Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Mengapa Sakit Gigi Gak Lebih Baik dari Sakit Hati, Cek Yuk!

news-medical.net
news-medical.net

Pepatah lama ‘lebih baik sakit gigi daripada sakit hati’ ternyata tidak selamanya tepat, lho. Ketika sakit gigi, kamu pasti merasakan sakit luar biasa di pangkal gigi yang terasa berdenyut-denyut menyiksa. Saat itu, segala hal yang ada dalam kehidupanmu sama sekali tak membuatmu teralihkan dari rasa sakit di permukaan gigi.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, 7 alasan di bawah ini menjadi bukti bahwa sakit gigi tidak lebih baik daripada sakit hati. Gak percaya? Yuk, cek di sini!

1. Sakit gigi merupakan penyebab awal dari sakit-sakit yang lain

news-medical.net
news-medical.net

Bagi yang sudah pernah merasakan sakit gigi, kamu pasti pernah juga merasakan sakit-sakit lain yang timbul seiring dengan makin parahnya sakit gigi. Sakit kepala, migrain, sariawan, merupakan beberapa gejala penyakit yang biasanya selalu menyertai sakit gigi. Kalau sudah merasakan sakit gigi, masih beranikah kamu berucap lebih baik sakit gigi daripada sakit hati?

2. Tak ada perbedaan makanan enak-gak enak dan mahal-murah

cooklikeyourgrandmother.com
cooklikeyourgrandmother.com

Karena gigi sedang bermasalah, otomatis kamu tidak akan pernah bisa menikmati makanan dengan nyaman. Jangankan makanan enak dan mahal, makanan biasa yang murah meriah pun tidak akan merangsang nafsu makan jika kamu sedang sakit gigi. Jika tidak makan mie instant yang langsung glek, bubur polos merupakan satu-satunya makanan paling aman saat kamu menderita sakit gigi.

3. Waktu satu menit terasa satu hari lamanya

Pixabay.com/pixel2013
Pixabay.com/pixel2013

Saat sakit gigi sedang kumat (terutama di malam hari), entah mengapa waktu terasa seperti sengaja melambat. Satu detik rasa sakit yang terasa akibat sakit gigi, terasa seperti menderita sakit selama berjam-jam lamanya.

4. Tidur menjadi tak nyenyak

Pixabay.com/cuncon
Pixabay.com/cuncon

Sudah pasti, ketika sakit gigi sedang mencapai puncaknya, kamu tidak akan pernah bisa tidur dengan pulas meski dalam keadaan ngantuk parah sekalipun. Jika pun bisa tidur, kamu pasti akan bangun kembali ketika gigi kamu kembali berdenyut-denyut dan terasa menyiksa. Karena sifat sakit gigi yang datang dan pergi semaunya, maka waktu tidur kamu biasanya akan lebih pendek dari biasanya.

5. Sensitif dan emosional

Pixabay.com/Mandyme27
Pixabay.com/Mandyme27

Ingat ya, jangan coba-coba memancing amarah orang yang sedang sakit gigi dengan berulah hal-hal yang tak disukainya. Orang yang sedang sakit gigi biasanya memang akan lebih sensitif dan gampang marah karena pikirannya lebih terfokus pada rasa sakit yang dideritanya saat itu. Jangankan nyetel musik kenceng-kenceng atau teriak-teriak, mengajaknya berbincang saja bisa membuat mereka berubah jadi singa, lho.

6. Gak berminat sama sekali main media sosial

Pixabay.com/natureaddict
Pixabay.com/natureaddict

Jika pada hari-hari biasa mereka menganggap tak ada hari tanpa media sosial, maka ketika sakit gigi, media sosial bukan lagi merupakan hal yang menarik dalam kehidupannya. Saat itu, satu-satunya yang mereka inginkan adalah kesembuhan atas sakit gigi yang mereka derita. Tak ada yang lebih membahagiakan daripada terlepas dari jeratan sakit gigi yang sangat menyiksa.

7. Saat kumat, kamu biasanya menangis karena tak kuat menahan rasa sakitnya

Pixabay.com/jarmoluk
Pixabay.com/jarmoluk

Meski kamu dikenal sebagai orang paling kuat, ketika sakit gigi kamu pasti menangis dan mengucurkan air mata. Saking sakitnya, kamu mengeluh dan mengaduh sambil memegang pipi kamu erat-erat berharap sakit gigi bisa segera usai.

Sakit gigi menyiksa, sakit hati juga menderita. Coba deh ganti pepatah lama ‘daripada sakit hati, lebih baik sakit gigi’ dengan kalimat ‘daripada sakit hati dan sakit gigi, lebih baik tidak sakit apa-apa’. Jadi mulai sekarang, yuk jaga kesehatan gigi dengan teratur memeriksanya secara rutin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us