Jenis Tes Down Syndrome Saat Hamil: Prosedur dan Risikonya
Dokter akan merekomendasikan jika perlu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, ibu perlu melakukan beberapa uji kesehatan alias screening guna mengetahui kondisi janin. Salah satunya yang penting dilakukan yakni tes down syndrome saat hamil.
Ada beberapa metode yang dilakukan guna mendeteksi adanya kelainan genetik pada calon jabang bayi. Berikut opsi dan detail lengkap pemeriksaan down syndrome pada janin yang perlu kamu tahu.
Baca Juga: Cara Memperbanyak Air Ketuban Selama Masa Kehamilan
Apa itu down syndrome?
Dilansir Center of Disease and Control Prevention, down syndrome merupakan kondisi ketika janin memiliki kromosom ekstra. Kromosom memegang peranan penting terhadap bentuk dan fungsi tubuh.
Ketika kurang atau berlebihan, hal tersebut dapat mengubah cara tubuh dan otak dalam berkembang sehingga menyebabkan masalah pada fisik dan mental. Gejala yang dialami bisa berupa wajah rata, mata berbentuk almond atau miring ke atas, leher pendek, telinga kecil, dan ciri fisik lainnya.
Down syndrome terbagi menjadi beberapa jenis, tergantung penyebabnya. Tiga jenis utama sindrom down yakni:
- Trisomi 21: alih-alih 2, terdapat 3 salinan kromosom 21 pada tubuh. Sebanyak 95 persen kasus down syndrome merupakan trisomi 21, melansir The American Journal of Medical Genetics
- Down syndrom translokasi: terjadi ketika terdapat pembelahan sel abnormal, baik sebelum maupun setelah proses pembuahan selesai
- Down syndrome mosaic: artinya terdapat kombinasi pemicu yakni beberapa sel memiliki 3 salinan kromosom 21, tetapi sel lain memiliki dua salinan kromosom 21 yang khas.
Meski diyakini terjadi akibat kelainan selama perkembangan pembelahan, tetapi peneliti tidak tahu pasti seberapa banyak faktor pembeda yang dapat memicu down syndrome. Dua penelitian berbeda dalam Journal of Human Genetics dan JAMA menemukan klaim terkait faktor usia ibu terhadap kondisi down syndrome.
Baca Juga: Mengenal Tes VCT, Bisa Deteksi Dini Penularan HIV/AIDS