5 Tips Membuat Focaccia Italia dengan Aroma Olive Oil yang Harum

- Tepung protein tinggi menciptakan tekstur empuk dan kenyal serta menyerap olive oil dengan baik untuk cita rasa yang kaya.
- Fermentasi minimal 8 jam atau semalaman menghasilkan aroma dan tekstur focaccia yang lebih kompleks dan lembut.
- Penggunaan olive oil berkualitas tinggi, tambahan topping, dan teknik memanggang yang tepat mempengaruhi hasil akhir focaccia.
Focaccia adalah salah satu roti khas Italia yang terkenal dengan tekstur empuk, aroma herba yang segar, dan cita rasa gurih dari olive oil. Roti ini sering dijadikan pendamping sup, pasta, atau sekadar camilan sore yang bisa dinikmati dengan segelas teh atau kopi. Salah satu keunikan dari focaccia terletak pada topping sederhana seperti rosemary, tomat cherry, hingga bawang putih panggang yang membuat rasanya semakin hidup.
Meskipun terlihat sederhana, ada beberapa rahasia yang membuat focaccia terasa lebih autentik dan harum seperti di Italia. Proses mengolah adonan, teknik fermentasi, hingga cara memanggangnya punya peran besar dalam menentukan hasil akhir. Dengan beberapa langkah praktis, siapa pun bisa menciptakan focaccia dengan aroma olive oil yang menggoda. Berikut lima tips yang bisa diterapkan agar hasilnya makin maksimal.
1. Gunakan tepung protein tinggi untuk adonan yang elastis

Pemilihan tepung menjadi dasar penting dalam pembuatan focaccia. Tepung dengan kandungan protein tinggi mampu menghasilkan gluten yang kuat sehingga adonan lebih elastis dan mampu menahan gas selama proses fermentasi. Hal ini akan menciptakan tekstur roti yang empuk, ringan, namun tetap kenyal saat digigit. Kalau memakai tepung serbaguna, hasilnya biasanya kurang maksimal karena struktur adonan jadi lebih rapuh.
Selain itu, tepung protein tinggi membantu menyerap olive oil dengan lebih baik sehingga rasa gurihnya terasa sampai ke dalam serat roti. Inilah yang membuat focaccia tidak hanya wangi dari luar, tetapi juga kaya cita rasa hingga ke bagian tengah. Jadi, jangan ragu untuk memilih tepung berkualitas karena itu akan menjadi fondasi utama dalam keberhasilan membuat focaccia yang sempurna.
2. Biarkan adonan fermentasi dengan cukup waktu

Proses fermentasi adalah kunci untuk menghasilkan rasa dan aroma yang kompleks. Saat adonan diberi waktu untuk beristirahat, ragi bekerja mengembangkan adonan sekaligus menghasilkan aroma khas roti yang menggoda. Focaccia yang difermentasi dengan baik biasanya punya pori-pori besar dan tekstur yang lembut. Semakin lama fermentasi, semakin dalam pula rasa yang terbentuk.
Sebaiknya adonan dibiarkan fermentasi minimal selama 8 jam, bahkan bisa sampai semalaman di dalam kulkas. Teknik ini dikenal sebagai cold fermentation yang mampu meningkatkan cita rasa sekaligus membuat tekstur lebih empuk. Jadi, jangan terburu-buru memanggang adonan karena kesabaran dalam tahap ini akan menghasilkan focaccia yang jauh lebih harum dan nikmat.
3. Jangan pelit menggunakan olive oil

Olive oil adalah bintang utama dalam pembuatan focaccia. Minyak ini bukan hanya memberikan rasa gurih yang khas, tetapi juga membuat permukaan roti menjadi renyah saat dipanggang. Saat adonan dituang ke loyang, olive oil sebaiknya dilumurkan dengan cukup banyak agar roti tidak lengket sekaligus menyerap rasa dengan sempurna. Permukaan focaccia juga perlu diberi tetesan olive oil sebelum masuk oven agar makin wangi.
Penggunaan olive oil berkualitas tinggi sangat memengaruhi hasil akhir. Olive oil extra virgin, misalnya, akan memberi aroma herba segar yang langsung tercium begitu roti keluar dari oven. Semakin baik kualitas minyaknya, semakin kaya pula karakter rasa yang hadir. Jadi, jangan ragu untuk berinvestasi pada olive oil premium demi mendapatkan hasil focaccia yang otentik.
4. Tambahkan topping yang menyempurnakan rasa

Focaccia memang enak dinikmati polos, tapi topping bisa membuatnya semakin istimewa. Topping klasik seperti rosemary, tomat cherry, bawang putih panggang, atau zaitun mampu menambah dimensi rasa yang lebih dalam. Aroma herba rosemary yang harum berpadu dengan kelembutan roti akan menciptakan pengalaman makan yang tak terlupakan. Sementara tomat cherry yang meletup saat digigit memberi sensasi segar dan juicy.
Selain topping klasik, eksperimen dengan bahan lokal juga bisa jadi ide menarik. Misalnya menambahkan irisan bawang merah, cabai hijau, atau bahkan keju parmesan yang diparut tipis di atas permukaan. Dengan begitu, focaccia bisa punya sentuhan unik yang tetap setia pada karakter aslinya. Kombinasi topping yang tepat akan membuat roti ini terasa lebih berwarna dan menggugah selera.
5. Panggang dengan suhu dan teknik yang tepat

Teknik memanggang sering dianggap sepele, padahal justru menentukan kualitas akhir focaccia. Suhu yang terlalu rendah akan membuat roti kurang mengembang dan permukaannya pucat, sementara suhu terlalu tinggi bisa membuat bagian luar gosong tapi dalamnya masih mentah. Idealnya, focaccia dipanggang pada suhu sekitar 220°C hingga 230°C selama 20–25 menit. Dengan begitu, roti bisa matang merata dengan permukaan cokelat keemasan yang menggoda.
Selain suhu, peletakan loyang di dalam oven juga berpengaruh. Letakkan loyang di rak tengah agar panas bisa menyebar secara merata ke seluruh bagian. Sebelum dikeluarkan, pastikan bagian bawah roti sudah renyah agar teksturnya lebih nikmat. Dengan teknik yang tepat, focaccia bukan hanya harum dari olive oil, tetapi juga punya tekstur sempurna yang empuk di dalam dan renyah di luar.
Menikmati focaccia Italia dengan aroma olive oil yang harum memang punya sensasi tersendiri. Dari pemilihan tepung, fermentasi, hingga teknik memanggang, setiap detail kecil punya pengaruh besar terhadap hasil akhir. Roti sederhana ini bisa jadi hidangan istimewa kalau dibuat dengan penuh kesabaran dan perhatian.
Kalau sudah tahu tips-tips ini, membuat focaccia di rumah jadi terasa lebih menyenangkan. Setiap gigitan akan membawa wangi herba dan kelezatan khas Italia yang sulit ditolak. Jadi, gak ada salahnya mencoba tips di atas dan menghadirkan aroma oven ala Italia langsung ke dapur sendiri.