Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Masak Kadang Lebih Boros daripada Beli?

ilustrasi memasak
ilustrasi memasak (freepik.com/senivpetro)
Intinya sih...
  • Bahan harus dibeli sekaligus sehingga pengeluaran banyak.
  • Porsi masakan yang sering kebanyakan bisa berujung pada pemborosan.
  • Bumbu dapur juga mahal dan sering terbuang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang memilih memasak sendiri di rumah dengan harapan agar lebih hemat dibanding beli makanan di luar. Logikanya memang masuk akal karena kita bisa atur sendiri bahan, porsi, dan menu sesuai kebutuhan sendiri. Selain itu, masak di rumah juga sering dianggap lebih sehat karena kita tahu persis apa saja yang masuk ke dalam masakan.

Namun, kenyataannya gak selalu demikian. Ada kalanya, masak justru bikin dompet lebih cepat tipis dibanding beli makanan di warung atau rumah makan. Mulai dari bahan yang harus dibeli dalam jumlah banyak, bumbu dapur yang mahal, sampai biaya tersembunyi, seperti gas dan listrik, semua itu bikin masak jadi terasa boros. Nah, biar gak penasaran, yuk, kita kupas satu per satu alasannya!

1. Bahan yang harus dibeli sekaligus

ilustrasi bahan-bahan untuk membuat sup krim
ilustrasi bahan-bahan untuk membuat sup krim (freepik.com/freepik)

Saat mau masak, kita gak mungkin cuma beli sepotong wortel, setengah bawang bombai, atau dua buah cabai. Semua bahan biasanya dijual dalam satuan besar: 1 kilo, 1/2 kilo, atau 1 pak. Nah, kalau menu yang kita masak butuh banyak variasi bahan, otomatis belanjanya jadi numpuk.

Contoh mudahnya, kamu mau bikin spageti karbonara di rumah. Nah, kamu harus beli pasta, daging asap, keju parmesan, susu UHT, bawang putih, sampai lada hitam. Totalnya bisa bikin kaget. Padahal, kalau beli satu porsi di kafe, harganya mungkin lebih murah.

2. Porsi masakan sering kebanyakan

ilustrasi memasak mi goreng
ilustrasi memasak mi goreng (freepik.com/8photo)

Masalah klasik lainnya adalah porsi masakan. Resep di internet biasanya ditulis untuk 3–⁠5 orang, padahal kita cuma masak untuk diri sendiri. Alhasil, kamu jadi kelebihan makanan. Kadang itu bisa disimpan, tapi gak jarang juga malah mubazir karena basi atau bosan makan menu yang sama berkali-kali.

Di sisi lain, kalau beli makanan di luar. Porsinya sudah pas. Kita tinggal makan tanpa pusing mikirin sisa yang numpuk di kulkas. Jadi, secara gak langsung, beli makan bisa lebih hemat karena gak ada yang terbuang.

3. Bumbu dapur juga mahal

ilustrasi bumbu dapur
ilustrasi bumbu dapur (pixabay.com/Robert Lens)

Banyak orang lupa kalau bumbu dapur itu juga harus dihitung, misalnya kecap asin, saus tiram, minyak wijen, atau rempah-rempah impor. Sekali beli memang bisa dipakai berkali-kali. Namun, harga awalnya lumayan bikin kaget.

Kalau masaknya cuma sekali-sekali, beli bumbu jadi terasa boros karena jarang terpakai. Bahkan, ada yang sampai kedaluwarsa di rak dapur tanpa sempat dipakai habis. Bayangkan kalau semua itu dikalkulasikan, sebenarnya beli makanan di luar bisa lebih praktis dan gak bikin rugi.

4. Godaan belanja lebih banyak di supermarket

ilustrasi perempuan sedang berbelanja
ilustrasi perempuan sedang berbelanja (freepik.com/freepik)

Ini kebiasaan buruk yang sulit dihindari kebanyakan orang: niat awal sekadar beli bawang, eh, pulangnya bawa keranjang penuh camilan, minuman kekinian, atau bahan lain yang sebenarnya gak dibutuhkan. Belanja bahan masak bisa jadi jebakan manis untuk pengeluaran karena kita tergoda promo dan diskon besar-besaran. Kalau dihitung, belanja tambahan ini bikin masak jauh lebih boros. Sementara, kalau beli makanan jadi, pengeluaran lebih terkontrol karena kita bayar sesuai porsi yang dimakan, tanpa tambahan godaan belanja lain-lain.

5. Eksperimen yang gagal bikin rugi

ilustrasi bronis panggang
ilustrasi bronis panggang (freepik.com/wirestock)

Niat masak menu ala restoran atau kafe, eh, ternyata rasanya zonk. Alih-alih hemat, eksperimen gagal justru bikin rugi. Bahannya mahal, hasilnya gak bisa dimakan. Akhirnya, kamu tetap beli makan di luar karena masakan percobaan gak sesuai harapan.

Kalau beli makanan jadi, risiko seperti ini jauh lebih kecil. Alasannya, penjual tentu hanya akan menjual produk yang kualitas dan rasanya sudah jelas. Jadi, dalam beberapa kasus, beli lebih aman daripada masak sendiri.

Masak di rumah memang bisa hemat kalau kita pintar atur bahan, bikin menu simpel, dan masak rutin biar bahan gak mubazir. Namun, kalau hanya sesekali masak, pengeluaran bisa lebih besar daripada beli makanan jadi. Intinya, masak bukan selalu solusi hemat. Kadang, beli makanan bisa lebih efisien, apalagi kalau dihitung dari sisi waktu, tenaga, dan biaya tersembunyi. Triknya ialah tahu kapan harus masak dan kapan lebih baik beli. Dengan begitu, dompet tetap aman, perut kenyang, dan hati pun tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Food

See More

5 Tempat Makan di Dekat RSUD Jombang, Penyelamat Perut Kosong

15 Sep 2025, 07:20 WIBFood