Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Penyakit jantung merupakan penyakit yang menjadi momok bagi banyak orang. Para kawula muda seperti generasi millennial pun harus mulai waspada akan pembunuh nomor satu di dunia ini. Ada banyak faktor risiko penyakit jantung yang perlu diwaspadai, dan yang paling utama adalah kebiasaan merokok, makan makanan berkolesterol, dan obesitas.
Selain faktor risiko utama, ternyata masih banyak faktor risiko penyakit jantung yang cenderung dilewatkan banyak orang. Apa saja? Berikut 9 faktor risiko penyakit jantung yang jarang diketahui banyak orang via Care2.
1. Depresi
Unsplash/fairytailphotography Depresi dan isu kesehatan mental pada umumnya masih menjadi hal yang disepelekan di Indonesia. Depresi itu sendiri sudah cukup berbahaya, tapi depresi juga mampu membuat penderitanya memiliki risiko penyakit jantung lebih tinggi dari mereka yang tidak.
Biar pun belum ada hubungan langsung antara depresi dan penyakit jantung yang ditemukan oleh para peneliti, kecenderungan penderita depresi yang kurang termotivasi, tak berenergi, dan kehilangan minat pada banyak hal, membuat mereka lebih rentan terkena serangan jantung. Pola hidup sedentary atau tidak banyak bergerak membuat para penderita depresi rawan akan penyakit jantung.
Baca Juga: 5 Khasiat Unik Lengkuas, dari Kesehatan Kulit hingga Jantung
2. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi atau biasa disebut impotensi, merupakan suatu kondisi di mana pria tidak bisa mempertahankan ereksi untuk berhubungan seksual. Hal ini diakibatkan oleh darah yang tidak mengalir dengan sempurna ke penis karena beberapa sebab. Disfungsi ereksi bisa menjadi salah satu tanda adanya atau akan adanya penyakit jantung pada penderita.
3. Kurang tidur
unsplash.com/matthew_t_rader Seseorang yang sering kurang tidur atau sering terjaga saat malam hari cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi dan detak jantung lebih cepat. Kurang tidur dan sering begadang juga mendorong seseorang pada pola hidup tidak sehat, seperti kurang bergerak karena tidak memiliki energi yang cukup dan makan saat malam hari.
4. Mudah marah dan sering menahan amarah
Orang yang mudah marah dan memiliki amarah meledak-ledak memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, termasuk mereka yang sering menahan amarah. Amarah dapat meningkatkan tekanan darah dan berdampak buruk pada kesehatan jantung. Daripada dipendam, kamu bisa meluapkan amarahmu dengan kegiatan-kegiatan positif, seperti bermain olahraga.
5. Lemak perut berlebih
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Bila kamu memiliki perut yang agak tambun, kamu perlu waspada akan penyakit jantung. Lemak perut berlebih dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, penyakit jantung, dan stroke. Lemak tidak hanya tertimbun di bawah kulit, tetapi juga di rongga perut dan sekitar organ tubuh.
Lemak di sekitar organ tubuh ini disebut sebagai lemak visceral, dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung seseorang hingga 45 persen daripada lemak di bawah kulit.
6. Stres kerja
Pexels/@energepic-com-27411 Stres kerja dapat membuat seseorang memiliki risiko penyakit jantung lebih tinggi. Menurut sebuah penelitian, stres akibat memiliki atasan kurang baik dan jam kerja panjang dapat membuat seseorang memiliki 40 persen risiko penyakit jantung lebih tinggi dari mereka yang tidak. Penelitian lain juga menemukan bahwa orang-orang yang takut kehilangan pekerjaan mereka memiliki 20 persen risiko penyakit jantung lebih tinggi.
7. Penyakit gusi
Pexels/@moose-photos-170195 Penyakit gusi tertentu seperti infeksi atau peradangan pada gusi dapat membuat seseorang dua atau tiga kali lebih berisiko terkena penyakit jantung. Bakteri berbahaya yang muncul akibat penyakit gusi dapat tertelan dan masuk ke dalam pembuluh darah. Untuk menghindari penyakit gusi, kamu perlu menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik dan selalu memeriksakannya ke dokter.
8. Kondisi pasca melahirkan
Pre-eclampsia atau tekanan darah tinggi dan hilangnya protein selama masa kehamilan, dan diabetes gestational atau meningkatnya kadar gula darah selama kehamilan, membuat perempuan hamil menghadapi risiko terkena penyakit jantung biarpun masa kehamilan telah berlalu. Selalu periksa kesehatan diri dan janin secara rutin selama masa kehamilan untuk mengantisipasi adanya penyakit-penyakit berbahaya yang mengintai.
Baca Juga: Dianggap Masuk Angin, 5 Gejala Serangan Jantung yang Mengancam Nyawa