Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berlari (pexels.com/RUN 4 FFWPU)
ilustrasi berlari (pexels.com/RUN 4 FFWPU)

Intinya sih...

  • Menjaga pernapasan sangat penting untuk menjaga detak jantung yang stabil saat berlari.

  • Jika kamu khawatir mengenai detak jantung terlalu tinggi, hindari stimulan seperti kafein, baik dari kopi maupun minuman dan suplemen pre-workout.

  • Hidrasi dan nutrisi yang tepat sangat penting untuk menjaga detak jantung yang optimal saat berlari.

Saat sedang berlari, kamu mungkin melihat angka detak jantung per menit di smartwatch meningkat atau merasakan jantung berdebar kencang. Ini sebenarnya wajar karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini membuat detak jantung meningkat, terutama saat intensitas latihan bertambah. Namun, jika detak jantung naik terlalu tinggi, tubuh bisa cepat kelelahan, napas terengah-engah, dan risiko cedera meningkat. Itulah sebabnya penting untuk memahami bagaimana cara mengontrol detak jantung selama berlari.

Menurunkan detak jantung saat lari bukan berarti mengurangi kualitas latihan. Justru, dengan pendekatan yang tepat seperti pengaturan ritme, pernapasan, dan jenis latihan, kamu bisa melatih jantung untuk bekerja lebih efisien. Hasilnya, performa meningkat, tubuh lebih kuat, dan manfaat olahraga bisa dirasakan lebih optimal.

Kalau kamu suka lari dan mau tahu apa saja langkah-langkah praktis yang bisa kamu lakukan untuk menjaga detak jantung tetap stabil saat berlari, terus baca artikel ini sampai tuntas, ya!

1. Jaga pernapasan terkontrol

Menjaga pernapasan sangat penting untuk menjaga detak jantung yang stabil saat berlari. Latihlah napas dalam dan terkontrol, tarik napas melalui hidung dan embuskan napas melalui mulut. Fokuslah pada pernapasan diafragma untuk meningkatkan efisiensi sistem pernapasan dan mengurangi tekanan pada jantung.

2. Hindari stimulan sebelum berlari

Banyak orang minum kopi sebelum berlari atau olahraga untuk meningkatkan energi dan performa latihan. Namun, sebenarnya, kafein dalam kopi bersifat stimulan yang dapat meningkatkan detak jantung saat berolahraga. Jika kamu khawatir mengenai detak jantung terlalu tinggi, hindari stimulan seperti kafein, baik dari kopi maupun minuman dan suplemen pre-workout.

3. Berlari dengan kecepatan santai

ilustrasi berlari (freepik.com/tirachardz)

Saat berolahraga, detak jantung meningkat untuk mengirimkan lebih banyak nutrisi dan oksigen ke otot. Makin keras kamu mendorong otot, makin banyak darah yang dibutuhkannya, dan makin cepat jantung berdebar. Jika kamu memperlambat kecepatan, detak jantung kemungkinan akan menurun. Kamu juga dapat menggabungkan periode lari intens dengan periode pemulihan dengan kecepatan lebih lambat. Selama kamu tetap berada dalam target detak jantung, kamu akan mendapatkan manfaat kardiovaskular.

4. Variasikan jenis latihan

Menggabungkan berbagai jenis latihan adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi jantung dan kinerja secara keseluruhan. 

  • Long jogs (lari jarak jauh) membantu jantung beradaptasi dengan aktivitas berkepanjangan, sehingga lama-lama detak jantung rata-rata jadi lebih rendah. Untuk pemula, bisa dimulai dengan kombinasi jalan dan lari.

  • Latihan intensitas rendah, seperti lari lambat, bagus untuk kesehatan jantung dan membakar lemak, tanpa membuat tubuh terlalu lelah. Ini membangun dasar aerobik yang kuat.

  • Latihan intensitas tinggi (seperti interval dan threshold run) melatih jantung untuk menghadapi beban berat. Meski terlihat berlawanan, tetapi latihan ini bisa menurunkan detak jantung saat istirahat dalam jangka panjang, asalkan dilakukan secara bertahap dan disertai waktu pemulihan.

5. Gabungkan latihan beban

Menggabungkan lari dan latihan beban dapat membantu manajemen detak jantung. Latihan beban membantu memperkuat otot dan meningkatkan daya tahan tubuh. Ketika otot-otot menjadi lebih kuat dan efisien, tubuh tidak perlu bekerja sekeras itu saat berlari. Akibatnya, beban kerja jantung pun berkurang, sehingga detak jantung bisa tetap lebih rendah, bahkan ketika menghadapi medan sulit atau jarak tempuh yang lebih panjang. Karena itu, pelari tetap perlu memasukkan latihan beban dalam rutinitas mingguan untuk meningkatkan performa lari.

6. Nutrisi dan hidrasi

ilustrasi minum air (unsplash.com/nigelm23)

Hidrasi dan nutrisi yang tepat sangat penting untuk menjaga detak jantung yang optimal saat berlari. Pastikan kamu minum cukup air sebelum, selama, dan setelah latihan. Pilih makanan ringan dan mudah dicerna sebelum berlari dan setelah latihan, juga sertakan karbohidrat kompleks dan protein untuk membantu pemulihan otot.

Mengonsumsi stimulan seperti kopi, cokelat, dan teh sebelum latihan dapat memengaruhi detak jantung. Disarankan untuk menghindari kafein, makanan cepat saji, dan rokok jika kamu ingin menjaga detak jantung tetap terkendali.

7. Konsistensi

Konsistensi adalah kunci untuk meningkatkan performa lari dan mempertahankan detak jantung yang lebih rendah. Sesi latihan yang teratur dan terstruktur memungkinkan tubuh beradaptasi dan menjadi lebih efisien seiring waktu. Dengan tetap konsisten dengan program lari, ini akan mengarah pada peningkatan kebugaran terkait lari dan detak jantung yang lebih rendah selama berlari.

Menurunkan detak jantung saat lari bukan hanya soal menjaga ritme, tetapi juga tentang membangun tubuh yang lebih kuat dan efisien melalui latihan yang tepat. Dengan menerapkan strategi yang konsisten dan seimbang, kamu bisa berlari lebih nyaman, lebih lama, dan tentunya lebih sehat.

Referensi

"Heart Rate Too High While Running?" Rehab 2 Perform. Diakses pada Juli 2025.
"How to Lower Your Heart Rate While Running." Running Coach. Diakses pada Juli 2025.
"How to Lower Your Heart Rate While Running." Verywell Health. Diakses pada Juli 2025.

Editorial Team