5 Negara Konsumen Minyak Sawit Terbanyak, Indonesia Nomor Satu!

Negara kita tercinta Indonesia, menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah konsumsi minyak kelapa sawit terbanyak di dunia. Situs Indexmundi.com, mengungkapkan bahwa Indonesia mengonsumsi setidaknya 15,4 juta ton di tahun 2021. Atau meningkat 1,1 persen dari tahun 2020.

Jumlah tersebut terdengar fantastis dan kemungkinan akan semakin meningkat ke depannya, mengingat industri kuliner di tanah air yang sangat bergantung pada minyak goreng berbahan kelapa sawit. Meski begitu, jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia juga sangat tinggi. Yaitu berada di angka 44,5 juta ton. 

Sehingga secara teoritis negara kita tidak mungkin mengalami kelangkaan minyak goreng berbahan dasar kelapa sawit hingga separah ini. Kita doakan saja, semoga kedepannya harga minyak goreng akan segera turun dan stabil di angka yang diharapkan masyarakat.

Negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia, yaitu India ternyata menempati posisi kedua di dalam daftar negara pengonsumsi minyak kelapa sawit terbanyak. Jumlah konsumsi minyak kelapa sawit di India mencapai 8,4 juta ton per tahun 2021. Jumlah tersebut menurun 6,5 persen dari tahun 2020 yang berjumlah 9 juta ton.

Kita semua tahu banyak jenis kuliner yang berasal dari India diolah dengan cara digoreng. Terlebih juga jumlah penduduk mereka yang tinggi, memengaruhi kebutuhan dari bahan-bahan pokok. Selain itu, data dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa India adalah salah satu negara tujuan utama ekspor CPO asal Indonesia dengan jumlah 4,3 juta ton pada tahun 2020. Jadi buat kamu yang bertanya kemana lebihnya CPO asal tanah air, India adalah salah satu jawabannya.

Tak mengejutkan rasanya apabila mendengar nama China berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan jumlah konsumsi minyak kelapa sawit terbanyak di dunia dengan jumlah 7 juta ton pada tahun 2021. Selain dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, masyarakat Tiongkok juga gemar menyantap makanan yang panas.

Kebiasaan tersebut membuat masyarakat di sana memilih untuk mengolah makanan sisa menjadi makanan baru. Contohnya saja nasi goreng. Meski tak terlalu banyak jenis kuliner di sana yang dimasak dengan proses menggoreng. Tetap saja jumlah permintaan yang tinggi atas makanan di sana, membuat kuantitas konsumsi bahan baku yang besar pula.

Pernah lihat street food dari negara Pakistan? Di Pakistan ada banyak jenis kuliner jalanan yang tersaji di tepi jalan dan rata-rata memiliki cita rasa bumbu rempah yang khas dan menggunakan minyak sebagai bahan bakunya. Seperti makanan khas adal Pakistan yaitu, Bun Kebab yang mirip sekali dengan burger dari Amerika Serikat.

Dilansir Togetherwomenrise.org, masyarakat Pakistan rata-rata mengonsumsi tiga makanan utama setiap harinya. Baik, pagi, siang, dan malam. Hal ini sejalan dengan predikat Pakistan sebagai negara keempat yang mengonsumsi minyak kelapa sawit terbanyak dengan jumlah 3,4 juta ton di tahun 2021. Dan kemungkinan jumlah itu akan terus bertambah, mengingat makin populernya kuliner jajanan khas Pakistan.

Negara tetangga kita, Malaysia rupanya menempati urutan ke lima. Wajar rasanya bila Malaysia masuk ke dalam daftar ini. Sebab, Indonesia dan Malaysia memiliki kemiripan dalam urusan kuliner. Seperti Rendang, Nasi Goreng, Nasi Uduk(nasi lemak), dan lain sebagainya. Dimana kuliner-kuliner tersebut memang identik dengan minyak.

Pada tahun 2019 sendiri, Malaysia sempat menduduki peringkat ke empat sebelum akhirnya digantikan oleh Pakistan. Yang mana di tahun 2020 Malaysia mengonsumsi minyak kelapa sawit sebanyak 3,3 juta ton. Jumlah itu tidak berubah di tahun 2021. Di sisi lain, Malaysia ternyata menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Dengan jumlah produksi mencapai 18,7 juta ton per tahun 2021.

CPO kini bisa dibilang sebagai salah satu komoditas penting di dunia perdagangan internasional. Harga yang kian meroket membuat kita sebagai masyarakat harus pintar-pintar menyikapinya. Meski begitu, tentu kita harap agar harga minyak goreng di tanah air bisa kembali normal secepatnya.