5 Cara Atasi Night Terror pada Anak, Kondisi Tidur Sambil Menjerit

13 Mar 2021, 08:55 WIB

Default Image IDN

Night terror merupakan gangguan tidur yang biasanya terjadi pada anak dalam rentang usia 3-12 tahun dan ditandai dengan adanya teriakan. Kondisi ini sebenarnya dapat dipicu oleh beberapa hal, seperti lelah, stres, demam, dan pengaruh obat tertentu yang dikonsumsi. Night terror sendiri dapat berlangsung selama kurang lebih 10-30 menit dan setelahnya anak akan kembali tenang, tertidur seperti biasa.

Berbeda dengan mimpi buruk yang akan diingat ketika sudah bangun, night terror tidak akan menyisakan ingatan semacam itu. Beberapa gejalanya terlihat dari anak yang cenderung bernapas dengan cepat, menangis, menjerit, mengigau, terlihat marah, atau malah ketakutan. Bahkan, tanpa sadar anak juga bisa menendang barang-barang di sekitarnya atau berjalan dari tempat tidurnya.

Untuk mengatasinya, beberapa cara dapat dilakukan oleh para orangtua. Berikut hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur night terror.

1. Jangan langsung membangunkan anak seketika

Default Image IDN

Kepanikan melihat kondisi anak yang tiba-tiba berteriak saat tidur biasanya akan membuat orangtua berusaha membangunkan anak dengan sigap. Namun, sebenarnya hal ini tidak boleh langsung dilakukan apalagi dengan cara yang mendadak. Keinginan untuk segera menyadarkan anak justru akan semakin membuat anak marah.

Cara terbaik adalah memeluk anak dengan lembut dan cobalah untuk memberi sentuhan yang menenangkan. Hal ini dapat membantu anak melepas ketegangan yang dirasakan hingga perlahan akan lebih tenang dan kembali tidur lelap.

2. Perhatikan kondisi sekitar tempat tidur

Pexels.com/Ketut Subiyanto

Beberapa kondisi night teror mungkin saja akan menyebabkan anak terjatuh dari tempat tidur atau terbentur sesuatu seperti tembok dan barang-barang keras lainnya. Oleh karenanya, penting untuk memperhatikan kondisi tempat anak tidur dengan detail.

Usahakan untuk tidak meletakkan barang berbahaya di sekitar tempat tidur anak. Bahkan jika perlu, dampingi anak dan jangan tinggalkan sampai dia benar-benar kembali tidur dengan tenang.

3. Aturlah jadwal kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari

Pexels.com/Lisa Fotios

Kesibukan orangtua seringkali membuat mereka kurang memperhatikan pola kegiatan anak setiap harinya. Gak jarang juga para orangtua ini hanya mengikuti kemauan anak tanpa menerapkan disiplin tertentu berkaitan dengan aktivitas yang ingin dilakukan.

Sebisa mungkin atur kegiatan rutin dengan pola yang sama hingga aktivitas bermain, makan, dan tidur berada di waktu yang kurang lebih sama setiap harinya. Meski terkesan remeh, tapi mengatur kegiatan anak sehari-hari ternyata dapat mengurangi risiko night terror.

4. Gak kalah penting, ajak dan dampingi anak bermain di siang hari

Pexels.com/cottonbro

Siang hari menjadi waktu yang singkat sekaligus panjang bagi anak dan para orangtua. Jika tidak disediakan aktivitas yang menghibur, seringkali anak justru akan merasa bosan dan berakhir dengan kelelahan psikis. Bahkan gak jarang juga orangtua akan merasa stres akibat ketidakteraturan aktivitas sang anak.

Akan lebih baik jika orangtua membuat jadwal kegiatan sepanjang siang bersama anak. Hal ini ditujukan agar anak memiliki aktivitas positif yang akan dapat membantu tidur lebih lelap. Rangsanglah kegiatan anak dengan permainan kesukaannya atau aktivitas lain yang menghibur. Pastikan juga rumah mendapat pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.

5. Kenali tanda-tanda saat anak mengantuk

Pexels.com/Lina Kivaka

Poin penting dari mengatasi gangguan night terror adalah dengan mengenali tanda-tanda mengantuk pada anak. Biasanya akan muncul tanda seperti mengucek mata, menguap, mata berair, rewel, hingga menarik-narik telinga. Saat hal ini mulai muncul, segera kondisikan anak untuk mulai tidur dengan menempatkannya di tempat tidur.

Keterlambatan mengenali tanda mengantuk ini akan membuat anak jadi semakin sulit tidur. Jika memungkinkan, bacakan juga cerita sebelum tidur. Aktivitas jelang tidur ini akan membantu anak mendapatkan ketenangan dan kenyamanan hingga dapat tertidur dengan lelap.

Meski night terror belum tentu akan terjadi pada semua anak, tapi cara-cara diatas juga dapat diterapkan demi langkah antisipasi. Namun, jika night terror terlanjur terjadi dan berlangsung lama hingga sulit diatasi sendiri, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan ahlinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.