Mengenal Operasi Rahang: Jenis, Prosedur, dan Risikonya

Aman asal sesuai prosedur

Dunia maya kembali ramai dengan kabar seorang artis yang baru saja menjalani operasi rahang. Yup, artis tersebut adalah Lucinta Luna. Selain karena perban yang membungkus seluruh wajah terlihat menyeramkan, prosedur ini juga membuat wajahnya bengkak hingga sulit membuka mata. 

Namun, sebenarnya, operasi ini cukup jamak dilakukan, lho. Yuk, cari tahu lebih banyak soal operasi rahang, prosedur, manfaat, serta risikonya di ulasan berikut.

Apa itu operasi rahang?

Operasi rahang merupakan tindakan bedah medis guna menyesuaikan bentuk atau meluruskan rahang. Prosedur yang juga disebut operasi ortognatik ini dilakukan oleh ahli bedah mulut (maksilofasial) yang bekerja sama dengan ortodontis atau spesialis penyelarasan rahang non bedah.

Tindakan operasi rahang pada awalnya merupakan perawatan untuk menyelaraskan rahang dan gigi guna memperbaiki cara kerjanya, seperti kesulitan mengunyah. Gangguan ini bisa muncul sejak kecil sebagai bawaan atau karena cedera. Namun, kini, ortognatik juga ditempuh guna menunjang penampilan.

Contoh masalah gangguan rahang bawaan yang bisa diatasi dengan operasi ortognatik yakni posisi rahang menyilang hingga gigi yang gak menyatu ketika menutup mulut. Tindakan ini juga dilakukan untuk mengatasi bibir sumbing, kondisi Pierre Robin yang bikin sulit makan, hingga cedera; seperti fraktur dan gangguan sendi. 

Bedah ortognatik gak selalu bersifat tunggal. Ada kalanya dokter melakukan tindakan sebelum operasi seperti pemasangan kawat gigi, hingga perawatan setelahnya. Dilansir Cleveland Clinic, keseluruhan prosedur hingga pemulihan membutuhkan setidaknya 12 minggu. Adapun pengawasan setidaknya membutuhkan waktu 2-3 tahun. 

Jenis-jenis operasi rahang

Mengenal Operasi Rahang: Jenis, Prosedur, dan Risikonyailustrasi operasi rahang (pexels.com/Anna Shvets)

Operasi rahang terdiri dari beberapa jenis tindakan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Ada tiga prosedur yang dilakukan, biasanya pada rahang atas, rahang bawah, atau kombinasi keduanya. 

Jenis bedah akan disesuaikan dengan masalah yang dialami pasien. Berikut jenis-jenis operasi rahang yang umum dilakukan.

1. Osteotomi maxilla

Osteotomi maxilla merupakan pembedahan untuk memperbaiki kondisi rahang atas (maxilla). Tindakan ini dilakukan apabila pasien mengalami masalah di rahang atas. Termasuk di antaranya:

  • Kondisi rahang yang menonjol atau justru terdorong ke belakang
  • Open bite atau gigi geraham gak bersentuhan saat menutup mulut
  • Gigitan silang yakni ketika beberapa gigi keluar gigi atas saat mengatupkan rahang
  • Pasien hiperplasia midfacial yang merupakan masalah pertumbuhan bagian tengah wajah. 

Untuk melakukannya, dokter akan membuat sayatan di gusi bagian atas gigi pasien, sehingga memungkinkan untuk mengakses tulang rahang. Setelahnya, dokter akan menyesuaikan kebutuhan, misalnya ketika rahang menonjol maka akan dipotong atau memosisikannya ke tempat yang lebih baik. 

Setelah proses tersebut, dokter akan menyesuaikan rahang atas ke depan atau ke belakang agar sejajar dan pas dengan gigi bawah pasien. Baru kemudian, ditempatkan pelat atau sekrup untuk menahan tulang di posisi barunya dan menutup sayatan bedah di gusi dengan jahitan.

Baca Juga: Operasi Katarak Bisa Turunkan Risiko Demensia? Ini Faktanya!

2. Osteotomi mandibula

Kebalikan dari tindakan sebelumnya, osteotomi mandibula merupakan operasi rahang bagian bawah. Operasi rahang bawah umumnya dilakukan untuk memperbaiki kondisi tulang yang terlalu menonjol atau masuk ke dalam. 

Tindakan ini dilakukan dengan dokter membuat sayatan di gusi bagian belakang geraham untuk membuka akses ke rahang. Lalu, prosedur pemotongan tulang rahang bawah dilakukan sesuai konsep yang telah dibuat sebelum operasi dilakukan. 

Setelahnya, dokter akan menggeser tulang rahang bawah ke depan atau ke belakang menjadi posisi baru yang sesuai. Baru kemudian, meletakkan pelat atau sekrup untuk menahan tulang rahang di posisi barunya. Setelah selesai, dokter akan menutup sayatan di gusi dengan jahitan.

3. Osteotomi bimaxillary

Osteotomi bimaxillary merupakan kombinasi kedua jenis operasi rahang sebelumnya, yakni pengubahan pada rahang atas dan rahang bawah. Tindakan pembedahan ini dilakukan ketika kondisi bawaan atau cedera memengaruhi kedua rahang

Teknik yang digunakan pun serupa dengan dua operasi sebelumnya. Sederhananya, dokter akan membuka gusi untuk mengakses rahang, melakukan pembentukan ulang, kemudian menyangganya dengan pelat, dan menutup kembali menggunakan jahitan. 

Dibanding dua yang sebelumnya, osteotomi bimaxillary merupakan tindakan yang lebih kompleks. Maka dari itu, dokter mungkin menggunakan bantuan perangkat lunak 3D untuk membantu permodelan dan perencanaan operasi. 

4. Genioplasty

Mirip dengan osteotomi mandibula, bahkan terkadang dilakukan bersamaan, genioplasty merupakan prosedur bedah dagu. Tindakan ini ditempuh guna memperbaiki bentuk dagu yang surut atau tertarik ke belakang. 

Dalam tindakan ini, ahli bedah dapat mengubah rahang dan merestrukturisasi atau membentuk ulang bentuk dagu selama operasi. Terlebih dahulu, dokter akan membuat sayatan di gusi sekitar bibir bawah. Setelahnya, dokter akan memotong bagian tulang dagu, lalu dengan hati-hati digeser atau dipindahkan ke posisi barunya.

Sama seperti tindakan lainnya, proses ini diakhiri dengan meletakkan pelat atau sekrup kecil sebagai penahan. Lalu, dokter akan menutup sayatan dengan jahitan. 

Risiko operasi rahang

Mengenal Operasi Rahang: Jenis, Prosedur, dan Risikonyailustrasi nyeri pasca operasi rahang (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tindakan operasi rahang umumnya sangat aman. Namun, layaknya operasi apapun, operasi bedah jenis ini juga gak menutup kemungkinan timbulnya efek samping. Dilansir Healthline, beberapa akibat yang dapat muncul pasca operasi rahang, yakni:

  • Penolakan tubuh terhadap anestesi
  • Pendarahan berlebihan
  • Infeksi di luka bedah
  • Saraf rahang cedera
  • Patah tulang rahang
  • Masalah dengan gigitan atau bentuk rahang yang belum sepenuhnya simetri setelah operasi sehingga mungkin memerlukan prosedur tambahan
  • Rahang kembali ke posisi semula
  • Nyeri TMJ (gangguan sendi temporomandibular) baru di area rahang.

Sebelum menjalani tindakan operasi rahang, dokter mungkin memasang kawat guna menyelaraskan gigi. Kamu juga perlu melewati tahap pengukuran, cetakan, hingga rontgen untuk merencanakan bentuk rahang baru.

Setelah operasi pun pasien tetap harus memperhatikan tekstur makanan. Pasien juga akan mengalami pembengkakan yang berlangsung dalam beberapa minggu. Dokter pun bisa memintamu kembali mengenakan kawat gigi untuk menyelaraskan rahang dengan gigi. 

Bisa dibilang, prosedur operasi rahang sangat panjang. Jadi, pastikan telah mempersiapkannya secara matang kalau kamu ingin menjalani bedah satu ini. 

Baca Juga: Operasi Bariatrik: Prosedur, Manfaat, dan Risikonya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya