TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Itu Rhinoplasty? Ini Jenis, Prosedur, dan Risikonya

Prosedur kecantikan yang cukup populer

ilustrasi operasi hidung (freepik.com/freepik)

Apa itu rhinoplasty? Istilah ini juga dikenal sebagai operasi hidung yang termasuk salah satu prosedur kecantikan yang populer. Langkah ini diambil untuk membentuk kembali hidung sehingga memberikan penampilan yang berbeda. 

Nose job alias rhinoplasty juga dilakukan dengan tujuan memperbaiki masalah kesehatan yang berkaitan dengan pernapasan. Begini prosedur dan efek samping yang mungkin terjadi. 

Baca Juga: Mengenal Operasi Rahang: Jenis, Prosedur, dan Risikonya

Apa itu rhinoplasty?

ilustrasi hidung (freepik.com/cookie_studio)

Seperti disebutkan sebelumnya, rhinoplasty merupakan operasi hidung untuk mengubah bentuk dan ukurannya. Selain tujuan kecantikan, tindakan ini juga dilakukan sebagai langkah pengobatan masalah pernapasan. 

Menurut Cleveland Clinic, beberapa orang yang paling mungkin melakukan operasi hidung umumnya karena hal ini:

  • Memperbaiki kelainan bawaan atau cacat lahir 
  • Pengin menunjang penampilan
  • Membuka saluran hidung yang tersumbat atau dalam medis dikenal sebagai deviasi septum
  • Memperbaiki patah tulang wajah, seperti hidung patah
  • Mengembalikan fungsi pernapasan setelah sakit, pengobatan kanker, luka traumatis, atau luka bakar.

Sebelum melakukan operasi plastik perubahan hidung, seseorang mestinya sudah tidak dalam masa pertumbuhan. Di samping itu, ia juga harus sehat, tidak dianjurkan merokok, serta memahami risiko yang dapat terjadi setelah tindakan.

Nah, perubahan yang bisa dilakukan dengan metode rhinoplasty ini yakni memperbaiki hidung yang terlihat bulat, terbalik, atau bengkok. Operasi ini juga dapat memperbaiki septum yang menyimpang maupun lubang hidung terlalu kecil atau besar.

Jenis operasi hidung terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:

  • Rinoplasti kosmetik, bertujuan untuk memperbaiki penampilan hidung dan wajah
  • Rhinoplasty non-bedah atau rhinoplasty pengisi yang berarti operasi hidung dengan menggunakan pengisi kulit untuk sementara waktu guna mengisi kemiringan dan penyimpangan di hidung. Tujuannya, untuk mengangkat ujung hidung yang kendur atau memperbaiki benjolan kecil
  • Rhinoplasty fungsional merupakan tindakan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi hidung setelah sakit serta melakukan perawatan kanker atau cedera traumatis. Jenis operasi rekonstruktif ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki cacat bawaan dan deviasi septum
  • Rhinoplasty sekunder umum digunakan untuk memperbaiki masalah yang terjadi setelah operasi rhinoplasty pertama. 

Prosedur rhinoplasty

ilustrasi hidung (pexels.com/Loc Dang)

Sebelum tindakan, kamu perlu melakukan beberapa kali konsultasi awal dengan ahli bedah. Tahap ini menjadi kesempatanmu untuk mengajukan pertanyaan terkait proses dan hasil yang diinginkan. 

Dokter mungkin memeriksa dan mengukur wajah, mengambil foto, dan mendiskusikan bentuk hidung sesuai keinginan. Untuk mendukung sesi konsultasi, sebaiknya bawa juga daftar obat dan suplemen, serta rekomendasi foto hidung yang diinginkan. 

Kalau sudah cukup jelas, barulah dokter akan menjadwalkan waktu pelaksanaan rhinoplasty. Dilansir Plastic Surgery, tahapan prosedur ini setidaknya terdiri dari enam langkah. 

  1. Anestesi: pemberian obat-obatan dalam bentuk injeksi atau anestesi umum untuk memberikan kenyamanan dan meredam rasa sakit selama tindakan
  2. Sayatan: jika melakukan prosedur tertutup, maka sayatan akan dilakukan secara tersembunyi di dalam hidung. Sementara, prosedur terbuka sayatannya dibuat di columella atau jaringan sempit memisahkan hidung. Sayatan ini bertujuan mengangkat tulang rawan secara lembut untuk membentuk kembali struktur hidung
  3. Membentuk kembali struktur hidung, tapi dilakukan tergantung tujuan dari tindakan. Jika untuk memperkecil hidung, maka sebagian tulang atau tulang rawan dihilangkan atau sebaliknya
  4. Memperbaiki septum yang menyimpang: bentuknya diluruskan dan tonjolan dalam hidung dikurangi untuk meningkatkan pernapasan
  5. Menutup sayatan: setelah struktur dasar hidung dibentuk sesuai keinginan, kulit dan jaringan kembali dibalut ulang dan sayatan ditutup
  6. Recovery: selama beberapa hari, area sekitar hidung akan ditutup bidai dan kain kasa. Penutup ini dapat dibuka sesuai rekomendasi dokter. 

Baca Juga: Operasi Bariatrik: Prosedur, Manfaat, dan Risikonya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya