Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Teknik Berlari untuk Meningkatkan Kekuatan Selama Maraton, Terapkan!

ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)
ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Menjaga postur tubuh yang baik saat berlari untuk efisiensi dan daya tahan.
  • Meningkatkan cadence dengan langkah pendek dan cepat untuk mengurangi tekanan pada otot kaki.
  • Melatih kekuatan otot inti, kaki, dan pemulihan yang cukup untuk persiapan maraton yang optimal.

Berlatih untuk maraton membutuhkan dedikasi, ketekunan, dan pemahaman yang baik mengenai teknik berlari. Salah satu komponen penting dalam mempersiapkan diri menghadapi lomba jarak jauh adalah meningkatkan kekuatan tubuh, khususnya pada bagian kaki dan inti.

Ketika berlari dalam jarak jauh, tubuh harus dapat menahan beban yang terus-menerus dan mengelola energi dengan efisien agar dapat bertahan hingga garis finis. Memperbaiki teknik berlari bukan hanya membantu mempercepat waktu tempuh, tetapi juga mengurangi risiko cedera yang sering terjadi pada pelari maraton. 

Supaya staminamu tetap terjaga, langsung saja intip ketujuh teknik berlari untuk meningkatkan kekuatan selama maraton di bawah ini. Jangan di-skip!

1. Menjaga postur tubuh yang baik

ilustrasi lari maraton (freepik.com/gpointstudio)
ilustrasi lari maraton (freepik.com/gpointstudio)

Postur tubuh yang baik saat berlari adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi efisiensi dan daya tahan. Menjaga tubuh tetap tegak dengan sedikit condong ke depan dapat membantu mengoptimalkan gerakan tubuh, mencegah kelelahan dini, serta mengurangi ketegangan pada sendi dan otot. Ketika berlari, penting untuk memastikan bahwa kepala sejajar dengan tulang belakang, dan punggung tidak membungkuk.

Gerakan tangan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan otot bahu cepat lelah dan merusak ritme lari. Posisi tangan yang lebih rendah dan mendekati pinggang akan lebih efektif untuk menjaga aliran energi yang optimal. Dengan postur yang benar, pelari dapat memanfaatkan energi lebih efisien, sehingga kekuatan dapat digunakan sepanjang maraton tanpa pemborosan yang berlebihan.

2. Teknik berlari dengan cadence yang cepat

ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)
ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)

Cadence yang tinggi, atau sering disebut dengan frekuensi langkah yang cepat, berperan penting dalam meningkatkan efisiensi berlari. Menjaga langkah tetap ringan dan cepat dapat mengurangi tekanan pada otot kaki serta memperbaiki pola berlari secara keseluruhan. Rata-rata pelari maraton cenderung memiliki cadence sekitar 170 hingga 180 langkah per menit. Peningkatan cadence dapat mengurangi benturan dengan tanah, mengurangi risiko cedera, dan meningkatkan kecepatan secara keseluruhan.

Untuk mencapai cadence yang optimal, penting untuk fokus pada langkah pendek dan cepat. Pelari dapat mencoba untuk mengurangi panjang langkah mereka dan fokus untuk meningkatkan frekuensi langkah per menit. Menggunakan alat bantu seperti metronom atau aplikasi pelacak dapat membantu memonitor cadence dan memberikan panduan untuk meningkatkan frekuensi langkah.

3. Melatih kekuatan otot inti

ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)
ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)

Otot inti memainkan peranan penting dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas tubuh saat berlari. Kekuatan inti tubuh membantu mengontrol gerakan tubuh secara keseluruhan, sehingga dapat mencegah cedera dan memperbaiki postur berlari. Latihan kekuatan inti seperti plank, crunch, dan latihan stabilitas lainnya sangat bermanfaat untuk memperkuat otot-otot perut, punggung bawah, dan pinggang.

Selain itu, otot inti yang kuat juga mendukung gerakan kaki yang lebih efisien, memungkinkan pelari untuk menjaga ritme berlari lebih lama tanpa merasa kelelahan yang berlebihan. Saat otot inti lebih stabil, pelari akan lebih mudah mengatasi kondisi jalan yang menantang seperti tanjakan atau permukaan yang tidak rata. Oleh karena itu, melatih kekuatan otot inti adalah bagian yang tak terpisahkan dalam persiapan fisik untuk maraton.

4. Berlari dengan teknik minimalis

ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)
ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)

Teknik berlari minimalis berfokus pada penggunaan energi yang efisien dengan mengurangi pergerakan tubuh yang tidak perlu. Salah satu prinsip utama dari teknik ini adalah berlari dengan langkah yang lebih ringan dan lebih cepat, dengan menekankan pada pendaratan kaki yang lembut. Dengan mengurangi panjang langkah yang berlebihan, pelari dapat mengurangi beban yang diterima oleh tubuh dan meningkatkan kecepatan berlari secara keseluruhan. 

Selain itu, teknik minimalis juga mengajarkan pelari untuk mendarat dengan kaki bagian tengah atau depan, bukan tumit. Pendaratan dengan tumit dapat menghasilkan lebih banyak dampak pada tubuh, sementara mendarat dengan kaki tengah atau depan membantu mendistribusikan beban secara merata, mengurangi cedera, dan meningkatkan efisiensi berlari. Pelari yang menguasai teknik ini dapat berlari dengan lebih sedikit usaha namun tetap mempertahankan kecepatan yang stabil sepanjang maraton.

5. Menggunakan teknik napas yang efektif

ilustrasi lari maraton (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi lari maraton (freepik.com/pressfoto)

Napas yang efisien sangat penting dalam mempertahankan kekuatan selama berlari, terutama pada lomba maraton. Teknik pernapasan yang baik dapat membantu tubuh mendapatkan oksigen yang cukup dan mengurangi rasa lelah. Salah satu teknik pernapasan yang sering digunakan oleh pelari adalah pernapasan perut, di mana udara dihirup melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut dengan melibatkan diafragma.

Selama berlari, penting untuk menjaga ritme pernapasan yang sesuai dengan kecepatan lari. Jika pernapasan tidak teratur, tubuh dapat kekurangan oksigen, yang dapat menyebabkan rasa lelah yang lebih cepat. Mengatur pernapasan dengan baik akan menjaga aliran oksigen yang stabil ke otot-otot tubuh, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan performa secara keseluruhan. 

6. Latihan kekuatan otot kaki

ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)
ilustrasi lari maraton (freepik.com/freepik)

Kekuatan otot kaki adalah faktor yang sangat penting untuk menjaga daya tahan selama maraton. Latihan kekuatan otot kaki, seperti squat, lunges, dan leg press, akan memperkuat otot paha depan, belakang, dan betis. Otot kaki yang kuat tidak hanya meningkatkan kemampuan pelari untuk berlari lebih cepat, tetapi juga mengurangi risiko cedera pada area ini, yang sering kali terjadi selama berlari dalam jarak jauh. Dengan memperkuat otot kaki, pelari akan lebih siap menghadapi tantangan medan yang bervariasi selama maraton.

Selain latihan kekuatan, latihan plyometric juga penting untuk meningkatkan kekuatan ledakan otot kaki. Latihan seperti box jumps dan lompatan bergantian dapat meningkatkan kecepatan reaksi otot dan kemampuan untuk mendorong tubuh ke depan dengan lebih efisien. Dengan rutinitas latihan yang terfokus pada kekuatan kaki, pelari dapat meningkatkan performa secara keseluruhan dan mengurangi kemungkinan kelelahan otot selama perlombaan.

7. Pemulihan yang cukup

ilustrasi lari maraton (freepik.com/Drazen Zigic)
ilustrasi lari maraton (freepik.com/Drazen Zigic)

Pemulihan merupakan bagian penting dalam melatih tubuh untuk maraton. Tanpa pemulihan yang cukup, tubuh tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk memperbaiki dan membangun otot-otot yang telah digunakan selama latihan. Proses pemulihan yang efektif mencakup tidur yang cukup, penggunaan teknik pendinginan setelah berlari, serta pemberian nutrisi yang tepat untuk mempercepat pemulihan.

Selain itu, melakukan latihan ringan atau cross-training seperti bersepeda atau berenang pada hari-hari istirahat dapat membantu menjaga kebugaran tubuh tanpa membebani otot yang telah bekerja keras. Pemulihan yang baik memungkinkan tubuh untuk beradaptasi dengan intensitas latihan yang lebih tinggi dan mempersiapkan tubuh untuk tantangan maraton yang sesungguhnya. 

Maraton bukan hanya soal ketahanan fisik, tetapi juga mental, yang dapat ditingkatkan melalui strategi berlari yang tepat. Dengan latihan yang tepat, kecepatan dan kekuatan akan berkembang seiring waktu, menjadikan setiap pelari lebih siap menghadapi tantangan maraton dengan percaya diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us