TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

#GiziLokal: Manfaat Makan Petai buat Kesehatan Kita

Walau bau, tapi sangat kaya nutrisi!

ilustrasi petai (doanhnhanplus.vn)

Petai (Parkia speciosa) sudah lama menjadi bagian dari masakan Nusantara. Tak terhitung berapa masakan yang menggunakan petai, mulai dari nasi goreng, sambal goreng, cumi balado, babat gongso, dan masih banyak lagi. Di luar negeri, petai dijuluki sebagai stink bean dan bitter bean.

Petai memiliki aroma dan rasa yang kuat. Baunya menetap cukup lama di mulut, bahkan meninggalkan aroma yang tajam pada urine dan gas yang dikeluarkan tubuh (kentut). Tidak hanya di Indonesia, petai juga dikonsumsi di beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Laos, Thailand, Brunei, hingga Myanmar.

Kira-kira, apa manfaat mengonsumsi petai bagi kesehatan? Apa saja nutrisi dan zat-zat yang terkandung di dalamnya? Mari simak bersama!

1. Kulitnya adalah sumber antioksidan alami

ilustrasi petai bakar dan ikan goreng (commons.wikimedia.org/M Toegiono)

Dilansir Medical News Today, antioksidan merupakan zat yang bisa mencegah atau memperlambat kerusakan sel akibat radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang diproduksi tubuh sebagai reaksi terhadap lingkungan dan tekanan. Salah satu sumber antioksidan adalah kulit petai.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal MIDPRO di tahun 2019, kulit petai diketahui memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Dalam kulit petai, terkandung senyawa fenol dan flavonoid.

Terlihat adanya aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan ABTS. Sebaiknya kulit petai tidak buru-buru dibuang, mengingat potensi antioksidannya yang sangat besar.

2. Bijinya mengandung karbohidrat, protein, dan lemak

ilustrasi petai (pixabay.com/endri yana yana)

Penasaran dengan nilai gizi petai? Mengutip studi dalam jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine tahun 2013, per 100 gram biji petai mengandung:

  • Karbohidrat: 13,2–52,9 gram
  • Protein: 6,0–27,5 gram
  • Lemak 1,6–13,3 gram lemak

Selain itu, petai juga mengandung:

  • Serat kasar: 1,7–2,0 gram
  • Kalsium 108–265 miligram (mg) kalsium
  • Tiamina atau vitamin B1: 2,8 mikrogram (mcg) per gram
  • Energi: 91–441,5 kcal

Masih dari sumber yang sama, bijinya terbukti mengandung zat fitokimia seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, dan flavonoid. Sementara itu, kulit bijinya mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Padat nutrisi, ya?

Baca Juga: #GiziLokal: Manfaat Mengonsumsi Andaliman untuk Kesehatan

3. Menurunkan kadar glukosa secara signifikan

ilustrasi kadar glukosa tinggi (dietdoctor.com)

Kabar gembira bagi orang-orang dengan diabetes! Menurut penelitian berjudul "Uji Efektivitas Ekstrak Daun Petai (Parkia speciosa hassk) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Jantan (Rattus novergicus L.) yang Diinduksi Streptozotocin" tahun 2017, kandungan flavonoid, terpenoid, tanin, dan fenolik dalam petai mampu menurunkan kadar glukosa.

Studi tersebut melibatkan 30 tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi lima kelompok perlakukan, yaitu diberi air murni; metformin (obat penurun kadar gula darah) dengan dosis 18 mg per 200 gram berat badan (BB); serta ekstrak hassk Parkia speciosa sebanyak 125, 250, 500 mg/kg BB. Pemberian perlakuan ini berlangsung selama 7 hari.

Sebelum diberi perlakuan, tikus diinduksi streptozotocin hingga kadar glukosanya sekitar 126 mg/dL terlebih dahulu. Hasilnya, kelompok yang diberi ekstrak daun petai dengan dosis 250 dan 500 mg/kg BB menunjukkan penurunan glukosa yang signifikan.

4. Meningkatkan kadar hemoglobin darah

ilustrasi sel darah (news.virginia.edu)

Mengutip Cleveland Clinic, hemoglobin merupakan zat dalam sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Gejala kekurangan hemoglobin adalah pusing, merasa lelah, kelemahan, kesulitan bernapas, hingga sakit kepala.

Petai diduga mengandung zat besi tinggi yang bisa meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Berdasarkan riset dalam Traditional Medicine Journal tahun 2014, biji petai dari Wonosari dijadikan ekstrak kering lalu disuntikkan ke tikus wistar (Rattus norvegicus).

Hasilnya, terbukti bahwa ekstrak biji petai berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin darah tikus putih. Namun, masih perlu melakukan studi lanjutan untuk menentukan dosis yang optimal.

5. Mencegah peningkatan tekanan darah

ilustrasi mengukur tekanan darah (pexels.com/Thirdman)

Sudah sedari lama biji petai dijadikan obat tradisional untuk mengobati hipertensi. Penelitian dalam jurnal Biomedicine & Pharmacotherapy tahun 2017 bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak petai terhadap perkembangan hipertensi dan perubahan jantung.

Selama 8 minggu, 24 tikus jantan diberi N(G)-nitro-l-arginine methyl ester atau l-NAME lalu dibagi menjadi empat kelompok. Kemudian, ada kelompok tikus yang diberi ekstrak metanol polong kosong Parkia speciosa sebanyak 800 mg/kg BB dan nicardipine (obat untuk menurunkan tekanan darah) dengan dosis 3 mg/kg BB.

Hasilnya, terbukti bahwa ekstrak petai dapat mencegah peningkatan tekanan darah secara signifikan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol polong Parkia speciosa berpotensi mencegah perkembangan hipertensi serta memiliki efek kardioprotektif dengan mengurangi aktivitas enzim pengubah angiotensin dan stres oksidatif di jantung.

Baca Juga: #GiziLokal: Manfaat Mengonsumsi Buah Juwet atau Jamblang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya