Anti Gerah, 5 Cara Ampuh dan Mudah Usir Panas tanpa AC
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat cuaca panas dan terik, khususnya pada musim kemarau, tak heran kalau kita merasa lebih gerah dan cepat haus. Panas-panas begini inginnya terus berada di ruangan ber-AC. Namun, kalau menyalakan AC setiap hari seharian rasanya tak sanggup kalau tagihan listrik membengkak.
Adakah cara mudah untuk mengusir panas dan gerah tanpa AC? Tenang, kamu bisa menyejukkan diri dengan tips berikut ini!
1. Cari angin dari luar
Cara pertama untuk mengusir gerah adalah dengan memastikan kalau ventilasi udara memadai. Dengan begitu, udara dapat masuk dan keluar dengan optimal, sehingga kamu tak merasa gerah. Atau, kamu dapat keluar rumah sebentar untuk menyejukkan diri.
Namun, di masa pandemi COVID-19 ini, berhati-hatilah saat ke luar rumah. Hindari keramaian dan usahakan tidak terlalu lama. Direktur klinis di Carbon Health, Dr. Bayo Curry-Winchell, mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) COVID-19 dan pastikan kalau kamu sudah divaksin.
“Sementara kita perlahan kembali ke kehidupan yang lebih normal, penting untuk diingat bahwa COVID masih menjadi faktor... [Vaksin] akan memberikan perlindungan, baik di dalam atau di luar ruangan, untuk menjagamu dan keluarga tetap aman sambil menikmati semua kegembiraan dan aktivitas di musim panas,” katanya kepada Healthline.
2. Bawa persediaan air
Frederick Davis dari Northwell Health Long Island Jewish (LIJ) Medical Center mengingatkan kalau lebih mudah bagi tubuh untuk mengalami dehidrasi saat suhu tinggi.
“Seseorang dapat mengalami dehidrasi cukup cepat ketika berada dalam suhu ekstrem untuk jangka waktu yang lama. Penting untuk membawa persediaan air… Minumlah cukup air untuk mengganti cairan yang hilang selama terpapar panas,” kata Dr. Davis.
Menjaga kadar cairan juga penting untuk mencegah sengatan panas (heatstroke) atau kepanasan parah (heat exhaustion). Bahkan, kalau pun tidak merasa haus, pastikan untuk tetap minum!
3. Pakai pakaian longgar dan oleskan sunscreen
Kalau kamu memutuskan untuk ke luar rumah sebentar dan berkeliling di kompleks perumahan, pakailah pakaian yang longgar, berbahan adem, dan berwarna terang. Dokter Curry-Winchell mengatakan kalau pakaian berwarna terang dapat memantulkan sinar ultraviolet (UV), sedangkan warna gelap malah menyerap panas.
Selain pakaian yang longgar dan adem, Dr. Curry-Winchell mengingatkan untuk mengoleskan tabir surya (sunscreen) pada area yang tidak tertutup pakaian. Sekalipun mengemudi, tetap oleskan sunscreen. Dengan begitu, kamu tidak perlu takut kulitmu terbakar sinar UV.
Baca Juga: 5 Bahan Alami yang Bisa Digunakan untuk Sembuhkan Sunburn!
4. Jaga rumah tetap sejuk
AC memang bisa menyejukkan seisi rumah. Selain AC, kamu bisa menutup jendela dengan gorden di siang dan sore hari yang terik agar sinar matahari tidak masuk, lalu buka jendela pada sore hingga malam hari agar udara sejuk bisa masuk.
Editor’s picks
Kalau takut serangga, hewan liar, atau oknum jahat masuk, kamu baru dapat menyalakan AC atau kipas angin.
“Hindari menyalakan oven atau peralatan lain yang dapat meningkatkan suhu dalam rumah,” kata Dr. Curry-Winchell.
5. Pakai kompres dingin
Jika kamu merasa panas, Dr. Curry-Winchell memberikan tips lain, yaitu menempelkan kompres dingin berisi air dingin atau es di lokasi seperti leher dan pergelangan tangan. Dengan begitu, kamu dapat merasakan udara dingin menjalar ke seluruh tubuh.
Kamu mungkin berpikir untuk mengoleskan es dingin langsung ke kulit. Hati-hati, praktik ini dapat menyebabkan ice burn, sensasi terbakar pada kulit akibat kerusakan yang disebabkan dari menempelkan es ke kulit secara langsung. Jadi, pakailah handuk atau kain waslap untuk membungkus es.
“Selain itu, mandi air dingin juga dapat mendinginkan tubuh. Hindari perubahan suhu yang tiba-tiba, karena penurunan suhu yang tiba-tiba bisa berbahaya bagi tubuh,” ujar Dr. Curry-Winchell.
Hal yang perlu diingat saat musim kemarau
Itulah cara-cara simpel tetapi ampuh untuk mengusir gerah saat cuaca panas dan terik. Bukan cuma tidak gerah, cara-cara ini juga penting untuk menjaga kesehatan. Dokter Davis memperingatkan kalau heat exhaustion dan heatstroke bisa berbahaya untuk kesehatan dan dapat berakibat fatal.
Faktanya, Dr. Curry-Winchell mengingatkan kalau organ seperti otak dan jantung harus dijaga suhunya, antara 36,1 hingga 37,2 derajat Celcius. Dengan begitu, tubuh akan mengatur suhunya secara otomatis dengan berkeringat.
“Ketika berkeringat tidak cukup untuk mengatur suhu tubuh, panas berlebih dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan panas, seperti kelelahan akibat panas atau sengatan panas,” kata Dr. Curry-Winchell.
Heat exhaustion dapat melibatkan gejala ringan hingga serius, seperti:
- Rasa haus yang berlebihan
- Kram otot
- Mual
- Pusing
- Keringat berlebih
- Kelelahan
Selain heat exhaustion, heatstroke (ketika suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat Celcius) juga dapat berakibat fatal. Gejala-gejala yang umum terlihat adalah:
- Sakit kepala hebat
- Kelinglungan
- Penurunan kesadaran
- Berhenti berkeringat
Bayi, anak-anak, dan lansia terpapar risiko yang lebih tinggi terkena heat exhaustion dan heatstroke karena sulit bagi tubuh mereka untuk mengatur suhu di kala panas. Selain itu, pasien yang sedang sakit atau mereka yang sedang menjalani terapi obat juga berisiko tinggi.
“Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal memiliki kondisi kesehatan kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, atau penyakit ginjal, pastikan untuk berbicara dengan dokter tentang cara untuk tetap aman dalam panas yang ekstrem,” tutup Dr. Curry-Winchell.
Baca Juga: Ketahui Sebelum Terlambat, 7 Perbedaan Heat Stroke dan Heat Exhaustion