Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Membuat Steak dari Daging Kurban, Gak Bakal Alot

ilustrasi steak (pexels.com/Jacob Yavin)
ilustrasi steak (pexels.com/Jacob Yavin)
Intinya sih...
  • Pemilihan bagian daging yang tepat
  • Proses marinasi untuk melunakkan serat daging
  • Teknik pemotongan dan memasak yang sesuai dengan karakter daging kurban

Daging kurban biasanya diolah menjadi berbagai masakan, seperti rendang, gulai, atau semur. Namun, tak sedikit yang penasaran apakah daging kurban bisa dijadikan steak. Jawabannya, tentu bisa, asal tahu cara mengolahnya.

Tekstur daging kurban yang cenderung lebih liat dibanding daging sapi dari peternakan khusus memang menantang, tapi bukan berarti tidak bisa dibuat empuk dan lezat. Dengan teknik yang tepat, steak daging kurban justru bisa jadi sajian spesial selepas Idul Adha.

Berikut lima tips membuat steak dari daging kurban agar hasilnya tidak alot dan tetap menggugah selera. Seenak buatan restoran mahal, lho!

1. Pemilihan bagian daging menentukan hasil akhir steak

ilustrasi daging steak (pexels.com/Boys in Bristol Photography)
ilustrasi daging steak (pexels.com/Boys in Bristol Photography)

Tidak semua bagian daging sapi cocok dijadikan steak, apalagi jika daging berasal dari hewan kurban yang usianya sudah tidak muda. Bagian seperti has luar, has dalam, atau daging paha belakang bisa menjadi pilihan terbaik karena relatif lebih empuk dibandingkan bagian lainnya. Hindari bagian seperti sengkel atau sandung lamur yang membutuhkan waktu lama untuk empuk dan lebih cocok untuk olahan berkuah atau direbus lama.

Menggunakan bagian yang tepat akan mengurangi risiko steak terasa keras meskipun tanpa proses marinasi yang panjang. Perhatikan juga serat daging, pilih yang halus dan tidak terlalu padat. Semakin halus seratnya, makin besar peluang daging bisa empuk saat dipanggang. Ini langkah pertama yang paling menentukan, karena jika salah memilih, teknik masak sehebat apa pun akan sulit menyelamatkan tekstur dagingnya.

2. Proses marinasi membantu melembutkan serat daging

ilustrasi marinasi daging (pexels.com/Lukas)
ilustrasi marinasi daging (pexels.com/Lukas)

Marinasi bukan sekadar memberi rasa, tapi juga berfungsi melunakkan serat daging. Daging kurban cenderung lebih alot, karena aktivitas fisik hewan yang tinggi sebelum disembelih. Gunakan bahan marinasi, seperti air jeruk nipis, nanas parut, atau yoghurt tawar yang mengandung enzim pelunak alami. Diamkan daging minimal 2 jam dalam lemari es, agar bumbu meresap dan serat mulai melunak.

Namun, penting untuk tidak terlalu lama memarinasi, terutama jika menggunakan bahan asam, seperti nanas. Waktu terlalu lama justru bisa membuat tekstur daging jadi lembek dan kehilangan kekenyalannya. Marinasi juga bisa ditambahkan rempah seperti bawang putih, lada hitam, dan sedikit kecap asin untuk menambah cita rasa. Proses ini tidak boleh dilewatkan jika ingin hasil steak yang empuk, tapi tetap juicy.

3. Teknik pemotongan daging memengaruhi tingkat empuknya

ilustrasi memotong daging sapi (vecteezy.com/Anna Markina)
ilustrasi memotong daging sapi (vecteezy.com/Anna Markina)

Cara memotong daging sering dianggap sepele bagi banyak orang, padahal berpengaruh besar terhadap tekstur akhir terutama bila ingin dijadikan steak. Potong daging kurban melawan arah serat agar serat-seratnya terputus. Hal ini akan membuat steak lebih mudah dikunyah karena serat pendek lebih cepat lunak saat dimasak. Banyak orang melewatkan langkah ini dan hasilnya steak tetap keras meski sudah dimarinasi atau dipanggang dengan benar.

Potongan juga sebaiknya tidak terlalu tebal, sekitar 1,5—2 cm adalah ukuran ideal untuk steak rumahan. Potongan yang terlalu tebal membuat panas sulit meresap ke dalam, sementara potongan terlalu tipis berisiko cepat kering. Kombinasi potongan yang tepat dan arah iris yang benar akan sangat membantu menghasilkan steak dari daging kurban yang jauh dari kata alot.

4. Metode memasak perlu disesuaikan dengan karakter daging

ilustrasi memasak steak (pexels.com/Skylar Kang)
ilustrasi memasak steak (pexels.com/Skylar Kang)

Daging kurban tidak bisa disamakan dengan daging sapi wagyu atau tenderloin impor yang bisa langsung dibakar tanpa banyak persiapan. Gunakan metode medium-rare hingga medium agar bagian dalam tetap lembut dan tidak kering. Panaskan wajan atau grill terlebih dahulu hingga benar-benar panas, baru masukkan daging agar langsung terkunci bagian luarnya dan jusnya tidak keluar terlalu banyak.

Sebaiknya gunakan api sedang agar bagian dalam bisa matang perlahan tanpa membuat permukaan gosong. Jangan sering membolak-balik daging saat dipanggang. Biarkan satu sisi matang sempurna dulu sebelum dibalik, agar permukaannya membentuk lapisan karamelisasi yang enak. Teknik memasak ini membantu menjaga kelembapan daging kurban agar tetap juicy, meski seratnya lebih padat.

5. Resting time setelah steak dipanggang membuat daging lebih juicy

ilustrasi steak (pexels.com/Los Muertos Crew)
ilustrasi steak (pexels.com/Los Muertos Crew)

Banyak yang langsung menyajikan steak begitu selesai dimasak, padahal membiarkan daging istirahat selama beberapa menit justru penting. Setelah dipanggang, cairan di dalam daging bergerak aktif akibat panas. Jika steak langsung dipotong, jus tersebut akan keluar dan mengakibatkan daging jadi kering. Diamkan daging steak selama kurang lebih 5—7 menit sebelum disajikan agar cairannya menyebar rata kembali ke seluruh bagian.

Letakkan daging di atas talenan kayu atau piring hangat dan tutup dengan aluminium foil agar suhu tetap terjaga. Teknik ini sederhana, tapi sering dilupakan, padahal hasil akhirnya sangat terasa. Daging terasa lebih lembap, gurih, dan teksturnya juga lebih bersahabat di lidah. Waktu istirahat menjadi sentuhan akhir yang tak boleh dilewatkan dalam membuat steak daging kurban.

Membuat steak dari daging kurban memang butuh perhatian khusus dibanding menggunakan daging sapi biasa. Namun, dengan menerapkan sejumlah tips di atas, hasilnya bisa sangat memuaskan. Rasanya tetap nikmat, teksturnya empuk, dan yang terpenting, kamu bisa menyajikan sesuatu yang berbeda dari daging kurban tanpa harus takut alot.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us