanya juga mencampurkan ke dalamnya seperti mata, terpedo, dan juga hati. Soto Betawi hadir dalam kuliner masakan Indonesia sekitar tahun 1977-1978, namun sampai sekarang keberadaan soto Betawi masih diakui dan banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

Nah, apakah kamu sudah pernah mencoba makanan-makanan diatas? Untuk kita generasi muda penerus bangsa, kita harus mencintai produk produk yang berasal dari negara kita sendiri. Kita harus bangga terhadap kuliner yang ada di Indonesia.

Kuliner Indonesia rasa dan khasnya tidak kalah lezatnya dengan masakan ala ala barat yang mulai masuk dan hampir memendamkan kuliner Indonesia. Kalau bukan kita yang melestarikan dan membanggakannya, siapa lagi?