Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berlari bersama pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi berlari bersama pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Intinya sih...

  • Penting untuk mengatur pace lari. Biarkan jantung bekerja lebih keras dari biasanya, tetapi jangan sampai tubuh dipaksa melampaui batas. Dengan cara ini, kamu bisa mencapai runner’s high.

  • Mungkin sulit untuk mencapai runner's high jika kamu adalah pelari pemula. Namun, seiring waktu dan latihan yang konsisten, tubuh akan belajar menyesuaikan diri.

  • Konsistensi, lari jarak panjang, pola makan dan tidur yang baik, serta lari bareng juga dapat membantu mencapai runner’s high.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Buat kamu yang gemar berlari, atau baru mulai mencoba konsisten berlari, pasti pernah mendengar istilah "runner’s high". Banyak yang menyebutnya sebagai bonus dari berlari. Ini adalah perasaan ketika tubuh terasa ringan, suasana hati membaik, bahkan rasa lelah seolah lenyap. Banyak pelari menggambarkannya sebagai sensasi euforia yang membuat mereka ingin terus melangkah, menambah jarak, dan menikmati setiap detik di lintasan.

Fenomena ini biasanya muncul setelah olahraga berat, seperti lari jarak jauh atau aktivitas kardio intens. Namun, manfaatnya tidak berhenti di situ. Runner’s high juga dapat menurunkan stres, menumbuhkan rasa percaya diri, hingga membuat pikiran terasa lebih jernih dan positif. Dengan kata lain, bukan hanya tubuh yang mendapat keuntungan, tetapi juga mental dan emosimu.

Pertanyaannya, bagaimana caranya agar bisa merasakan sensasi menyenangkan ini? Tenang, ada beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk mencapai runner’s high. Yuk, simak!

1. Latihan jangan terlalu keras

Kunci untuk merasakan runner’s high terletak pada intensitas latihan. Banyak orang mengira makin cepat atau makin berat lari, makin besar pula peluang merasakan euforia itu. Padahal, yang terjadi justru sebaliknya, tubuh bisa cepat kelelahan, bahkan berisiko cedera.

Sebaliknya, ketika kamu berlari dengan kecepatan sedang, tubuh akan berada di zona yang pas untuk memicu pelepasan endocannabinoid—zat alami yang diproduksi otak dan tubuh. Zat ini berperan besar dalam meningkatkan suasana hati, mengurangi rasa nyeri, sekaligus menciptakan sensasi ringan dan nyaman saat berlari.

Itulah sebabnya, penting untuk mengatur pace lari. biarkan jantung bekerja lebih keras dari biasanya, tetapi jangan sampai tubuh dipaksa melampaui batas. Dengan cara ini, kamu bisa mencapai runner’s high.

2. Jangan lupa pemanasan

Sebelum berlari, terutama jarak jauh, pemanasan tidak boleh dilewatkan. Tubuh itu layaknya mesin, kalau dipacu tanpa persiapan, mesin akan cepat panas dan mudah rusak.

Luangkan sekitar 5 menit untuk melakukan stretching otot tubuh bagian atas maupun bawah. Gerakan sederhana ini membantu otot lebih lentur, sirkulasi darah lancar, dan tubuh siap menghadapi beban yang lebih berat. Setelah itu, mulailah berlari dengan kecepatan rendah, sekitar 50 persen dari pace normal, selama 10 menit pertama.

Banyak orang sering tergoda untuk langsung lari cepat di awal, padahal itu bisa menguras habis stamina sebelum waktunya. Bersabarlah, mulai perlahan, biarkan tubuh beradaptasi, barulah tingkatkan tempo. Dengan begitu, kamu bisa berlari lebih stabil, nyaman, dan bertahan lebih lama.

3. Naikkan tempo secara perlahan

ilustrasi pria sedang lari (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kalau badan sudah panas dan ritme napas mulai stabil, saatnya perlahan menaikkan kecepatan hingga sekitar 70 persen dari kemampuan maksimal. Bukan berarti harus langsung sprint, fokuslah menjaga konsistensi dengan pace yang terasa nyaman dan bisa dipertahankan.

Jika di tengah jalan terasa terlalu berat, tidak ada salahnya menurunkan sedikit ke 60 persen. Prinsip utamanya adalah menjaga tubuh tetap stabil tanpa dipaksa melewati batas, bukan soal seberapa cepat kamu bisa berlari.

Dengan tempo yang pas, lari akan terasa lebih menyenangkan. Kamu bisa lebih fokus pada langkah, napas, bahkan suasana di sekitar. Inilah cara terbaik menikmati lari.

4. Lari lebih sering

Mungkin sulit untuk mencapai runner's high jika kamu adalah pelari pemula. Tubuh masih kaget, otot terasa pegal, langkah terasa berat, dan napas sering tersengal. Semua rasa tidak nyaman itu adalah bagian dari fase adaptasi.

Namun, seiring waktu dan latihan yang konsisten, tubuh akan belajar menyesuaikan diri. Setelah beberapa bulan, otot-otot menjadi lebih kuat, paru-paru lebih efisien, dan detak jantung lebih stabil. Saat itulah, peluang untuk masuk ke “zona nyaman” meningkat, momen ketika lari tidak lagi terasa menyiksa.

Intinya, konsistensi adalah kunci. Makin rutin kamu berlari, makin besar kesempatan untuk merasakan euforia khas runner’s high yang selama ini diceritakan oleh banyak pelari.

5. Coba lari jarak panjang

Kalau sudah terbiasa lari, coba lakukan lari jarak jauh dengan pace yang lebih lambat. Misalnya, nikmati lintasan selama satu jam penuh atau bahkan lebih. Ritme panjang yang stabil ini memberi kesempatan tubuh untuk memicu sistem endocannabinoid hingga sensasi runner’s high terasa makin nyata.

Meski begitu, tetap perlu bijak. Lari jarak jauh memang memberi manfaat, tetapi juga membawa risiko, terutama bila tubuhmu rentan cedera. Jangan terlalu sering memaksakan diri menempuh jarak panjang. Dengarkan sinyal tubuh, atur jadwal dengan seimbang, dan pastikan ada waktu cukup untuk pemulihan.

6. Perhatikan pola makan dan tidur

ilustrasi orang sedang makan (pexels.com/pexels)

Nutrisi dan istirahat berperan besar dalam perjalanan menuju runner’s high. Sebagus apa pun latihanmu, kalau pola makan berantakan dan sering kurang tidur, tubuh akan terasa lemas. Energi cepat habis, performa pun menurun.

Padahal, euforia khas runner’s high biasanya muncul ketika tubuh mampu bertahan lebih lama dari biasanya—saat otot, paru-paru, dan pikiran bekerja selaras melewati batas nyaman. Untuk bisa sampai ke titik itu, tubuh butuh “bahan bakar” dan waktu pemulihan yang cukup.

Jadi, penting untuk menjaga asupan bergizi. Karbohidrat sebagai sumber energi, protein untuk perbaikan otot, serta vitamin dan mineral yang mendukung metabolisme. Ditambah dengan tidur cukup, tubuh akan lebih fit, siap berlari, dan lebih mudah mencapai runner’s high.

7. Lari bersama teman

Berlari bersama teman, pasangan, atau bersama komunitas lari akan terasa lebih menyenangkan buat kamu yang tidak suka lari sendirian.

Lari bareng bukan cuma membuatmu merasa lebih bersemangat, tetapi juga memberi dorongan fisiologis tambahan. Studi menunjukkan bahwa olahraga berkelompok dapat meningkatkan pelepasan endorfin lebih banyak dibanding saat melakukannya sendiri. Endorfin inilah yang sering disebut sebagai “hormon bahagia”, yang membuat suasana hati melambung dan tubuh terasa ringan.

Jadi, siapa tahu sensasi runner’s high justru lebih mudah kamu temukan ketika berlari bersama.

Runner’s high itu nyata dan bisa dirasakan siapa saja, asal tahu cara memicunya. Intinya, jangan terburu-buru, jaga konsistensi lari, atur intensitas, dan dukung dengan pola hidup sehat. Dengan latihan teratur, lari jarak panjang, serta mungkin lari bersama teman, peluangmu merasakan sensasi euforia ini akan semakin besar.

Referensi

"How to Achieve the Runner’s High." Health. Diakses pada Agustus 2025.
"A Guide to Runner’s High: The Science and Experience Behind the Euphoria" Polar. Diakses pada Agustus 2025.
"5 Easy Steps to Get a Runner’s High." Squatwolf. Diakses pada Agustus 2025.

Editorial Team