Sistem pencernaan memiliki organ yang sangat lengkap disertai dengan tugas beratnya masing-masing dan saling bekerja sama. Namun, jika sistem ini terserang penyakit, maka akan kesulitan dalam memproses makanan yang diasup sehingga tubuh kurang mendapat nutrisi.
Nah, apa saja ya penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia. Berikut ulasannya, dikutip dari laman health.usnews.com.
Gejala reflux, seperti mulas, adalah salah satu penyakit pencernaan yang paling umum. Gejala yang sering terjadi dapat mengindikasikan seseorang menderita Gastroesophageal reflux disease (GERD). Selain dari rasa sakit, GERD dapat membahayakan kerongkongan dari waktu ke waktu atau bahkan menyebabkan kanker kerongkongan.
Michael Gold, ahli gastrologi di MedStar Washington Hospital Center mengungkapkan penyakit ini melibatkan perasaan panas atau terbakar, naik dari pusat daerah perut dan ke dada di bawah tulang dada atau tulang dada, adanya rasa asam di mulut, bahkan makanan atau cairan pun berada di mulut terutama di malam hari.
Asam dapat membuat luka terbuka yang menyakitkan dan lambung bisa berdarah. Ini yang disebut dengan peptic ulcer atau tukak saluran pencernaan. Penyebab dari penyakit ini adalah Helicobacter pylori dan penggunaan jangka panjang obat anti radang (NSAID). Bukan dikarenakan stres atau makanan pedas.
Gejala yang ditimbulkan nyeri perut terbakar, kembung atau sendawa terus menerus, mulas, mual. Untuk gejala yang lebih parah jika tidak diobati maka akan ditambah dengan kesulitan bernapas, merasa lemah, penurunan berat badan drastis, perubahan nafsu makan, feses berwarna darah gelap atau hitam bahkan disertai muntah darah.
Batu empedu adalah batu kecil, terbuat dari kolesterol yang terbentuk di kandung empedu, organ kecil di bawah hati. Batu empedu tidak menyebabkan gejala apapun dan tidak perlu diobati.
Namun, jika batu tersebut terperangkap dalam lubang di dalam kandung empedu bisa memicu rasa sakit perut yang tiba-tiba intens. Biasanya berlangsung antara 1-5 jam. Jenis sakit perut ini dinamakan biliary colic atau kolik empedu yang terdapat di tengah perut tepat di bawah tulang rusuk sisi kanan dan menyebar ke tulang belikat.
Lactose intolerance atau intoleransi laktosa adalah kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna gula utama dalam susu. Tubuh menggunakan enzim yang disebut laktase, berguna untuk memecah gula yang ada dalam susu sehingga bisa menyerapnya ke dalam tubuh melalui usus halus.
Namun pada orang yang intoleransi laktosa, tidak mudah untuk melakukannya karena berlanjut ke usus besar. Jadi bisa bercampur dengan bakteri dan fermentasi normal. Ini dapat menyebabkan hal-hal seperti kram, mual, kembung dan diare.
Divertikula adalah tonjolan yang dapat berkembang di lapisan usus seiring bertambahnya usia. Ketika divertikula menyebabkan gejala, seperti rasa sakit di perut kiri bagian bawah, itu disebut penyakit divertikular.
Jika meradang atau terinfeksi, menyebabkan divertikulitis. Ditandai dengan nyeri perut yang konstan dan lebih parah, memiliki suhu 38 derajat Celcius atau lebih tinggi, muntah, lelah, tidak sehat dan adanya pendarahan dari bagian bawah.
Inflammatory bowel disease (IBD) mewakili sekelompok gangguan usus yang menyebabkan peradangan saluran pencernaan berkepanjangan. Peradangan bisa terjadi di mana saja sepanjang saluran pencernaan.
Dikutip dari laman Healthline, gejala IBD bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan peradangan. Gejala umumnya seperti diare, sakit perut, kram, kembung, penurunan berat badan dan anemia.
Penyakit celiac ini adalah gangguan autoimun dan pencernaan. Penderita tidak dapat makan gluten karena protein yang ditemukan dalam gandum hitam, gandum dan sejenisnya dapat memicu respons kekebalan di usus kecil.
Meskipun tidak ada obatnya, orang-orang dapat mengelola penyakit celiac dengan mengadopsi diet bebas gluten. Dalam beberapa minggu, peradangan di usus kecil akan mereda — meskipun secara tidak sengaja mengonsumsi produk dengan gluten dapat menyebabkan kambuh setiap saat.
Robert Sandler, kepala divisi gastroenterologi dan hepatologi dari University of North Carolina School of Medicine mengatakan bahwa tidak perlu terobsesi untuk BAB setiap hari atau tiga kali sehari bahkan tiga kali seminggu.
Namun perlu di garis bawahi jika seminggu tidak BAB disarankan untuk pergi ke dokter. Konstipasi, feses yang keras dengan disertai mengejan dapat menyebabkan wasir dan fistula ani.
Oleh karena itu untuk menghindarinya bisa melakukan olahraga secara teratur dan konsumsi serat dan minum air secukupnya.
Nah, itu tadi 8 penyakit yang ada di dalam sistem pencernaan. Jika mengalami gejala yang sudah disebutkan di atas, segeralah periksa ke dokter sebelum nantinya parah.