Hipertensi? 5 Solusi Makan Enak Tanpa Takut Tekanan Darah Naik
Tetap sehat dan bisa menikmati rasa gurih makanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hipertensi adalah kondisi tekanan darah dalam tubuh tinggi, yang disebabkan oleh pemompaan darah dalam jantung yang terlalu cepat. Gejalanya tidak begitu terlihat. Namun, efek samping dari tekanan darah tinggi bisa berbahaya karena dapat menyebabkan serangan jantung, penyakit ginjal, dan stroke.
Penyakit yang dijuluki "silent killer" ini pemicunya banyak sekali. Bisa karena keturunan, efek samping obat, penggunaan narkoba dan alkohol, penyakit lain, juga gaya hidup yang tidak sehat. Oleh karena itu, selain meresepkan obat, dokter juga akan menyarankan pasien untuk mengubah gaya hidupnya jadi lebih sehat.
Gaya hidup sehat untuk pasien hipertensi tak lepas dari mengatur pola makan. Ada beberapa pantangan makanan, khususnya yang tinggi garam dan lemak jenuh, seperti makanan kalengan, daging sapi dan kambing, soft drink, alkohol, telur asin, dan sebagainya.
Namun, kenyataannya banyak yang melanggar pantangan tersebut karena merasa tak selera makan bila makanan tidak terasa gurih. Akhirnya, pola makannya jadi kurang sehat. Tenang, ada kok, solusinya untuk tetap bisa makan enak dan pola makan tetap terjaga.
1. Mengganti daging dengan ikan
Orang dengan hipertensi sangat tidak disarankan untuk makan daging karena mengandung lemak jenuh. Namun, tidak dengan ikan.
Melansir dari WebMD, menurut American Heart Association (AHA), setiap orang setidaknya direkomendasikan untuk makan ikan dua kali dalam seminggu. Karena, ikan mengandung omega-3 yang bisa menurunkan tekanan darah dan mencegah serangan jantung.
Ikan yang mengandung omega-3 antara lain salmon, makerel, haring, tuna, dan sebagainya.
Ikan berlemak yang disebutkan di atas tadi punya manfaat terhadap kesehatan jantung secara signifikan. Lemak tersebut bisa membantu menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi peradangan dan menurunkan kadar senyawa penyempit pembuluh darah yang disebut oxylipin. Ini tertuang dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Experimental Cardiology tahun 2016.
Melansir Healthline, ada pula studi tahun 2013 terhadap 2.036 partisipan sehat. Ditemukan bahwa mereka dengan yang memiliki kadar asam lemak omega-3 tertinggi darah memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik yang secara signifikan lebih rendah, dibandingkan dengan mereka yang kadar omega-3 yang lebih rendah. Asupan omega-3 yang lebih tinggi juga dihubungkan dengan penurunan risiko hipertensi.
Baca Juga: Tak Cuma Natrium, 5 Zat Gizi Ini Juga Berkaitan dengan Hipertensi
Editor’s picks
Baca Juga: Bisa Bantu Obati Hipertensi, Tambahkan 10 Rempah Ini ke dalam Masakan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.