TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos tentang Tekanan Darah Tinggi yang Perlu Kamu Tahu

Benarkah hipertensi bisa sembuh?

ilustrasi mengukur tekanan darah (freepik.com/wavebreakmedia_m)

Hipertensi merupakan kondisi medis yang serius dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, ginjal, dan lainnya. Hipertensi juga menjadi penyebab utama kematian dini di dunia.  

Banyak mitos mengenai hipertensi yang masih dipercaya sebagian orang. Adanya mitos tersebut membuat beberapa orang meremehkan kondisi kesehatannya. Untuk mengetahui faktanya, berikut penjelasan mitos terkait hipertensi.

1. Mitos: Jika ada riwayat hipertensi dalam keluarga yang, maka kamu pasti memiliki hipertensi juga

ilustrasi keluarga (pexels.com/cottonbro)

Salah satu faktor risiko hipertensi adalah faktor genetik atau keturunan. Jika memiliki orang tua atau kerabat yang masih sedarah mengalami hipertensi, maka kamu lebih berisiko mengalami hipertensi. 

Meski begitu, mempraktikkan gaya hidup sehat dapat menurunkan risiko hipertensi, walaupun ada riwayat keluarga dengan kondisi ini.

Seperti dijelaskan Medical News Today, melakukan gaya hidup sehat, membatasi konsumsi minuman beralkohol, mengurangi asupan garam, menjaga indeks massa tubuh, dan meningkatkan aktivitas fisik dikaitkan dengan tekanan darah yang lebih rendah terlepas dari risiko genetik tekanan darah yang mendasarinya.

Baca Juga: Sering Tidur Siang Berkaitan dengan Hipertensi dan Stroke

2. Mitos: Tidak menggunakan garam dapur, maka tekanan darah pasti terjaga

ilustrasi menambahkan garam (pexels.com/RODNAE Productions)

American Heart Association menjelaskan, pada sebagian orang, asupan natrium yang terdapat dalam garam dapat meningkatkan tekanan darah. Namun, menjaga asupan natrium tidak hanya dengan mengurangi konsumsi garam saja.

Perlu juga untuk membaca informasi kandungan bahan apa saja yang tertera pada label makanan atau minuman. Sebab, sebagian makanan tanpa disadari mengandung natrium di dalamnya.

3. Mitos: Tidak ada keluhan artinya tekanan darah normal

ilustrasi mengukur tekanan darah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa tekanan darah yang tinggi pasti menunjukkan gejala tertentu. Faktanya, sebagian besar orang dengan hipertensi justru tidak menyadari tekanan darahnya tinggi karena tidak adanya gejala yang dirasakan. Ini sebabnya hipertensi juga dijuluki "silent killer" karena tidak adanya keluhan.

Jika tekanan darah dibiarkan tinggi dan tidak dikendalikan, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Maka dari itu, penting untuk melakukan kontrol tekanan darah rutin.

4. Mitos: Jika tekanan darah sudah sesuai target, maka obat boleh tidak diminum

ilustrasi obat (pixabay.com/HeungSoon)

Ketika menjalani pengobatan, tercapainya tekanan darah sesuai target tentunya menjadi hal yang menggembirakan. Namun, beberapa orang menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter karena tekanan darahnya sudah mencapai target atau merasa sudah membaik. Padahal, ini sangat berisiko.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan, menghentikan pengobatan sendiri tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan dapat menimbulkan masalah yang lebih serius.

Tekanan darah tinggi bisa menjadi penyakit yang dialami seumur hidup. Maka, penting untuk mengikuti saran pengobatan yang diberikan sekalipun harus menggunakan obat hipertensi setiap hari.

Baca Juga: 10 Minuman Terbaik untuk Menurunkan Darah Tinggi

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya