Kehidupan yang kita jalani saat ini tidak lepas dari hasil kita membangun komunikasi dengan orang lain. Orang-orang yang kita kenal, semuanya memiliki peranan masing-masing buat kehidupan kita. Ada yang punya peranan negatif jika berteman dengan teman toksik hingga teman yang positif yang berdampak pada kualitas hidup kita yang lebih baik.
Berdasarkan penelitian, teman atau sahabat kita yang positif ini memiliki dampak yang signifikan buat kesehatan kita. Lah, kok bisa?
Dilansir PNAS, dalam sebuah penelitian dari seorang sosiolog di University of North Carolina, Chapel Hill, dia menemukan bahwa orang-orang dengan ikatan sosial yang tinggi dengan teman-temannya memiliki tekanan darah, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan tingkat penanda peradangan protein C-reaktif yang lebih rendah daripada mereka yang terisolasi secara sosial.
Ketika hidup tidak berjalan sesuai rencana, teman-teman kita ada di sana untuk membantu kita mengambil bagian-bagiannya. Dilansir Eurekalert, pada 2011, sebuah penelitian dilakukan pada siswa kelas empat dan menemukan bahwa kehadiran teman membantu anak-anak mengatasi penolakan dari teman sebaya lainnya. Meskipun temanmu mungkin tidak dapat menghilangkan semua stresmu yang ada, mereka pasti menguranginya (dan mendukung kamu sepanjang waktu).
Dalam sebuah penelitian menarik yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Social Psychology, para peserta memperkirakan bukit (baca : masalah hidup) tidak terlalu curam ketika mereka ditemani oleh seorang teman daripada ketika mereka sendirian. Terlebih lagi, semakin lama teman-teman saling mengenal, semakin tidak curam tanjakannya.
Sebuah penelitian kecil dari University of California, San Diego, menunjukkan bahwa ada efek pemandu sorak. Penelitian ini menunjukkan adanya gagasan bahwa seseorang akan terlihat lebih menarik saat dalam kelompoknya daripada saat sendiri.
Ketika peneliti meminta 139 mahasiswa untuk mengurutkan daya tarik umum orang-orang dalam sebuah foto grup, kemudian untuk memeringkat satu orang dari grup tersebut ketika fotonya diperlihatkan secara individual, foto-foto individu tersebut diberi peringkat 5,5 persen kurang menarik.
Dalam sebuah penelitian tahun 2005 yang diterbitkan dalam jurnal Cancer, wanita penderita kanker ovarium yang memiliki dukungan sosial yang memadai (baca: banyak teman) memiliki rata-rata 70 persen lebih sedikit interleukin-6 yakni protein darah yang dapat mengurangi efektivitas kemoterapi, dibandingkan pasien dengan lebih sedikit teman.
Ketika Julianne Holt-Lunstad, profesor psikologi di Universitas Brigham Young menganalisis data dari hampir 150 studi tentang hubungan sosial dan kematian untuk sebuah makalah yang diterbitkan di PLOS Medicine dan dia menemukan statistik yang mengejutkan.
Lingkaran sosial yang lemah dapat mempengaruhi mengurangi umur dan sebanding dengan merokok sebungkus rokok sehari. Efeknya sebanding dengan obesitas, sesuatu yang dianggap sangat serius oleh kesehatan masyarakat. Jadi, masih ragu untuk terbuka dengan orang lain?
Kamu mungkin pernah berpikir berharap BFF-mu bisa menjadi saudara perempuan atau laki-lakimu; sekarang penelitian terbaru menunjukkan bahwa teman dekat berbagi sekitar satu persen dari DNA kita membuat seorang sahabat jadi sedekat sepupu.
Para peneliti dari Yale University dan University California San Diego menganalisis data dari hampir 2.000 orang dan menemukan bahwa "chemistry" yang menyatukan teman mungkin berasal dari DNA bersama. Ini bisa membantu menjelaskan evolusi persahabatan.
Persahabatan mungkin sangat penting untuk kesejahteraan kita, bahkan bayi kecil pun dapat memahami hubungan sosial —sebelum mereka dapat berjalan atau berbicara, menurut sebuah studi tahun 2014 dari University of Chicago.
Tim peneliti menunjukkan bayi dapat melihat orang asing berinteraksi dan kemudian membuat kesimpulan tentang apakah kedua orang itu kemungkinan besar berteman.
Menjadi orang yang terlalu tegang atau stres kronis tidak pernah baik untuk kesehatan, tetapi temanmu dapat membantu. Satu studi menemukan bahwa ada korelasi langsung antara perasaan kesepian dan tekanan darah tinggi.
Jadi, jika kamu mengelilingi diri kamu dengan orang-orang yang mencintai dan mendukungmu, kamu berisiko lebih kecil mengalami tekanan darah tinggi.