Skrining Autisme Bisa lewat Aplikasi Tentang Anak

Diharapkan gangguan spektrum autisme anak terdeteksi dini

Tentang Anak merupakan platform edukasi lengkap dan tepercaya, yang sudah menjangkau sekitar 53 juta pengguna melalui media sosial, aplikasi, maupun support group di aplikasi perpesanan WhatsApp.

Pada 8 September 2022, Tentang Anak mengadakan kampanye edukasi “September Gembira: Orang Tua Bahagia Wujudkan Anak Sehat”. Acara ini juga meluncurkan fitur terbaru pada aplikasi Tentang Anak, yaitu Skrining Autisme.

Tentang Anak menghadirkan pembicara yang ahli di bidangnya, yaitu dr. Irma Ardiana, MAPS, yang merupakan Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN dan Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA(K), dokter spesialis anak konsultan neurologi, serta MC dan moderator dr. Mesty Ariotedjo, SpA, dokter Spesialis Anak sekaligus Founder & CEO Tentang Anak dan dr. Jennie Dianita Sutantio, SpA, dokter spesialis expert Tentang Anak. 

1. Apa itu Tentang Anak?

Skrining Autisme Bisa lewat Aplikasi Tentang AnakAplilkasi Tentang Anak (Dok.Youtube BKKBN Official)

Tentang Anak adalah aplikasi parenting yang lengkap dan tepercaya dari ahlinya, yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tentang Anak mencakup beragam fitur seperti menu MPASI lengkap dengan hitungan nutrisi, panduan aktivitas harian si kecil dalam bentuk video, evaluasi tumbuh kembang, jadwal vaksin, hingga tanya jawab dengan ahlinya.

Visinya agar seluruh masyarakat memiliki akses yang mudah untuk belajar atau mencari informasi tentang tumbuh kembang anak, sehingga anak dapat tumbuh dengan optimal.

2. Skrining autisme

Skrining Autisme Bisa lewat Aplikasi Tentang AnakFitur skrining autisme di aplikasi Tentang Anak (Dok. Youtube BKKBN Official)

Pada September 2022, Tentang Anak mengampanyekan edukasi “September Gembira: Orang Tua Bahagia Wujudkan Anak Sehat” sekaligus meluncurkan fitur terbaru, yaitu "Skrining Autisme" untuk membantu orang tua di Indonesia yang resah tentang keterbatasan fasilitas klinik di Indonesia dalam mendiagnosis autisme.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 1 dari 160 anak hidup dengan autisme. Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,14 persen, jumlah orang dengan gangguan spektrum autisme (ASD) diperkirakan sebanyak 2,4 juta orang, dengan pertambahan baru 500 orang per tahun.

Baca Juga: Spektrum Autisme: Ciri-Ciri, Jenis, dan Perawatannya

3. Deteksi perkembangan anak sejak dini

Skrining Autisme Bisa lewat Aplikasi Tentang Anakilustrasi ibu melakukan skrining anak melalui aplikasi (pexels.com/RODNAE Productions)

Orang tua yang melihat tanda-tanda dan gejala keterlambatan tumbuh kembang anak sebaiknya tidak diam saja atau menunggu kemajuan perkembangan anak. Mendeteksi keterlambatan perkembangan anak sejak dini akan membantu pertumbuhan anak lebih baik. Nah, inilah salah satu kegunaan aplikasi Tentang Anak.

"Setelah mendeteksi gangguan anak melalui fitur skrining autisme di aplikasi Tentang Anak dan mendapatkan hasil bahwa anak mengalami gangguan ASD, orang tua lebih disarankan untuk mendiagnosis lebih lanjut masalah tersebut dengan ahlinya," imbau Prof. Hardiono.

Diharapkan agar orang tua membawa anak untuk pemeriksaan lebih lanjut kepada ahlinya untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

4. Kenali gejala gangguan atau kriteria autisme pada anak

Skrining Autisme Bisa lewat Aplikasi Tentang Anakilustrasi anak cuek tidak ingin bermain dengan anak lain (pexels.com/Kampus Production)

Prof. Hardiono juga memaparkan mengenai gejala-gejala autisme pada anak, yang patut diwaspadai orang tua. Berikut ini gejala gangguan atau kriteria ASD pada anak:

  • Gangguan sosial emosional, seperti mimik muka datar, sering tidak bereaksi, kontak mata kurang, cuek, tidak bermain dengan anak lain, tidak berbagi, tidak merespons emosi timbal balik, dan tidak ada pretend play atau permainan pura-pura.
  • Gangguan komunikasi, seperti tidak bicara, speech delay, bicara aneh atau sulit dimengerti dan ekolalia (mengulang kata-kata).
  • Gangguan interaksi sosial, seperti tidak memulai interaksi, menjawab seadanya, tidak bisa berinteraksi dalam waktu yang lama.
  • Anak menunjukkan perilaku yang stereotip atau perilaku berulang kali dengan intensitas yang tidak wajar.
  • Gejala terjadi sejak usia dini, bahkan sudah dapat terlihat ketika usia kurang dari 3 tahun.
  • Gejala dapat berubah dengan umur dan terapi.
  • Gejala dapat menetap, terutama gangguan interaksi sosial.

Jika seorang anak mengalami gejala-gejala di atas, maka orang tua dapat melakukan skrining online lewat aplikasi Tentang Anak, yang merupakan hasil kolaborasi dengan @AnakkuID. Terdapat dua skrining yang tersedia:

  • Untuk anak usia 10–14 bulan bisa menggunakan Early Screening of Autistic Traits (ESAT).
  • Untuk anak usia 18–30 bulan bisa menggunakan Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT).

5. Tujuan dari fitur skrining autisme

Skrining Autisme Bisa lewat Aplikasi Tentang Anakilustrasi tumbuh kembang anak yang baik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Keluarga merupakan unit terkecil yang sangat penting dalam hal tumbuh kembang anak. Menurut survei, keluarga Indonesia masuk ke dalam kelompok keluarga berkembang pada 2021. 

"Kami sangat mengapresiasi Tentang Anak yang memberikan komitmen nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak Indonesia melalui berbagai inovasi, salah satunya dengan fitur skrining autisme di aplikasi Tentang Anak," kata dr. Irma Ardiana, MAPS, selaku direktur Bina Keluarga dan Anak BKKBN. 

Tentang Anak berharap dengan adanya fitur skrining autisme ini, anak dengan gangguan spektrum autisme dapat terdeteksi lebih dini sehingga lebih cepat mendapat penanganan dan tumbuh kembangnya tetap optimal.

Baca Juga: Mengenal Kondisi Autisme pada Anak Perempuan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya